GSM

Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara daring saat ini banyak dikeluhkan oleh para peserta didik. Tidak sedikit murid yang mengeluh karena hanya diberikan tugas dan berbagai catatan materi pembelajaran. Banyaknya catatan mengenai materi yang diberikan lebih banyak berkontribusi menambah kejenuhan dan kebosanan peserta didik dalam menjalani sekolah secara daring. Namun, pak Sujinarto yang merupakan salah satu guru penyimpang GSM dan pengajar siswa – siswi SMK di Semarang berani melakukan penyimpangan pembelajaran dari yang biasanya dilakukan untuk para peserta didiknya.

Penyimpangan yang dilakukan oleh pak Sujinarto bukanlah suatu penyimpangan yang negatif, melainkan berupa perubahan positif yang berdampak baik bagi perkembangan para peserta didik. Salah satu penyimpangan tersebut dilakukan karena beliau mengalami keresahan yang sama mengenai pola pembelajaran daring yang beliau ketahui di beberapa sekolah saat ini. Beliau menyayangkan, bahwa benar masih banyak sekolah yang lebih dominan memberikan materi pembelajaran dengan tugas yang menumpuk tanpa adanya alternatif metode pembelajaran yang lebih efektif.

Selain itu, ujian yang dilakukan secara luring hingga daring belum tentu menggambarkan kemampuan serta kapasitas asli peserta didik dalam proses belajarnya. Dikarenakan, minat dan bakat peserta didik yang tidak dapat diseragamkan secara alami. Sebagai seorang guru yang memahami siswa – siswinya, pak Sujinarto mengerti  bahwa para muridnya mempunyai keunikan yang berbeda dalam dirinya masing – masing. Oleh karena itu, beliau lebih banyak menciptakan inovasi pembelajaran dengan tujuan menyalurkan bakat yang dimiliki oleh siswa – siswinya.

Saat pembelajaran tatap muka terbatas sudah mulai dilakukan di beberapa daerah, termasuk di sekolah tempat pak Sujinarto mengajar. Beliau mengimplementasikan Pedagogical Practices dalam pola pengajarannya. Melalui penerapan tersebut, beliau tidak lagi hanya mentransfer ilmu kepada murid – muridnya dengan metode ceramah, tetapi juga menjadikan para muridnya sebagai subjek pembelajaran. Sehingga, tercipta pembelajaran aktif dengan keterlibatan siswa – siswi secara langsung yang mengarah pada pembelajaran sepanjang hayat.

Dalam percakapannya, beliau bercerita bahwa “Dalam mengimplementasikan Pedagogical practices di Pembelajaran Tatap Muka (PTM), saya tidak lagi hanya mentransfer knowledge saja tetapi melakukan flip learning dengan menjadikan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran atau tidak lagi menjadi objek dalam pembelajaran. Artinya, siswa diajak berkomitmen serta membuat kesepakatan bersama dalam mengerjakan tugas berbasis project dengan kolaboratif antar mata pelajaran”. Seperti itu menurutnya.

Metode yang digunakan oleh pak Sujinarto juga diimplementasikan untuk mengimbangi kebutuhan peserta didik dengan perkembangan zaman saat ini. Arus informasi yang semakin bebas dan cepat membuat para peserta didik lebih mudah mendapatkan materi pembelajaran melalui kelihaiannya dalam berselancar di dunia internet. Sehingga, mereka lebih diarahkan untuk menyalurkan pengetahuan yang mereka dapatkan secara mandiri melalui tugas berbasis proyek yang lebih bermanfaat dalam praktik kehidupan sehari – hari.  

Dalam mengimplementasikan metode pembelajaran yang lebih bervariasi dan tidak seragam, pak Sujinarto berinovasi untuk membentuk kegiatan Mentor Sebaya Menyenangkan. Melalui kegiatan ini, beliau melibatkan keterkaitan langsung peserta didik untuk menjadi mentor bagi teman – teman lainnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Tugas yang diberikan oleh pak Sujinarto berupa sebuah project yang disesuaikan dengan jurusan masing – masing peserta didik. Project tersebut kemudian akan dikerjakan secara individu oleh siswa – siswinya.  Mentor Sebaya Menyenangkan dibentuk dengan dua istilah didalamnya, yaitu mentor dan mentee.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan hubungan peserta didik yang sudah lebih mahir (mentor) dalam membantu teman – teman lainnya yang belum mahir (sebagai mentee). Peserta didik yang menjadi mentor kemudian akan memberikan motivasi, dukungan serta membagikan pengetahuan mereka terhadap para mentee. Manfaat yang didapat oleh mentees juga didapatkan oleh para mentor. Pak Sujinarto memaparkan bahwa manfaat yang didapatkan oleh para mentor adalah pemahaman pelajaran yang lebih baik, melatih kemampuan kepemimpinan, meningkatkan kepercayaan diri, lebih memahami diri sendiri, dan dapat memperluas network.

