Kepala sekolah sebagai pemimpin memegang peranan penting dalam menciptakan perubahan positif pada ekosistem sekolah. Pemimpin yang baik perlu memperhatikan beberapa hal seperti kapasitas staff, perlunya komunikasi yang terbuka, serta umpan balik yang membangun. Beberapa hal berikut dapat diikuti oleh para kepala sekolah yang hendak melakukan perubahan positif bersama GSM di sekolahnya :
- Pengambilan kebijakan berorientasi pada siswa
Kebutuhan siswa harus menjadi pusat dari pembuatan kebijakan di sekolah. Meski demikian, terkadang kepala sekolah masih berupaya mengambil kebijakan berdasarkan apa yang diinginkan guru. Kepala sekolah sebaiknya tetap mengedepankan siswa sebagai prioritas pengambilan keputusannya dan secara konsisten mampu menjelaskan alasan dibalik keputusannya tersebut kepada para guru. Selama para guru memahami alasan tersebut adalah untuk kebaikan siswa, mereka akan lebih mudah menerimanya bahkan pada kebijakan yang tidak biasa.
Hal inilah yang dilakukan Bu Anik, kepala sekolah SMK 1 Panji Situbondo. Di sekolah yang sebelumnya ia pimpin, beliau berani melakukan gebrakan dengan mengizinkan siswa yang harus membantu orangtuanya panen kangkung untuk tidak mengikuti ujian akhir semester. Mulanya, kebijakan ini tidak disetujui oleh waka kurikulum. Bu Anik kemudian menjelaskan bahwa alasannya tersebut karena ia ingin hard-skill maupun soft-skill siswa harus diterapkan dan tidak hanya ditulis. Ujian bisa menyusul, namun panen tidak bisa ditunda karena ini adalah bekal hidup bagi anak-anak. Keputusan itu akhirnya dapat diterima oleh para guru, dan siswa tetap diperbolehkan untuk panen.
- Bangun tujuan yang jelas
Kepala sekolah perlu memastikan bahwa ia telah mengkomunikasikan dengan jelas kepada para guru terkait peran mereka dalam meraih tujuan bersama, dalam hal ini adalah tujuan dari gerakan perubahan ala GSM. Kepala sekolah juga perlu memastikan bahwa para guru sudah memahami arah perubahan serta langkah-langkah yang perlu dilakukan.
- Dengarkan masukan dari guru
Meskipun sudah membuat kebijakan, kepala sekolah juga perlu mendengarkan suara guru. Hal ini dapat dilakukan dengan tetap meminta pendapat mereka akan kebijakan yang akan diberlakukan di sekolah dan mendengarkan masukan yang ada. Hal ini mampu menciptakan kultur kerja yang positif dan membuat para guru menyadari bahwa kepala sekolah menghargai pendapat mereka.
- Mulai perubahan dengan contoh
Pemberian contoh dapat menjadi cara paling jitu dalam menyuarakan perubahan positif. Kepala sekolah perlu mencontohkan sendiri sikap maupun tindakan yang mencerminkan nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada warga sekolahnya. Sekalipun hanya tindakan kecil seperti memberikan apresiasi pada setiap usaha yang dilakukan guru, dapat menjadi pemantik bagi para guru untuk melakukan hal yang sama.
Hal ini yang dilakukan Bu Hatri, yang sebelumnya merupakan kepala sekolah SD Rejodani. Bu Hatri turun langsung ke kelas untuk mengkondisikan anak yang bersikap kurang baik terhadap guru. Hal yang dikedepankan Ibu Hatri adalah mengajak dialog langsung dengan anak tanpa menggunakan nada tinggi. Selama dialog, anak diminta merefleksi sikapnya sendiri dan dimintai pendapat apa yang harus dilakukannya untuk menghormati guru. Dari situ, Bu Hatri langsung memberikan contoh kepada gurunya akan hal yang bisa dilakukan untuk memanajemen kelas.
- Biasakan memberi umpan balik yang membangun
Dalam memantau pelaksanaan inovasi kebijakan di sekolah, kepala sekolah perlu menyampaikan masukan yang membangun sesegera mungkin apabila ada hal yang perlu diberi masukan. Proses evaluasi ini tidak perlu disampaikan dengan cara yang negatif namun justru harus dijadikan kesempatan untuk menyemangati guru dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Hal ini sudah diterapkan oleh Bu Dyah, kepala sekolah SMK Kemusu. Bu Dyah memberi instruksi langsung pada guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis project, seperti mengatakan bahwa anak yang sudah diberi project kolaborasi tidak perlu diberi tugas tambahan. Para guru pun juga menanggapi positif feedback tersebut. Selain itu, sebelum para guru membagikan materi pembelajaran ke siswa, rancangan materi tersebut disampaikan dulu ke Bu Dyah, dan beliau akan mengoreksi satu persatu. Apabila ada yang kurang, beliau langsung memberikan revisi dan para guru segera merevisinya saat itu juga. Proses ini dapat dilakukan beberapa kali sampai materi dirasa sudah tepat. Bu Dyah juga tak lupa menyemangati dan memotivasi para guru untuk selalu mau belajar dan berubah.
- Buatlah rapat yang berkesan
Rapat reguler dapat memberikan beban tersendiri pada guru apalagi bila tidak ada hal pasti yang akan dibahas. Setiap pertemuan atau rapat perlu didasarkan pada kebutuhan untuk membahas tujuan yang spesifik. Selain itu, proses diskusi juga harus menjadi kegiatan inti dari rapat sementara penyampaian informasi yang bersifat teknis dapat disampaikan lewat e-mail. Hal ini memungkinkan guru dan kepala sekolah untuk membangun koneksi dan menemukan insight baru yang tidak terpikirkan sebelum proses diskusi.
Sumber : https://www.edutopia.org/article/7-tips-effective-school-leadership
Ditulis oleh : Luthfiasari Sekar Fatimah
0 Comments