Mengutip pernyataan Alfie Kohn bahwa “teacher is in control of putting the kids in control” menggambarkan pentingnya peran guru dalam membimbing anak didiknya untuk mengembangkan kepemimpinan mereka sendiri. Hal ini dapat menyoroti konsep bahwa guru memiliki kekuatan untuk menciptakan lingkungan tempat anak didik merasa didorong dan diberdayakan untuk mengambil inisiatif dalam proses pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, guru dapat memainkan peran kunci dalam membantu anak didik mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.
Contoh sederhana dari konsep ini adalah ketika seorang guru memberikan tanggung jawab kepada anak didik untuk mengorganisir dan memimpin diskusi kelas. Dengan memberi mereka kepercayaan dan tanggung jawab, guru memberikan kesempatan bagi anak didik untuk merasakan kontrol atas pembelajaran mereka sendiri. Misalnya, seorang anak didik yang dipercaya untuk memimpin diskusi mungkin akan merencanakan pertanyaan yang menantang dan mendorong partisipasi aktif dari teman-temannya.
Selain itu, guru juga dapat menciptakan lingkungan tempat anak didik merasa aman untuk mengambil risiko dan mengemukakan ide-de mereka sendiri. Misalnya, dalam proyek kelompok, guru dapat memberikan siswa kebebasan untuk menentukan arah dan strategi proyek mereka sendiri. Dengan demikian, guru memberdayakan anak didik untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, sambil tetap memberikan bimbingan dan dukungan yang diperlukan.
Dengan memberikan kontrol kepada anak didik, guru tidak hanya membantu mereka mengembangkan keterampilan kepemimpinan, tetapi juga membantu mereka membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian dalam pembelajaran. Hal ini adalah investasi dalam pembentukan generasi pemimpin yang kreatif, mandiri, berpikiran terbuka, serta siap menghadapi tantangan masa depan dengan keyakinan dan kemampuan untuk beradaptasi. Semua itu bida dapatkan pada gelaran yang baru usai dilaksanakan di Cross Learning Nusa Cita GSM, dengan menutup tiap sesinya dengan dialog reflektif antara guru dan anak didiknya. Mari bersabar untuk menunggu gelaran Cross Learning Nusa Cita Batch 2 yang akan dilaksanakan kembali oleh Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).
Penulis: Ali Shodikin (Leader Komunitas GSM Jateng)
0 Comments