GSM

Komunitas Boyolali

Profil Komunitas

Komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Boyolali telah membersamai GSM sejak tahun 2017. Munculnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas Boyolali dipicu setelah adanya Program Organisasi Penggerak (POP) yang dijalankan. Kondisi komunitas di Boyolali tentunya mengalami perjalanan yang panjang hingga akhirnya terbentuk kesadaran dari setiap guru yang bergabung. 

Dalam menciptakan belajar yang menyenangkan tentunya harus memiliki strategi dan metode yang tepat untuk diimplementasikan. Bukan hal yang mudah dilakukan bagi para guru di Boyolali untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Bergabungnya Boyolali bersama GSM dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. GSM memberikan ruang kolaborasi antarguru yang mengalami permasalahan yang sama, yaitu bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Melalui komunitas GSM muncul kebiasaan saling belajar dari antarguru untuk memberikan nilai kebersamaan yang dibangun dengan saling bergotong royong. Kebersamaan juga terjadi dalam rangka membantu satu sama lain dengan membahas mengenai praktik baik dan menyenangkan yang perlu dilakukan.

Komunitas GSM di Boyolali sangat didukung oleh Pak Danang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Boyolali. Dukungan ini tentunya sangat membantu guru yang ada di Boyolali dalam penyelenggaraan agenda komunitas yang dilakukan. Hadirnya Pak Danang sangat diuntungkan untuk komunitas dalam menciptakan motivasi guru karena merasa lebih aman dan dilindungi oleh dinas. Bukan hanya menguntungkan bagi guru, para birokrat juga mendapatkan keuntungan dari adanya komunitas GSM sehingga lebih mudah dalam melaksanakan kegiatan dinas karena antusiasme yang telah tumbuh dari para guru.

Komunitas telah berhasil mengubah pemahaman dan perubahan yang terjadi bagi setiap guru di Boyolali, bahkan bukan hanya berdampak bagi siswa tetapi juga bagi guru, masyarakat, hingga birokrat. Kegiatan yang dilakukan menghasilkan kerja sama untuk saling mendukung dan membantu satu dengan lainnya.

Sebelum Mengenal GSM (titik balik)

Sebelum mengenal GSM, banyak guru yang berdiri sendiri terutama rekan-rekan di luar sekolah tanpa melakukan diskusi dan berbagi pengalaman. Masyarakat juga merasa belum pernah terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah-sekolah yang ada di Boyolali. Kurangnya keterlibatan masyarakat khususnya orang tua ini dipicu karena kurangnya kesadaran akan pentingnya kerja sama dalam menciptakan pembelajaran yang sesuai untuk murid.

Ketertarikan dan minat guru di Boyolali dalam menjalankan praktik kelas yang menyenangkan dinilai sangat kurang. Pada awalnya guru hanya menunggu perintah dari Dinas Pendidikan dan tidak mau belajar bagaimana seharusnya praktik baik untuk menciptakan ekosistem yang menyenangkan itu dilakukan. Kurangnya kesadaran guru ini berdampak pada metode pembelajaran yang disampaikan kepada siswa. Melalui metode konvensional yang masih diterapkan guru dalam mengajar menyebabkan siswa merasa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran dan siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar setiap harinya.

Sesudah Mengenal GSM

Komunitas GSM di Boyolali telah mengubah guru untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan, memahami kondisi perkembangan siswa yang jauh lebih baik, hingga lebih memahami pentingnya kerja sama antarguru. Awalnya, guru berjalan sendiri terutama rekan-rekan di luar sekolah tanpa melakukan diskusi atau berbagi pengalaman. Namun, setelah bergabung dalam komunitas, mereka saling berbicara tentang masalah yang dihadapi dan mencari solusi bersama untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Melalui komunitas, GSM memberikan nilai bagi setiap guru bahwa membangun budaya belajar yang menyenangkan adalah suatu kebutuhan. Ilmu-ilmu yang didapatkan melalui GSM merupakan wadah untuk menyadarkan guru akan pentingnya tugas guru sebagai pendidik yang membantu murid untuk dapat memanusiakan manusia. Komunitas memberikan perubahan yang dirasakan siswa khususnya dalam proses pembelajaran. Siswa merasa lebih semangat dan tertarik untuk belajar. Melalui GSM, guru-guru di Boyolali mengalami pergeseran gaya mengajar dari metode konvensional ke pembelajaran yang lebih variatif dan melibatkan murid di setiap kegiatan yang dilakukan. 

