Komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Bali terbentuk pada tahun 2021, diprakarsai oleh Pak Rama yang telah bergabung dengan GSM sejak 2020. Setelah mengikuti pelatihan di Yogyakarta yang diisi langsung oleh Pak Rizal, pendiri GSM, Pak Rama merasa selaras dengan nilai-nilai GSM. Sepulang dari pelatihan, Pak Rama mulai menerapkan berbagai praktik baik yang dia pelajari di SMAN 1 Sawan, tempat ia mengajar. Di sana, ia membentuk tim beranggotakan 10 tim yang terdiri dari perwakilan di berbagai jenjang pendidikan: TK, SD, SMP, dan SMK, yang kemudian berbagi pengalaman dan pengetahuan ke sekolah-sekolah lain, terutama setelah sekolahnya terpilih sebagai Sekolah Pusat Keunggulan (PK).
Kegiatan berbagi ini tidak hanya terbatas di Bali, tetapi juga menjangkau daerah lain seperti Bengkulu dan Kalimantan. Di Bengkulu, kolaborasi dilakukan dengan Pak Diyarko, pegiat komunitas GSM Jawa Tengah, sedangkan di Kalimantan, kegiatan kolaboratif dilakukan dengan Pak Sujin, membawa cerita-cerita inspiratif dari komunitas GSM.
Keberadaan komunitas GSM Bali telah menjadi titik balik bagi para guru di Bali untuk bergerak bersama, berbagi praktik baik melalui kanal Platform Merdeka Mengajar (PMM), dan menciptakan atmosfer sekolah yang lebih menyenangkan dan mendukung perkembangan siswa.
Pertemuan Pak Rama dengan GSM membawa perubahan signifikan di SMAN 1 Sawan dan sekolah-sekolah lain di Bali. Pada tahun 2024, komponen rapor pendidikan di Bali telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa, dengan semua indikator seperti karakter siswa, keamanan dan kenyamanan sekolah, serta literasi dan numerasi, berwarna hijau. Transformasi ini tidak terjadi secara instan, tetapi melalui proses yang melibatkan dedikasi dan komitmen tinggi dari para guru, siswa, dan seluruh komunitas sekolah.
Di sekolah Pak Rama sendiri, konsep “indah ceria” diterapkan untuk menciptakan atmosfer yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Konsep ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang positif, di mana siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar. Para guru bekerja keras untuk membangun ruang-ruang yang aman dan nyaman di sekolah, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang dan penuh semangat.
Perubahan awal yang terlihat adalah semakin banyaknya guru yang bergabung dengan komunitas GSM Bali. Guru-guru ini tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, tetapi juga aktif berbagi praktik baik dan pengalaman mereka dengan guru-guru lain. Mereka mulai menerapkan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan interaktif, yang membuat siswa lebih tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Ruang-ruang aman, nyaman, dan santai juga telah dibangun oleh para guru untuk menciptakan konsep ruang ketiga di sekolah. Konsep ruang ketiga ini adalah ruang tempat siswa bisa merasa bebas dan nyaman untuk belajar dan berinteraksi dengan teman-teman dan guru-guru mereka. Ruang-ruang ini dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung proses belajar mengajar. Guru-guru di Bali kini menyadari pentingnya budaya dialog informal untuk menumbuhkan ekosistem yang menyenangkan dan memanusiakan bagi guru dan murid. Mereka sering mengadakan diskusi informal dan kegiatan yang melibatkan seluruh komunitas sekolah, untuk menciptakan rasa kebersamaan dan saling mendukung.
Selain itu, konsep “guru bina” diterapkan juga di sekolah Pak Rama. Dalam konsep ini, setiap guru, termasuk staf tata usaha, tukang kebun, cleaning service, dan satpam, dianggap sebagai guru yang memiliki peran penting dalam mendidik siswa. Setiap hari Jumat, mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan siswa, menciptakan hubungan yang lebih akrab dan mendukung antara siswa dan seluruh staf sekolah. Konsep ini lahir dari kegiatan rutin Ngkaji Pendidikan dan telah dilaksanakan selama satu tahun. Meskipun masih dalam tahap awal, dampaknya terhadap siswa sudah mulai terlihat, dan akan terus dievaluasi untuk memastikan efektivitasnya sebelum dibagikan ke sekolah-sekolah lain.
Pak Rama menyadari bahwa yang diajarkan dalam GSM bukan sekadar metode pendidikan, tetapi juga pergerakan nurani yang dilandasi oleh perjalanan spiritual. Di Bali, ada istilah yang artinya “biarkanlah orang lain menilai, kita melakukan yang terbaik.” Sekolah-sekolah di Bali adalah pusat peradaban yang kental dengan budaya, dan GSM membantu nurani kita untuk kembali ke jalan itu. Dengan GSM, para guru merasa lebih dekat dengan peradaban dan sadar bahwa tugas mereka adalah melayani siswa dengan sepenuh hati.
