Baru – baru ini, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi memberikan penghargaan bagi para guru, kepala sekolah, serta pengawas sekolah Inspiratif tahun 2021. Salah satu yang terpilih merupakan kepala SMK 1 Panji Situbondo yaitu, Anik Sudiartini, S.Pd, M.PC. Beliau terpilih sebagai Kepala Sekolah Inspiratif Nasional 2021.
Terpilihnya bu Anik sebagai kepala sekolah inspiratif melalui implementasi praktik baik yang beliau gagaskan dalam presentasinya yaitu “GSM Memerdekakan: Penguatan Ekosistem Sekolah Melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan”. Ada banyak dukungan dari para guru dan siswa – siswi bu Anik terhadap penghargaan yang telah beliau peroleh. Selain itu, ada juga beberapa alasan dibalik pemilihan judul yang beliau kaitkan dengan GSM.
Beliau mengatakan bahwa apa yang telah beliau dapatkan dari GSM menjadi sebuah jawaban sekaligus solusi dari permasalahan pendidikan baik di saat pandemi maupun tidak. Terlebih, pendekatan yang dibawakan oleh GSM memang berprinsip pada pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Oleh karena itu, beliau yakin bahwa penguatan ekosistem sekolah dengan metode GSM adalah yang terbaik.
Bu Anik kemudian menjelaskan bahwa implementasi praktik baik yang dilakukan di sekolahnya bermuara ke GSM. Seperti halnya proses pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang digunakan dalam GSM. Beliau mengatakan “itu kan jelas, bagaimana anak dan gurunya having fun, kemudian sama – sama melakukan refleksi, hingga diberi bintang kebaikan” Jelas bu Anik.
PjBL tersebut juga sebagai salah satu cara untuk mengatasi learning loss di masa pandemi. Serangkaian proses belajar aktif dari project yang dilakukan di rumah siswa – siswi tersebut dapat mencegah hilangnya proses perkembangan keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Lebih lanjut bu Anik mengatakan kalau PjBL yang dipadukan dengan Home Based Learning ini memang ampuh dan sesuai dengan kondisi saat ini.
Bu Anik bersama dengan teman – teman guru lainnya berusaha untuk terus menarasikan GSM. Seperti apa yang dikatakan oleh bu Anik “Kita kan sudah mulai bergerak. Sehingga, kita sebagai guru bersama dengan staf tata usaha dan warga sekolah membuat siapapun merasakan ekosistem sekolah yang menyenangkan.” Seperti itu yang diutarakan bu Anik dalam menjalin koordinasi yang baik untuk menguatkan implementasi GSM.
Implementasi lainnya juga terlihat pada guru – guru yang mengapresiasi hasil karya siswa – siswi. Bu Anik dan teman – teman guru lainnya tidak ragu untuk membeli hasil produk yang dibuat oleh siswa – siswinya. Mulai dari pakaian, masker, hingga makanan. Menurut bu Anik apresiasi seperti ini tidak hanya membuat anak – anak senang tetapi juga untuk menguatkan kembali motivasi mereka untuk terus berinovasi dan berkarya.
Lebih lanjut, penguatan kreativitas siswa – siswi terhadap perkembangan zaman juga terus diasah. Dengan memanfaatkan platform digital seperti TikTok, siswa – siswi bu Anik menyalurkan bakatnya secara positif melalui kanal tersebut yang dilengkapi dengan penggunaan Google Classroom. Penggunaan platform TikTok yang asik ini menyematkan kesan unik tersendiri bagi peserta didik.
Bu Anik kemudian menyampaikan bahwa “Dari keyakinan bu Anik, ideologi pembelajaran GSM itu sudah kuat, dan ternyata bu Anik melihat sendiri bagaimana anak – anak itu senangnya, saat kita dekat dengan mereka. Saat gurunya mengetahui betul apa yang diinginkan oleh anak – anaknya. Jadi, itu yang membuat bu Anik yakin dengan GSM. Ini adalah jawaban yang tepat untuk membuat anak – anak kasmaran belajar. Sehingga, mempunyai ketangguhan dan empati yang tinggi terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya.” Seperti itu yang diutarakan oleh bu Anik.
Disamping itu, bu Anik juga merasa diperkuat oleh pak Rizal dan bu Novi selaku pendiri dari GSM. Melalui berbagai workshop yang diikutinya, beliau merasa bahwa ternyata ada teori dan data yang mendasari pemikirannya. Sehingga, beliau tidak merasa salah langkah dan mampu terus melangkah kedepan. Beliau juga berharap akan terus lahir para penggerak muda yang mampu bersama – sama berproses dan mencapai buah pendidikan yang kembali pada kodrat yang memanusiakan.
Penulis: luthfiasari sekar
Editor: Hayinah Ipmawati
0 Comments