Peningkatan budaya belajar yang diterapkan di Boyolali memberikan pengaruh kepada kognitif dan karakter setiap murid di Boyolali, khususnya pada emosional para murid yang menjadi lebih positif. Melalui peningkatan budaya belajar yang dilakukan setiap guru di komunitas Boyolali juga membentuk peningkatan prestasi siswa. Hadirnya komunitas GSM di Boyolali juga dirasakan baik oleh masyarakat. Masyarakat kini lebih terhubung dengan sekolah setelah komunitas GSM menggandeng kerja sama dengan masyarakat hingga kepala desa untuk terlibat langsung dengan kegiatan yang dijalankan di sekolah. Antusias wali murid dalam membantu dan mendukung setiap kegiatan anaknya sangat dirasakan tanpa adanya paksaan.

Agenda Komunitas

Agenda yang dilakukan komunitas Boyolali merupakan cara yang dilakukan untuk merawat komunitas supaya menumbuhkan motivasi dan semangat dalam memajukan komunitas. Beberapa agenda yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Workshop “Sekolah Ramah Anak”

Salah satu agenda yang menjadi titik awal komunitas GSM Boyolali berkembang dan melebar yaitu dengan adanya agenda workshop. Workshop yang diisi oleh Pak Rizal dan Bu Novi selaku founder dan co-founder GSM bertema “Sekolah Ramah Anak”. Bantuan dari keduanya memberikan semangat dan ketertarikan yang lebih untuk membantu membuka pemikiran dan memberikan energi positif dalam meningkatkan kegiatan atau praktik yang dilakukan para guru. 

Melalui Workshop ini, banyakpihak yang terlibat seperti leader, mentor, sekolah sasaran, panitia setiap agenda hingga melibatkan dinas. GSM juga memberikan koneksi baik yang terjadi bahkan dengan masyarakat dan wali murid. Wali murid terlibat langsung menjadi panitia penyelenggara workshop Sekolah Ramah Anak ala GSM dengan gotong royong membuat acara dan menyiapkan segala keperluan teknis dan logistik.

  1. Cross kunjungan Bali dan Semarang

Cross kunjungan komunitas dilakukan secara tatap tatap muka. Pak Danang dan guru yang terlibat dalam acara mengadakan cross kunjungan di sekolah yang baru bergabung komunitas GSM. Agenda ini dilakukan sebagai inspirasi dan menyemangati sekolah yang baru bergabung agar dapat semakin semangat untuk melakukan perubahan.

  1. Kelas Berbagi, Powerful Learning Community (PLC), dan Kopdar

Kegiatan yang dilakukan tentunya bertujuan untuk memupuk semangat anggota komunitas dan menambah wawasan untuk diterapkan. Agenda yang dilakukan memberikan kekuatan semangat spiritual untuk tetap hidup dan berkembang. Banyak pihak yang terlibat dalam setiap agenda yang dilakukan seperti leader, mentor, sekolah sasaran, panitia, hingga adanya pelibatan dari dinas pendidikan. GSM juga memberikan koneksi baik yang terjadi bahkan dengan masyarakat dan wali murid untuk pengadaan kerja sama dan gotong royong.

Pak Danang

Pak Danang Dwi Karnanto, S.Pd.

*Jika ingin bergabung atau belajar dengan Komunitas Boyolali bisa menghubungi leader kami!

Publikasi Artikel

Media Sosial

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.