Konsep “aguron guron” atau pembelajaran sepanjang hayat, serta konsep “ngayah” atau berbakti terhadap tugas di Bali sejalan dengan filosofi yang disebarkan oleh GSM. Para guru di Bali memahami bahwa pendidikan adalah proses yang berkelanjutan dan melibatkan seluruh komunitas sekolah. Mereka berusaha untuk terus belajar dan berkembang, sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi siswa-siswa mereka.
Pak Rama dan komunitas GSM Bali berharap agar para guru bisa mendapatkan pengalaman yang berarti dari komunitas ini. Meskipun mereka sudah menjadi bagian dari komunitas GSM dan berpengalaman, yang sebenarnya mengubah keadaan adalah mindset mereka. Para guru diajak untuk sering-sering berefleksi, menyadari apakah yang mereka lakukan sudah berdampak positif atau tidak. Pengalaman yang banyak tidak akan berarti jika mindset tidak berubah. Dengan refleksi yang terus-menerus, para guru dapat menemukan ruang untuk perbaikan dan inovasi, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan menyenangkan bagi siswa-siswa mereka.
Melalui dedikasi, kolaborasi, dan refleksi, komunitas GSM Bali terus bergerak maju, menciptakan perubahan positif dalam dunia pendidikan di Bali. Mereka berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, mendukung, dan memanusiakan bagi seluruh komunitas sekolah. Dengan semangat ini, komunitas GSM Bali berharap dapat memberikan inspirasi dan contoh bagi komunitas pendidikan lainnya, sehingga pendidikan yang menyenangkan dan bermakna dapat terwujud di seluruh Indonesia.
Pertemuan Pak Rama dengan GSM membawa perubahan signifikan di SMAN 1 Sawan dan sekolah-sekolah lain di Bali. Pada tahun 2024, komponen rapor pendidikan di Bali telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa, dengan semua indikator seperti karakter siswa, keamanan dan kenyamanan sekolah, serta literasi dan numerasi, berwarna hijau. Transformasi ini tidak terjadi secara instan, tetapi melalui proses yang melibatkan dedikasi dan komitmen tinggi dari para guru, siswa, dan seluruh komunitas sekolah.
Di sekolah Pak Rama sendiri, konsep “indah ceria” diterapkan untuk menciptakan atmosfer yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Konsep ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang positif, di mana siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar. Para guru bekerja keras untuk membangun ruang-ruang yang aman dan nyaman di sekolah, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang dan penuh semangat.
Perubahan awal yang terlihat adalah semakin banyaknya guru yang bergabung dengan komunitas GSM Bali. Guru-guru ini tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, tetapi juga aktif berbagi praktik baik dan pengalaman mereka dengan guru-guru lain. Mereka mulai menerapkan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan interaktif, yang membuat siswa lebih tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Ruang-ruang aman, nyaman, dan santai juga telah dibangun oleh para guru untuk menciptakan konsep ruang ketiga di sekolah. Konsep ruang ketiga ini adalah ruang tempat siswa bisa merasa bebas dan nyaman untuk belajar dan berinteraksi dengan teman-teman dan guru-guru mereka. Ruang-ruang ini dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung proses belajar mengajar. Guru-guru di Bali kini menyadari pentingnya budaya dialog informal untuk menumbuhkan ekosistem yang menyenangkan dan memanusiakan bagi guru dan murid. Mereka sering mengadakan diskusi informal dan kegiatan yang melibatkan seluruh komunitas sekolah, untuk menciptakan rasa kebersamaan dan saling mendukung.
Selain itu, konsep “guru bina” diterapkan juga di sekolah Pak Rama. Dalam konsep ini, setiap guru, termasuk staf tata usaha, tukang kebun, cleaning service, dan satpam, dianggap sebagai guru yang memiliki peran penting dalam mendidik siswa. Setiap hari Jumat, mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan siswa, menciptakan hubungan yang lebih akrab dan mendukung antara siswa dan seluruh staf sekolah. Konsep ini lahir dari kegiatan rutin Ngkaji Pendidikan dan telah dilaksanakan selama satu tahun. Meskipun masih dalam tahap awal, dampaknya terhadap siswa sudah mulai terlihat, dan akan terus dievaluasi untuk memastikan efektivitasnya sebelum dibagikan ke sekolah-sekolah lain.
