Komunitas GSM Sumedang bergabung menjadi bagian dari Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) pada tanggal 30 Juli 2023. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengumpulkan para guru yang memiliki impian besar untuk melaksanakan perubahan di satuan pendidikan. Saat ini, anggota grup Komunitas GSM Sumedang sudah mencapai sekitar 161 orang. Pak Abdul Rohman (atau biasa dipanggil Pak Abhe), selaku ketua Komunitas GSM Sumedang dan Kepala Sekolah SMA Plus Ulumul Qur’an Al Mustofa, mengenal GSM melalui diselenggarakannya webinar di awal tahun 2023 yang bertopik MPLS Menyenangkan.
Ketertarikan Pak Abhe untuk bergabung dengan GSM dimotivasi oleh rasa penasaran Pak Abhe terhadap arti kata “menyenangkan” dalam webinar bertema MPLS Menyenangkan. Pak Abhe kemudian menghadiri webinar tersebut dan semakin ingin mempelajari GSM secara mendalam. Menurut Pak Abhe, selama ini MPLS memiliki kesan buruk yang selalu dikorelasikan dengan perpeloncoan dan penindasan dari siswa senior kepada siswa junior. Hal tersebut menimbulkan adanya perasaan tidak dihargai dalam diri siswa baru. Oleh karenanya, Pak Abhe ingin memberikan perubahan terhadap kesan MPLS menjadi lebih menyenangkan. Melalui webinar tersebut, inovasi yang diberikan oleh GSM adalah MPLS tidak hanya diperuntukkan bagi kelas 10, tetapi juga kelas 11 dan 12 untuk mengurangi adanya senioritas serta gap antarangkatan. Pak Abhe juga memiliki harapan agar anak-anak tidak belajar dengan kondisi terpaksa selama di sekolah, melainkan hati dan jiwanya harus dalam kondisi sadar. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya perilaku tidak jujur, contohnya izin tidak berangkat sekolah dengan cara berbohong seperti alasan sakit.
Setelah mengenal GSM, terdapat beberapa kegiatan positif yang diimplementasikan oleh Pak Abhe di sekolahnya. Pertama, Pak Abhe berupaya untuk mengubah cara pandang guru terhadap dunia pendidikan. Menurut Pak Abhe, kunci dari sebuah pendidikan yang menyenangkan terletak pada bagaimana para guru merasakan kebahagiaan ketika sedang mengajar. Oleh karenanya, Pak Abhe mengarahkan guru-guru untuk mengimplementasikan MPLS yang lebih menyenangkan. Di sekolah SMA Plus Ulumul Qur’an Al Mustofa, MPLS tidak hanya dilakukan dengan memberikan materi, tetapi juga membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menjadikan guru sebagai fasilitator. Dalam kelompok tersebut, siswa harus menjawab pertanyaan pemantik seputar pengembangan diri, motivasi belajar ke jenjang SMA (diajukan ke anak-anak kelas 10), serta harapan di tahun ajaran baru (diajukan ke anak-anak kelas 11 dan 12). Jawaban mereka dituliskan di sticky notes supaya dapat ditempelkan. Kegiatan MPLS ini dilaksanakan di lapangan terbuka dan dampaknya sangat terasa, yakni kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan membahagiakan. Kedua, sekolah SMA Plus Ulumul Qur’an Al Mustofa juga menghapuskan adanya peringkat kepada siswa pada akhir semester. Hal tersebut dilakukan untuk menghargai setiap potensi yang dimiliki masing-masing siswa. Ketiga, Pak Abhe juga memberikan apresiasi positif kepada para guru dengan didasarkan pada capaian kinerja selama satu tahun ajaran. Salah satu contohnya adalah sertifikat bagi guru yang selalu datang tepat waktu. Tidak dapat dimungkiri bahwa penghargaan tersebut dapat meningkatkan semangat para guru untuk menjadi lebih baik. Penghargaan tersebut kemudian turut diinternalisasikan untuk siswa. Semua anak akan mendapatkan apresiasi dari wali kelasnya. Keempat, sekolah melaksanakan Asesmen Pembelajaran berbasis proses yang hasilnya ditampilkan dalam kegiatan perayaan belajar berupa pameran hasil karya guru terkait praktik baik yang sudah dilakukannya. Selanjutnya SMA Plus Ulumul Qur’an Al Mustofa memiliki program unggulan Tatbiqul Hasanah yang dilaksanakan setiap hari di luar jam pembelajaran yang terdiri dari 8 siswa dalam satu kelompok dan didampingi satu guru sebagai fasilitator. Kegiatan ini bertujuan untuk membimbing siswa agar memahami makna kehidupan serta memiliki akhlak yang terpuji melalui kegiatan LKBB (Latihan Keterampilan Baris Berbaris), peduli lingkungan dengan membersihkan taman, serta memberikan pelayanan makan kepada temannya. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan menyimak motivasi yang disampaikan oleh guru dan ditutup dengan agenda refleksi diri. Ketika kegiatan telah selesai, para siswa diharuskan untuk menulis aktivitas yang sudah dilakukan, perasaan mereka, dan refleksi terkait manfaatnya bagi kehidupan. Pesan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah “Belajar itu bukan hanya tentang bagaimana mereka tahu, melainkan bagaimana mereka bisa memaknai tentang apa yang mereka pelajari,” ucap Pak Abhe. Pak Abhe juga mengajak Bapak/Ibu guru di sekolahnya untuk mengajak siswa agar belajar dengan sepenuh hati sehingga jangan sampai mengajar pengetahuan tanpa memperhatikan karakter atau akhlak siswa.
Pada dasarnya, Komunitas GSM Sumedang belum memiliki agenda besar secara rutin. Sejauh ini, Pak Abhe masih dalam proses menyebarkan konsep GSM kepada guru-guru lain di luar komunitas agar semakin banyak orang yang mengetahui eksistensi GSM. Melalui tersebarnya informasi seputar GSM, diharapkan muncul ketertarikan dari para guru untuk terlibat aktif dan bergabung dengan Komunitas GSM Sumedang. Pak Abhe memiliki harapan agar praktik yang telah diajarkan oleh GSM dapat dirasakan dampaknya oleh banyak pihak. Pak Abhe juga berpesan bahwa “Dunia pendidikan adalah hal yang sangat vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tumbuh kembangnya sebuah bangsa tergantung pada bagaimana dunia pendidikan dibentuk oleh Bapak/Ibu guru. Oleh karenanya, kalau Bapak/Ibu guru tetap mengajar hari ini, maka jangan lupa untuk terus belajar.”