GSM

Komunitas Sukoharjo

Profil Komunitas

Bulan Agustus 2020 menjadi titik temu SMKN 1 Sukoharjo dengan GSM. Pada saat itu SMKN 1 Sukoharjo menerima program pemerintah untuk melakukan pengembangan soft skill para guru. Di dalam program tersebut termuat informasi-informasi mengenai GSM. Bu Muryanti, selaku guru di SMKN 1 Sukoharjo merasa bahwa kedatangan GSM ini membawa proses workshop menjadi lebih luar biasa. Dengan latar belakang sekolah yang konvensional dengan citra guru harus terkesan galak, lalu datanglah GSM membawa mekanisme yang terkesan kekanak-kanakan. Pada awalnya para guru merasa tidak cocok dengan mekanisme yang dibawakan oleh Pak Ali, selaku penggerak komunitas GSM. 

Dengan usaha lebih dalam meyakinkan guru-guru, di tahun 2022 awal Bu Muryanti berkesempatan untuk mengundang Wakil Kepala Kurikulum sekolah-sekolah di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini menjadi kunci perubahan sistem pembelajaran dengan menerapkan nilai-nilai dari GSM dapat mulai diterapkan oleh setiap sekolah.

Sebelum Mengenal GSM (titik balik)

Sekolah konvensional dinilai sering tutup telinga akan suara siswa. Doktrin guru harus galak juga masih sangat kental di Sukaharjo yang menganggap jika guru tidak galak maka pembelajaran tidak akan berjalan, itulah keadaan SMKN 1 Sukoharjo sebelum mengenal GSM. Bentuk hukuman di sana mengharuskan murid untuk berguling di lapangan. Dari sana, para guru mempunyai harapan yang tinggi agar proses pembelajaran di SMKN 1 Sukoharjo dapat menciptakan suasana bahagia, tidak tegang, tetapi tetap disiplin. Mereka merasa membutuhkan cara yang tepat untuk membungkus sikap pendisiplinan siswa. Bu Muryanti berharap komunikasi antara siswa dan guru berjalan dengan baik sehingga tercipta keterbukaan dan rasa saling percaya.

Dengan melakukan pendekatan diskusi, Bu Muryanti menemukan satu hal bahwa adanya hukuman yang memberatkan itu tidak membantu siswa untuk berubah menjadi lebih baik. Pertama kali Pak Ali datang ke SMKN 1 Sukoharjo dan memberikan materi pembelajaran yang menyenangkan. Guru-guru yang lain justru mengecam Bu Muryanti karena merasa GSM ini tidak cocok dengan SMK karena alasan pembelajarannya yang masih seperti TK dan SD. Guru-guru lain merasa pembelajaran seperti ini hanya akan menghambat penyampaian materi. Mendengar pendapat guru lain, Bu Muryanti menjadi berpikir kembali antara sistem pembelajaran yang keras atau sistem pembelajaran dengan pendekatan yang dikenalkan oleh GSM, mengingat siswa setelah lulus harus dituntut untuk bekerja. Namun, di sisi lain Bu Muryanti tidak setuju dengan bentuk hukuman yang mengharuskan siswa untuk berguling di lapangan hanya karena terlambat. “Bagaimana jika siswi itu menggunakan rok?” ujarnya. Dari sana, Bu Muryanti mulai menata diri untuk menerima pembelajaran yang menyenangkan. Beliau berusaha meyakinkan teman-teman yang lainnya bahwa inilah yang dibutuhkan anak-anak, proses ini berlangsung hingga di tahun 2022 awal. Pada saat itu beliau diizinkan oleh Kepala Sekolah dan mengundang Wakil Kepala Kurikulum seluruh sekolah di Kabupaten Sukoharjo. Bu Muryanti tahu bahwa kuncinya ada di Kepala Kurikulum. Pembelajaran seperti apa yang akan diberikan kepada anak-anak itu tergantung Kepala Kurikulum. Dari GSM, Bu Muryanti tahu bahwa apa pun target yang ingin dicapai, prosesnya memang harus dibuat menyenangkan, karena jika terus diberikan penekanan hanya akan menimbulkan keotoriteran saat bekerja. Sebagai tenaga pendidik perlu untuk menurunkan ego dan mulai memasuki dunia dalam perspektif anak didik.