Pak Rama menyadari bahwa yang diajarkan dalam GSM bukan sekadar metode pendidikan, tetapi juga pergerakan nurani yang dilandasi oleh perjalanan spiritual. Di Bali, ada istilah yang artinya “biarkanlah orang lain menilai, kita melakukan yang terbaik.” Sekolah-sekolah di Bali adalah pusat peradaban yang kental dengan budaya, dan GSM membantu nurani kita untuk kembali ke jalan itu. Dengan GSM, para guru merasa lebih dekat dengan peradaban dan sadar bahwa tugas mereka adalah melayani siswa dengan sepenuh hati.
Konsep “aguron guron” atau pembelajaran sepanjang hayat, serta konsep “ngayah” atau berbakti terhadap tugas di Bali sejalan dengan filosofi yang disebarkan oleh GSM. Para guru di Bali memahami bahwa pendidikan adalah proses yang berkelanjutan dan melibatkan seluruh komunitas sekolah. Mereka berusaha untuk terus belajar dan berkembang, sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi siswa-siswa mereka.
Pak Rama dan komunitas GSM Bali berharap agar para guru bisa mendapatkan pengalaman yang berarti dari komunitas ini. Meskipun mereka sudah menjadi bagian dari komunitas GSM dan berpengalaman, yang sebenarnya mengubah keadaan adalah mindset mereka. Para guru diajak untuk sering-sering berefleksi, menyadari apakah yang mereka lakukan sudah berdampak positif atau tidak. Pengalaman yang banyak tidak akan berarti jika mindset tidak berubah. Dengan refleksi yang terus-menerus, para guru dapat menemukan ruang untuk perbaikan dan inovasi, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan menyenangkan bagi siswa-siswa mereka.
Melalui dedikasi, kolaborasi, dan refleksi, komunitas GSM Bali terus bergerak maju, menciptakan perubahan positif dalam dunia pendidikan di Bali. Mereka berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, mendukung, dan memanusiakan bagi seluruh komunitas sekolah. Dengan semangat ini, komunitas GSM Bali berharap dapat memberikan inspirasi dan contoh bagi komunitas pendidikan lainnya, sehingga pendidikan yang menyenangkan dan bermakna dapat terwujud di seluruh Indonesia.
1.Workshop
Komunitas GSM Bali rutin mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh GSM Pusat, seperti Ngkaji Pendidikan. Workshop terakhir diadakan pada 21 Maret 2024, dengan Pak Rizal, pendiri GSM, diundang langsung oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Bali. Kepercayaan Disdikpora terhadap GSM Bali sangat tinggi, hingga mereka mempercayakan komunitas ini untuk memfasilitasi acara workshop tersebut. Workshop ini didanai secara mandiri oleh para guru komunitas, menunjukkan dedikasi dan komitmen mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Bali. Peran GSM di Komunitas Bali telah dipercaya oleh Disdikpora untuk meningkatkan kualitas sekolah-sekolah di Bali. Disdikpora mengatakan bahwa GSM mengajarkan untuk bergerak dalam melayani siswa menggunakan hati nurani. Jadi tidak hanya serta-merta dihitung dari standar kuantitas saja, tetapi juga dilihat dari kualitas sekolah-sekolah yang terlibat.
2. Webinar
Komunitas GSM Bali juga rutin mengadakan webinar dengan berbagai tema yang disesuaikan dengan kebutuhan komunitas. Webinar ini menjadi wadah bagi para guru untuk terus belajar dan berbagi pengetahuan.
3. Anggota komunitas GSM Bali aktif berkomunikasi melalui grup chat WhatsApp untuk berbagi pengalaman dan informasi. Meskipun tidak semua anggota aktif mengirim pesan, mereka tetap menyimak dan mempraktikkan informasi yang didapat di kelas. Informasi yang disebarkan melalui grup ini membawa perubahan positif di kelas, dan setelah berhasil mempraktikkan informasi baru, para guru sering membagikan momen kegembiraan belajar di media sosial.
Komunitas GSM Bali terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Bali dengan semangat kolaboratif dan inovatif, menciptakan sekolah yang menyenangkan bagi semua. Ke depan, komunitas ini memiliki target untuk mengadakan kegiatan berbagi dengan konsep tur ke berbagai sekolah. Dulu, mereka pernah mengunjungi sekolah-sekolah lain untuk berbagi praktik baik, dan GSM sering diundang untuk berbagi pengalaman karena keterlibatannya dalam program SMK.
Kini, GSM Bali berencana membentuk tim yang terdiri dari para pemimpin komunitas untuk menentukan siapa yang akan bergerak ke sekolah-sekolah tertentu, terutama yang belum terpapar GSM. Fokusnya akan dimulai dari sekolah-sekolah di daerah pinggiran dan bukan dari kota, memastikan bahwa semangat GSM menyebar merata dan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.