GSM

Komunitas Sleman

Profil Komunitas

Tahun 2018, GSM mengadakan workshop di Sleman yang dihadiri oleh guru-guru beberapa sekolah dan berkumpul bersama membahas mengenai dunia pendidikan. Salah satu sekolah yang turut hadir yaitu SDN Rejondadi. Bu Rosi Nuraini sebagai guru di SDN Rejondadi yang saat ini pindah mengajar ke SDN Gambirono, memiliki ketertarikan untuk mempelajari bagaimana cara mengajar yang menyenangkan untuk anak. Ketertarikan beliau untuk bergabung bersama komunitas GSM bermula dari ajakan kepala sekolah yaitu Bu Rosi, lalu guru lain juga diminta mempraktikkan ilmu yang didapatkan melalui GSM saat mengajar di kelas. 

Tahun 2018 dengan keterbatasan internet tentunya sulit untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pendidikan melalui media sosial. GSM memberikan kesempatan antarguru yang ada di Sleman untuk bertemu dan berbagi kebaikan antarsekolah di Sleman. Melalui agenda workshop, GSM memberikan materi dengan penerapan praktik secara langsung. Guru-guru yang hadir akhirnya membentuk komunitas pertama GSM di Sleman dengan Bu Hatri dan Bu Dian sebagai Leader. Ketertarikan dan antusias guru di Sleman dalam komunitas hingga saat ini masih terus dikembangkan. Bu Rosi mengatakan “Untuk memelihara itu tidak semudah dalam membentuk komunitas.”

Sebelum Mengenal GSM (titik balik)

Komunitas GSM di Sleman sebelumnya hanya dari guru masing-masing sekolah yang ada di Sleman. Diskusi yang dilakukan antarguru juga masih sebatas berkumpul dan membuat respectful workplace policy (RWP), dan tu belum sampai pada diskusi bagaimana pembelajaran yang menyenangkan. 

Bu Rosi juga menjelaskan, “Ingin GSM punya cara agar bisa menarik dan mengajak guru-guru lain untuk bergabung karena panggilan hati dan kesadaran sendiri. Kalaupun ikut, cuman masih sebatas ikut-ikutan. Belum pada titik yang ingin berubah”. 

“Keadaan sebelum mengenal GSM tuh ya kurang lebih sama halnya dengan banyak sekolah sebelumnya. Seperti sistem belajar yang masih bisa dibilang tradisional dan belum menerima dengan baik modernitas dan teknologi. Selain itu, keresahan melihat sekolah yang dirasa belum mampu memenuhi kebutuhan siswa dan guru,” tambah Bu Hastri sebagai leader GSM Sleman.

Sesudah Mengenal GSM

Perubahan yang dirasakan guru setelah mengenal GSM dimulai dari titik perubahan pandangan terhadap arti dari “sekolah” dan “mengajar”. Guru menyadari bahwa sekolah sudah seharusnya menjadi tempat bagi guru dan siswa untuk dapat menikmati dan merasa nyaman untuk belajar. Perubahan dimulai dari proses mendidik dan mengingatkan anak supaya memegang nilai memanusiakan manusia. Setiap anak memerlukan dialog aktif yang diterapkan guru dan siswa dalam menghidupkan hubungan yang harmonis. 

Lingkungan sekolah telah banyak berubah menjadi tempat yang bersih dan menyenangkan untuk dilihat. Pengadaan zona baca dan zona kebersihan dibentuk untuk membantu siswa dalam meningkatkan kebiasaan baik di sekolah.

“Karena banyak guru muda, guru-guru tidak takut dengan membuat perubahan dan Gerakan baru. Semua pintar dalam berbicara dan mempunyai banyak ide-ide yang dapat dilaksanakan Bersama,” jelas bu Rosi.

Agenda Komunitas

Sebagai Komunitas GSM pertama yang terbentuk, Komunitas di GSM Sleman telah melaksanakan seluruh agenda. Pengadaan agenda  diadakan oleh GSM baik workshop, cross kunjungan, berbagi praktik baik, maupun mengajak guru baru untuk terlibat dalam komunitas GSM. Komunitas GSM Sleman melakukan agenda setiap bulannya secara langsung tanpa adanya agenda yang terstruktur. 

Bu Rosi menjelaskan “Komunitas di Sleman tidak seperti komunitas lain yang punya agenda terstruktur. Hanya saja, kita mempunyai ide penting yang muncul misalnya cara belajar yang menyenangkan lalu kita buat program. GSM Sleman menyesuaikan apa yang dibutuhkan pada bulan ini, dan dibentuklah agenda. Dari agenda tersebut tentunya ide akan muncul secara spontan”.

GSM Sleman mendapatkan dukungan penuh dari orang tua siswa, Kepala Dinas hingga Bupati. Dukungan ini juga dibuktikan dengan turut hadirnya orang tua, Kepala Dinas hingga Bupati dalam setiap agenda kegiatan-kegiatan di GSM Sleman.

1. Cross Kunjungan dan berbagi praktik baik

Cross kunjungan yang dilakukan komunitas GSM Sleman tidak hanya di daerah-daerah setempat, namun hadir di Kabupaten lain yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, Komunitas GSM Sleman juga melakukan cross kunjungan di luar daerah seperti Semarang hingga Cirebon untuk melakukan agenda praktik baik.

GSM di Sleman memberikan perubahan bagi psikologi guru. Guru lebih senang dalam mengajar dan tentunya hal ini berdampak bagi siswa karena melalui cross kunjungan dan berbagi praktik baik yang dilakukan membentuk pembelajaran yang lebih hidup dan aktif di kelas. 

2. Mengajak guru baru untuk terlibat dalam komunitas GSM

Agenda komunitas bertemu dan mengajak guru-guru lain untuk bergabung dan mengenal GSM. Sekolah imbas atau sekolah sasaran yang awalnya hanya beberapa sekolah, kemudian mengajak sekolah terdekat untuk bergabung dengan sistem 1 sekolah induk mengajak 3 sekolah lain untuk bergabung. Hingga saat ini, melalui cara yang dilakukan banyak guru yang ikut dan merasa terbantu dengan adanya GSM. Salah satu perubahan yang dirasakan dengan munculnya Kurikulum Merdeka yang dinilai searah dengan kurikulum GSM, dengan begitu memudahkan para guru untuk dapat beradaptasi dalam menghadapi transisi kurikulum.

3. Micro-teaching

Micro-teaching adalah salah satu agenda yang sangat berpengaruh di komunitas GSM Sleman. Dalam pelaksanaannya, agenda dilakukan oleh antarguru, melalui agenda ini maka mereka saling mengoreksi dan membantu menyempurnakan inovasi-inovasi mengajar yang dilakukan agar menjadi lebih baik.

Foto Profil Bu Hatri

Hatri Andari

*Jika ingin bergabung atau belajar dengan Komunitas Sleman bisa menghubungi leader kami!

Publikasi Artikel

Media Sosial

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.