Salah satu Project yang diberikan oleh pak Sujinarto berupa project mendesain layout isi majalah yang bertemakan “Idolaku”. Project ini juga sekaligus menjadi challenge HUT Kemerdekaan RI ke-76 bulan Agustus lalu. Sebelum memulai project, beliau mengadakan diskusi serta kesepakatan terlebih dahulu dengan siswa – siswinya. Beliau ingin memastikan bahwa program yang akan dilaksanakan tidak memberatkan para peserta didik.

Beliau bercerita bahwa “Untuk mengerjakan setiap project, kita mengadakan kesepakatan awal tanpa ada tekanan mulai dari potensi atau fasilitas yang dimiliki di rumah, program atau aplikasi apa yang akan digunakan dalam mengerjakan project. Bahkan, kesepakatan waktu berapa lama yang akan digunakan dalam menyelesaikan project”. Seperti itu katanya. Dalam kesepakatan tersebut, beliau juga terbuka terhadap saran yang diberikan oleh siswa – siswinya.

Pembelajaran berbasis project yang dilakukan oleh pak Sujinarto tidak hanya mengasah keterampilan teknis para peserta didik. Namun, mengasah juga Social Emotional Learning siswa – siswinya dalam membantu pengembangan karakternya. Beliau juga menggandeng beberapa mata pelajaran untuk melanjutkan pembelajaran berbasis project tersebut. Mata pelajaran tersebut adalah Pendidikan Agama Islam, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia serta beberapa mata pelajaran lainnya. Sistem penilaian project tersebut dilakukan bersama antara siswa – siswi dan keterlibatan orang tua melalui portofolio yang dikumpulkan.

Pak Sujinarto memaparkan langkah – langkah yang beliau lakukan dalam mengimplementasikan program Mentor Sebaya Menyenangkan. Langkah pertama yang beliau lakukan adalah membentuk tim mentor yang kemudian dilanjutkan dengan memberi challenge terhadap para mentor untuk menjelaskan cara mengerjakan project yang diberikan kepada mentees yaitu teman – temannya. 

Kemudian, untuk menarik lebih banyak perhatian dengan tujuan untuk menciptakan besarnya antusias peserta didik. Pak Sujinarto membuat Flyer pelaksanaan mentoring dari program ini. Flyer tersebut kemudian dibagikan ke grup WhatsApp kelas masing – masing sehari sebelumnya. Setelahnya, pelaksanaan kegiatan mentoring ini dilakukan dengan membagi beberapa kelompok mentoring dengan mentor didalamnya.

Dalam pelaksanaanya, para mentor membagikan pengetahuannya mengenai kiat – kiat serta tips dalam mengerjakan project masing – masing. Melalui program ini, para mentee menjadi lebih terbuka dan berani untuk menanyakan banyak hal yang masih belum mereka pahami. Mereka dapat lebih luas untuk berinteraksi dengan para mentornya karena merasa sebagai teman sebaya.

Setelah menyelesaikan program mentoring, para mentor dan mentees diminta untuk merefleksikan kegiatan yang sudah mereka jalani. Sesuai dengan tujuan program ini, para mentees merasa terbantu dalam mengerjakan project yang akan mereka selesaikan. Secara keseluruhan, mentees mengatakan bahwa penjelasan yang diberikan mudah dipahami. Selain itu, para mentor juga menanggapi bahwa dirinya senang dapat saling berbagi ilmu kepada teman – temannya.

Skema pembelajaran kolaboratif yang diimplementasikan oleh Pak Sujinarto terhadap para murid – muridnya telah memberikan dampak nyata yang positif bagi para peserta didiknya. Hal tersebut dapat tercapai juga karena peranannya yang tidak ragu untuk melangkah maju. Pak Sujinarto mengatakan bahwa “Jangan katakan TIDAK BISA, katakanlah BISA dan COBALAH”. Melalui kutipan yang ia berikan, pak Sujinarto tidak pernah berhenti untuk mengajak siswa – siswi hingga teman – temannya supaya tidak takut bergerak dan melakukan inovasi untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik kedepannya.

Penulis: Hayinah Ipmawati


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.