GSM

Membangun Kultur Sekolah Menyenangkan: Jejak Inspirasi dari Bali dan Supiori

“Bagaimana cara membangun kultur di sekolah, kalau dari dalam diri kita belum merubah dan membiasakan cara berpikir kita?” – Reynold.   Budaya terbentuk dari pikiran dan praktik-praktik yang konsisten dilakukan terus menerus. Tentunya budaya-budaya yang terbentuk akan berbeda di setiap daerah, termasuk di setiap sekolah. Gerakan Sekolah Menyenangkan dalam membangun Read more…

Susahnya Menjadi Guru di Indonesia: Menilik Hambatan Struktural dan Hambatan Kultural

“Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat)” Ki Hadjar Dewantara Kutipan kalimat dari Bapak Pendidikan Indonesia tersebut memunculkan sebuah pertanyaan, apakah pendidikan di Indonesia sudah memerdekakan manusia? Esensi merdeka tentu harus didapatkan lebih dahulu oleh para guru sebelum mereka dapat membimbing Read more…

Memahami Sosok Guru Intelektual dari sang Bapak Pendidikan Indonesia

“Kaum Intelektual tidak sekadar berumah di atas angin, di menara gading singgasana keintelektualannya, melainkan sekaligus terlibat bergulat dengan politik dan kekuasaan demi mencari jalan keluar atau terobosan implementatif bagi berbagai persoalan kemanusiaan dan kebangsaan” Alexander Sonny Keraf Disematkannya julukan Bapak Pendidikan Indonesia kepada Ki Hadjar Dewantara tak lepas dari perjuangan Read more…

Refleksi Atas Pancasila dan Nilai Kemanusiaan dalam Pendidikan

Manusia akan berhadapan dengan teknologi canggih yang diciptakan dan berpotensi mengungguli kemampuan manusia itu sendiri. Keinginan untuk mengotomasi segala lini industri, pemerintah, hingga pendidikan menjadi salah satu pemicu utama adanya Revolusi Industri 5.0. Kemampuan robot dan kecerdasan buatan akan terus dikembangkan dan dipersonalisasi dengan human touch. Hal ini diciptakan agar Read more…

School Expo GSM: Pameran Perubahan dari Sekolah Pinggiran

Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa praktik pembelajaran yang menyenangkan hanya terdapat pada sekolah-sekolah elite. Hal ini menjadikan masyarakat memiliki paradigma adanya eksklusifitas dalam sistem pembelajaran. Akan tetapi, hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Seluruh pelaku pendidikan juga dapat menjalankan praktik-praktik pembelajaran yang menyenangkan sebagai upaya transformasi pendidikan di Indonesia.  Hal itu ditunjukkan Read more…

Kalau Pendidikan Kita Sudah Merdeka, Memang Apa Dampaknya?

Pendidikan yang memerdekakan menyematkan keceriaan bagi para siswa, guru dan sepatutnya para pemangku kepentingan. Kegagalan bukan lagi dilihat sebagai sesuatu yang perlu diasingkan apalagi mendapat hukuman, tetapi dimaknai sebagai proses belajar dengan refleksi mendalam. Keberanian unjuk diri dalam mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok tanpa takut dipandang sebelah mata berdampak baik pada pembentukan karakter peserta didik dalam persiapan membentuk kolaborasi secara global. Kebebasan belajar yang terarah ini tentunya dipersiapkan untuk mencapai dampak yang signifikan.

Hadapi Perubahan Zaman, Melatih Guru Demi Pembaharuan Pendidikan

Bicara mengenai transformasi pendidikan, tentu seluruh pihak yang berkepentingan perlu ikut serta menjadi penggerak perubahan. Terlebih pada gerakan akar rumput seperti GSM, semua pihak punya peran penting masing-masing. Begitu pula narasumber yang penulis wawancarai kali ini.
Beliau adalah Pak Gunawan, salah satu “penggerak” GSM yang merupakan widyaiswara di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Malang.

Memberantas Feodalisme Pendidikan

Inilah salah satu kondisi pendidikan kita yang kian problematis. Realita yang justru menegaskan bahwa feodalisme masih sangat subur dan kental dalam praktik pendidikan di tanah air. Jika kondisi dan praktik demikian tak dibenahi, maka bukan tidak mungkin kika kedepannya akan lahir potret penerus bangsa yang gagap, mengekor, apatis, dan sejenisnya.