GSM

Komunitas Cirebon

Profil Komunitas

Pada tahun 2019, Bu Noor Aeni, guru Bahasa Inggris yang mengajar di SMPN 6 Kota Cirebon, melihat informasi dari Facebook tentang dibukanya lowongan magang di GSM. Dilatarbelakangi dengan rasa ingin tahu tentang seperti apa pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang “menyenangkan”. Setelah Bu Noor bergabung dengan GSM, Bu Noor mempelajari bahwa GSM merupakan suatu wadah pembelajaran dengan visi misi yang terarah. Lebih lanjut, pelaksanaan GSM yang masih terpusat di Yogyakarta pada saat itu mendorong Bu Noor untuk mengajak rekan sejawatnya untuk turut menyebarluaskan pemahaman pendidikan sebagaimana yang dilakukan GSM. Bersamaan dengan didaftarkannya GSM sebagai organisasi penggerak yang terdaftar di bawah Kemendikbud, Bu Noor mengajukan Cirebon sebagai salah satu pilot project, atau salah satu sekolah binaan dari pelaksanaan GSM, sehingga terbentuklah GSM Cirebon pada tahun 2020.

Sebelum Mengenal GSM (titik balik)

Bu Noor mengatakan bahwa terdapat keinginan dari sesama pengajar terkait rasa semangat dan ingin tahu mereka untuk mempelajari bagaimana sekolah menyenangkan itu dapat dilaksanakan. Bukan hanya dari Bu Noor sebagai penggerak GSM Cirebon, melainkan juga rekan-rekan guru yang juga ingin melakukan perubahan. Bu Noor menyadari bahwa menciptakan sekolah yang menyenangkan itu tidak hanya mengedepankan lingkungan fisik, tetapi juga dalam pembelajaran, bagaimana keterlibatan orang tua terhadap pembelajaran, serta bagaimana guru dapat menjalin komunikasi dengan orang tua siswa. Hal ini membutuhkan proses pendekatan dari hati, dan pemahaman ini diperoleh Bu Noor beserta rekan-rekan guru melalui GSM.

Pandemi COVID-19 kala itu tidak menghalangi kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh GSM Cirebon dalam rangka menyebarluaskan ilmu terkait pelaksanaan sekolah menyenangkan. Pada saat itu beberapa narasumber dari Tangerang Selatan didatangkan untuk memberi pemahaman kepada sekolah-sekolah di Cirebon yang secara sukarela ingin belajar, walaupun anggota komunitas GSM Cirebon masih tergolong sedikit. Bersamaan dengan pengimplementasian ilmu yang didapatkan oleh sekolah-sekolah di Cirebon, guru-guru muda yang baru saja melaksanakan Diklat Calon Kepala Sekolah juga turut mempelajari GSM pada sekolah yang sudah menerapkan GSM terlebih dahulu di Cirebon. Kegiatan studi banding juga dilakukan dengan menemui Pak Rizal dan Bu Novi sebagai founder dan co-founder GSM. Studi banding ini didatangi oleh hampir seratus anggota yang juga menandakan perkembangan anggota penggerak Komunitas GSM Cirebon. 

Sesudah Mengenal GSM

Bu Noor menjelaskan bagaimana sebelumnya penerapan kegiatan belajar mengajar di sekolah masih berkutat pada teknologi saja. Akan tetapi, setelah mengenal GSM, Bu Noor menyadari bahwa metode pembelajaran yang menyenangkan bukan hanya sebatas melalui teknologi, melainkan juga bagaimana guru dapat membangun kebersamaan, serta membangun nuansa ramah dan menyenangkan dalam artian batin. Nilai-nilai tersebut belum Bu Noor dapatkan sebelum bergabung dengan GSM. GSM telah membantu Bu Noor menemukan esensi menyenangkan yang dapat dirasakan oleh anak-anak, dan ilmu yang diperoleh mencakup pendekatan antara guru dan anak serta penciptaan lingkungan belajar yang positif dan mudah untuk diterapkan para guru di sekolah. Bu Noor beserta penggerak GSM Cirebon lainnya juga mengharapkan perwujudan sekolah menyenangkan ini dibersamai dengan pembekalan informasi yang baru dari GSM Pusat kepada GSM Cirebon.

Agenda Komunitas

Terdapat agenda rutin yang dilaksanakan selama tiga tahun berdirinya GSM Cirebon, yaitu sosialisasi dalam bentuk Mini Workshop yang dilakukan baik secara luring maupun daring atau webinar. Bu Noor bersama dengan Bu Yayah, rekan sejawat Bu Noor yang sesama guru juga kerap kali berkeliling sebagai narasumber GSM kepada KKG (Kelompok Kerja Guru) Cirebon atau sekolah-sekolah di Cirebon. Bu Noor merasa bahwa ia perlu memfasilitasi anak-anak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zamannya. Sebagai pengajar, Bu Noor merasa bahwa seorang guru perlu mengetahui kebutuhan seperti apa yang dapat diwujudkan dalam rangka menunjang daya tahan anak ketika mereka tumbuh dewasa nanti. Selain itu, Bu Noor juga mengalami perubahan pola pikir terkait bagaimana cara menghadapi anak-anak yang berbuat onar di kelas. Terdapat berbagai hal yang berpotensi melatarbelakangi tindakan siswa sehingga menjadi penting bagi guru untuk membangun kedekatan emosional antara anak dan guru.

cirebon

Noor Aeni, M.Pd

*Jika ingin bergabung atau belajar dengan Komunitas Cirebon bisa menghubungi leader kami!

Publikasi Artikel

Media Sosial

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.