Semua berawal dari terselenggaranya sebuah webinar tentang Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) pada Desember 2020. Saat itu webinar tersebut menarik minat beberapa guru di sekolah kami, SMK N 2 Rantau Utara.
Singkat cerita, beberapa guru berkesempatan hadir mewakili sekolah. Dari webinar tersebut, ternyata guru-guru yang hadir ditunjuk menjadi tim GSM oleh kepala sekolah kami. Adapun beliau sudah lebih dulu mengikuti seminar GSM bersama pendirinya di Yogyakarta.
Berawal dari sana, tim kami pun terbentuk. Tim ini merupakan kombinasi Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, guru BP dan guru produktif/adaptif normatif. Kolaborasi tim ini bukan saja dari kapasitas pekerjaaan masing-masing di sekolah. Ternyata lebih dari itu, tim ini adalah kolaborasi berbagai bakat terpendam, dan akhirnya tampil sesuai panggung masing-masing. Ada yang pendiam tetapi berbakat dalam konsep dan administrasi, ada yang tenang tapi menjiwai nilai-nilai GSM, ada yang suka berbicara dan menghibur, ada yang suka bekerja dan bernyanyi, ada yang ringan tangan dan suka berpuisi, ada pula yang modis dan melayani.
Tugas pertama kami saat itu adalah menyusun proposal pengimplementasian GSM. Bagaimana meletakkan dasar yang kuat dan membangun komitmen bersama adalah tugas besar yang kami rumuskan dalam proposal tersebut.
Tugas kami berikutnya adalah bagaimana agar tim juga memaknai pengimplementasian GSM ini sebagai kegiatan bersenang-senang. Maka mulailah kami berfoto dengan gaya ceria, membuat undangan rapat berwarna, rapat di taman sekolah, dan merancang setiap kegiatan dengan kondisi santai tapi syarat makna.
Tetapi tantangan terberatnya adalah bagaimana membuat tim kami tetap bertahan menghadapi berbagai celoteh, seperti:
Apa itu sekolah menyenangkan?
Harus gurunya dulu disenangkan biar bisa menyenangkan siswa
Gampang membuat guru senang, kasih saja uang jajan
Alah, GSM ini kan hanya sekedar program
Alah kegiatan yang sekedar menghabiskan anggaran dll
Nanti cuma sekedar program, habis itu sudah
***
Sementara itu, kami bersyukur sekolah kami ternyata dianggap cukup nyaman bagi siswa. Data tersebut kami peroleh dari survei terhadap siswa yang kami lakukan dalam pembuatan proposal.
(Klik tautan berikut ini untuk melihat proposal kami: https://drive.google.com/file/d/1NnbCB0JozUaucjTsbjeXzXZyRTl5–xq/view?usp=drivesdk. )
Dari aspek lingkungan fisik, kami bersyukur di sekolah kami yang seluas kurang lebih 5 ha ini terdapat banyak pohon, taman, dan lingkungan yang nyaman. Kini tugas kami adalah memeliharanya demi menciptakan lingkungan positif dan etis.

Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua siswa adalah tantangan yang berat. Sekolah melalui wali kelas pun perlu memaknai itu. Maka mulailah kami mengadakan acara inspirasi wali kelas, dengan mengajak 44 wali kelas untuk memaknai kembali peran kami sebagai orang tua kedua di sekolah.

Dokumentasi Kegiatan Inspirasi Wali Kelas
Adapun, berikut adalah poin-poin yang kami sepakati bersama sebagai langkah awal menciptakan lingkungan belajar yang nyaman:
- Memastikan taman kelas nyaman dan sehat
2. Mengatur tata letak tempat duduk yang nyaman : berkelompok, di kursi, di tikar atau taman sekolah
3. Membuat kesepakatan kelas: misalnya menyimak ketika ada yang berbicara, bicara pelan dan sopan, berjalan pelan di kelas, menghormati teman, menjaga kebersihan kelas, bertanggungjawab, menggunakan empat kata sakti : maaf, terimakasih, tolong, dan permisi.
5. Memastikan kelengkapan sarana dan prasarana kelas
6. Mengadakan pojok baca
7. Membuat zona emosi
8. Membangun rasa kekeluargaan: salam, sapa, dan saling menghargai. Wali kelas perlu mengenali kondisi keluarga anak, dan memahami emosi anak serta penyebabnya.
9. Jika ada konflik di kelas, pembelajaran dihentikan sementara dan guru berkesempatan mengajak siswa berefleksi untuk membangun karakter anak.
10. Kompetensi siswa lebih ditekankan pada skill, bukan pada kemampuan menghafal. Tugas guru meliputi mentoring dan monitoring.
Boleh dibilang, kegiatan kelas inspirasi ini ingin mengingatkan dan menggugah lagi semangat para wali kelas agar terus menjaga lingkungan positif dan etis, serta mulai bekerja sama membangun ekosistem pendidikan yang menyenangkan dan memanusiakan di sekolah.
Para wali kelas yang hadir pun memberikan refleksi positif atas kegiatan Inspirasi Wali Kelas ini. “Kegiatan seperti ini perlu dilakukan secara berkala,” ungkap salah satu wali kelas.
“……(GSM) ini harus dilaksanakan secepatnya. Jangan hanya sebatas sampai di sini saja,” ungkap wali kelas yang lain.
Penulis:
Hotdiana Nababan, Guru SMKN 2 Rantau Utara
Sekretaris Tim GSM SMK N 2 Rantau utara, Labuhan Batu, Sumatera Utara
Editor: Teguh Arya P
0 Comments