Sesudah Mengenal GSM

Setelah mengenal GSM baru mulai terlihat transisi proses pembelajaran yang lebih memanusiakan para siswa, meskipun itu baru dilakukan oleh beberapa guru saja. Tadinya guru tutup telinga mendengar alasan siswa terlambat karena dianggap hanya sebuah pembelaan. Setelah mengenal GSM, guru menggunakan cara-cara yang lembut untuk menanyakannya kepada siswa. Para guru juga sudah mulai berusaha untuk bisa memberikan sistem pendidikan yang lebih “pro-siswa” dan membangun hubungan baik di antara mereka. Artinya para guru sudah tidak tutup telinga terhadap suara siswa, berbeda dengan kondisi sekolah saat sebelum mengenal GSM. 

Salah satu perubahan yang terlihat jelas adalah mereka yang dulu selalu berontak dan memaksakan diri untuk menerobos gerbang sekolah. Setelah guru-guru ini menerapkan nilai-nilai dari GSM kepada para murid, seperti salah satunya menambahkan ice breaking dalam pembelajaran. Para siswa menjadi lebih nyaman, menikmati pembelajaran, dan tidak kaku seperti saat dulu. Kemudian, mereka tidak lagi takut melihat sosok guru di hadapannya. Ini menjadi bukti terjadinya perubahan pada anak dengan mekanisme pembelajaran GSM yang diterapkan oleh para guru di Sukoharjo.

Bu Muryanti dan teman-teman Komunitas Sukoharjo berharap penerapan GSM ini dapat menjadi model mereka dalam menerapkan sistem pembelajaran yang menarik. Komunikasi guru dengan murid pun dapat berjalan lebih akrab layaknya orang tua dan anak. Beliau berharap pendekatan yang guru-guru lakukan dapat membentuk karakter murid menjadi pribadi yang lebih baik. Jika sistem pembelajaran konvensional ini masih terus dilaksanakan, maka generasi emas di masa depan akan sulit digapai.

Agenda Komunitas

Sampai di akhir tahun 2023, masih belum ada pertemuan secara khusus untuk melakukan sharing. Mengingat kesibukan guru-guru di setiap sekolah, kegiatan hanya dilakukan setiap sekolah dengan mengundang koordinator guru penggerak untuk melakukan diskusi dan berbagi. Agenda lainnya pun dilakukan di sekolah mereka masing-masing seperti peningkatan kompetensi guru terkait pembelajaran yang lebih memanusiakan dan beberapa guru juga mengundang Pak Ali sebagai penggerak GSM. Di Kabupaten Sukoharjo sendiri terbentuk forum anak untuk mewadahi anak-anak di sana, mengingat ada beberapa sekolah yang sudah menjadi Sekolah Ramah Anak. Namun, Komunitas GSM Sukoharjo sendiri belum banyak melibatkan orang tua, karena masih ada ketakutan dengan regulasi yang ada, seperti koordinasi yang harus dilakukan dengan dinas dan sebagainya. Jadi, hingga saat ini, dinas hanya melibatkan guru-guru saja yang memang ingin mengembangkan sistem pembelajaran di Kabupaten Sukoharjo. Dari berbagai agenda yang telah terlaksana, banyak perubahan yang terasa oleh sekolah-sekolah di Kabupaten Sukoharjo terutama pada sistem pembelajarannya.

image1

Muryani

*Jika ingin bergabung atau belajar dengan Komunitas Sukoharjo bisa menghubungi leader kami!

Publikasi Artikel

Media Sosial

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.