Informasi
Tepat pada tanggal 15 April 2022, Gerakan Sekolah Menyenangkan baru saja menggelar Workshop Online Sekolah Model GSM yang bertajuk “Membangun Kultur Sekolah Menyenangkan”. Pada acara ini setidaknya kurang lebih 120 guru yang tergabung dalam Gerakan Sekolah Menyenangkan turut hadir. Setelah sesi di hari sebelumnya diisi oleh Pak Rizal, acara kali ini diisi oleh Bu Novi […]
Tepat pada tanggal 24 Maret 2022 kemarin, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) sukses menggelar acara Nga(k)ji Pendidikan dengan tema “Kultur Sekolah atau Kurikulum?”. Bapak Muhammad Nur Rizal, Founder GSM, bersama dengan ratusan peserta dari kalangan pendidik maupun non-pendidik berdiskusi mengenai pentingnya kultur sekolah. Menurut Pak Rizal, kultur sekolah adalah misil (peluru) utama sekolah masa depan. Sebab […]
Seperti yang kita semua ketahui, bahwa pergantian Kurikulum di Indonesia bukan hal yang asing lagi untuk didengar, karena terhitung sejak tahun 1947 sampai dengan 2022 kita sudah mengalami tiga belas kali pergantian kurikulum. Namun, yang menjadi pertanyaan dan renungan kita bersama adalah apakah hanya dengan Kurikulum untuk mengubah pendidikan kita menjadi lebih baik? Apakah benar pergantian Kurikulum sebagai pembaharuan dan perbaikan sistem pendidikan kita? Nah, topik tersebut rupanya diangkat menjadi bahasan menarik dalam kegiatan Ng(k)aji Pendidikan yang memang rutin diadakan oleh Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan telah terselanggarakan pada Selasa, 22 Febuari 2022 melalui Zoom Meeting dan Live Youtube Gerakan Sekolah Menyenangkan.
Pada awal tahun 2022 ini, Gerakan Sekolah Menyenangkan menghadirkan komunitas untuk periset. Periset disini ditujukan kepada mereka yang memiliki minat untuk meneliti topik seputar isu pendidikan, sosial, psikologi, teknologi bahkan hingga permasalahan global. Di sini, periset bebas menentukan topik apa yang sekiranya relevan dan akan dikaji lebih lanjut, jadi tidak harus terkhusus pada sektor pendidikan […]
Pendidikan di Indonesia sampai saat ini belum jelas akan ke mana arahnya. Pemerintah masih mengalami kebingungan apa yang akan mereka harapkan dan mereka siapkan untuk menuju masyarakat pembelajar di negeri ini. Pergantian kurikulum maupun pergantian menteri bisa dikatakan progresif, namun juga bukan sebagai suatu jalan pemecahan masalah. Lebih-lebih, reformasi kurikulum pendidikan yang sudah diadakan pembaharuan juga kurang membawa dampak positif terhadap perkembangan mutu di dunia pendidikan, sehingga sampai saat ini pun mutu pendidikan kita masih tergolong rendah.
Dewasa ini, di era disrupsi teknologi di mana pergerakan dunia industri dan teknologi mengalami perubahan yang sangat cepat yang mampu menggantikan pola tatanan lama untuk menciptakan sebuah tatanan baru. Disrupsi ini menghadirkan banyak inovasi baru sekaligus tantangan yang dirasakan oleh berbagai aspek, tidak terkecuali pendidikan karenanya disrupsi ini jelas menuntut kita untuk berubah. Namun, arah […]
Menjadi pendidik tidak sama dengan menjadi pengajar. Mengapa dapat dikatakan demikian? Sebab upaya mendidik merupakan suatu proses panjang berkaitan dengan menanamkan karakter baik pada diri anak didik. Sedangkan mengajar merupakan aktivitas mengisi, di mana pengajar hanya menyuguhkan pengetahuan (transfer of knowledge) tanpa adanya value.
Ketertarikan Kak Rei akan GSM terlihat dari dirinya yang merasa bahwa gerakan ini sangat sesuai dengan passionnya. Kak Rei memiliki passion untuk bagaimana caranya agar dapat membuat anak – anak itu belajar namun juga menyenangkan. Tentu dari GSM itulah Kak Rei belajar bahwa GSM sangat mengedepankan nilai – nilai memanusiakan manusia dan memerdekakan anak – anak dari belenggu pendidikan yang feodalistik. Melihat bahwa minat dan bakat anak adalah sesuatu yang sangat penting.
Inilah waktunya bagi orang tua untuk mengasah soft skill dan hard skill anak-anak sehingga tidak terjadi learning loss (kehilangan pembelajaran) dan anak-anak tetap berkembang dengan baik. Sebagaimna kita ketahui bahwa soft skill adalah ketrampilan yang abstrak seperti kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, berempati, kedisiplinan dan bekerjasama, sedangkan hard skill adalah ketrampilan nyata yang dibutuhkan pada pekerjaan tertentu misalnya memasak, mendesain, menggambar, menggunakan komputer dan sebagainya.
Fresh graduate adalah saat otak penuh dengan idealisme dan teori-teori di buku. Masa-masa itu adalah masa dimana saya masih memiliki idealisme yang kuat tentang bagaimana standar pembelajaran dan kelas yang menarik. Saya membayangkan sebuah kelas dengan fasilitas lengkap dengan ruangan yang luas yang cukup untuk pojok baca, pojok hukuman, meja kursi berkelompok-kelompok yang sesuai dengan fisik anak, space untuk “lesehan”, dan dinding kelas yang penuh dengan hasil karya siswa. Selain itu, iklim kelas yang seru dan anak-anak yang penuh dengan antusias. Seperti itulah imajinasi saya tentang sebuah kelas.