GSM

Indonesia baru saja memperingati hari kemerdekaannya yang ke-74 pada tanggal 17 Agustus lalu. Lebih dari sekedar upacara bendera dan melakukan kegiatan lomba-lomba, hari kemerdekaan Indonesia bisa menjadi saat yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang nasionalisme dan toleransi.

Tanggal 17 Agustus biasanya menjadi hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Karena pada peringatan Hari Kemerdekaan inilah anak-anak dilibatkan dalam berbagai perlombaan seru. Seperti lomba menghias sepeda, lomba balap karung, lomba kelereng, lomba makan kerupuk dan masih banyak lagi lomba lainnya yang khas dilakukan ketika 17 Agustus. Selain perlombaan, beberapa kecamatan ada yang melakukan pawai berkeliling sambil menyanyikan lagu-lagu wajib nasional. Anak-anak biasanya diminta untuk mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Semua kegiatan untuk memperingati hari lahir Indonesia ini disambut dengan bergembira oleh semua orang

Selain melakukan kegiatan seru tersebut, anak-anak juga harus mulai diajak untuk memaknai arti kemerdekaan itu sendiri. Sebelum dikenalkan pada sejarah yang lebih dalam mengenai bagaimana perjuangan bangsa ini menuju kemerdekaan, terlebih dahulu anak-anak bisa diajak untuk merefleksikan mengenai kemerdekaan yang berarti kebebasan. Ini artinya, sebagai manusia yang merdeka, mereka memiliki kebebasan untuk selalu mengungkapkan isi pikirannya. Hal ini merupakan semangat yang juga menjadi penekanan GSM dalam menciptakan lingkungan positif bagi anak. Ketika anak sudah berani untuk berbicara dan bertanya, maka itu bisa menjadi salah satu indikator bahwa lingkungan yang positif sudah mulai terbangun. Ini tentunya menjadi PR bersama bagi institusi sekolah dan juga bagi para orang tua, Jika anak-anak masih merasa takut dan merasa terancam untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan, barangkali rumah dan sekolah belum berhasil untuk menciptakan lingkungan yang memerdekakan.

Lalu pada hari jadi Indonesia yang ke-74 ini anak-anak juga bisa dikenalkan pada tokoh-tokoh penting yang memiliki kontribusi besar dalam merebut kemerdekaan dari penjajah. Misalnya para founding father atau bapak bangsa Indonesia yaitu Sukarno dan Hatta. Tentu hal ini sudah diajarkan dalam pelajaran sejarah di sekolah, tapi pada 17 Agustus ini, anak-anak-dan kita semua, diingatkan kembali untuk meneladani kerja keras dan kegigihan mereka. Karena perjuangan para pahlawan untuk mendapatkan kemerdekaan adalah sesuatu yang tidak mudah,  karenanya kemerdekaan yang sudah didapatkan ini tidak boleh disia-siakan begitu saja.

Tidak kalah penting adalah juga mengenai toleransi. Apalagi di saat sekarang ini masyarakat mudah sekali terpolarisasi dan terpecah belah. Jangan-jangan hal tersebut terjadi karena kita tidak akrab dengan perbedaan. Maka dari itu, sejak dini anak-anak sebisa mungkin harus berkenalan dengan perbedaan-perbedaan tersebut, dibiasakan untuk berempati, memahami, saling menghargai dan menghormati pendapat masing-masing. Dengan demikian toleransi atas kebhinekaan Indonesia ini bisa tercapai.

Dirgahayu Indonesia. Majulah pendidikan Indonesia.

[Putri Nabhan]


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.