Komunitas GSM Supiori mulai terbentuk pada tahun 2020. Bu Elis sebagai salah satu guru di Kabupaten Supiori merasakan keresahan pada sistem pembelajaran yang berlangsung. Bu Elis meyakini bahwa guru-guru berpotensi untuk lebih berkembang di luar dari batasan dan ekspektasi lembaga kesejahteraan masyarakat yang sempat mendatangi sekolah tempat Bu Elis mengajar. Sejak saat itu, Bu Elis menemukan unggahan Youtube GSM dan bertemu Bu Novi selaku co-founder GSM serta Bu Tutut yang turut memotivasi Bu Elis untuk menggerakkan Komunitas GSM Supiori.
Awal mula terbentuknya GSM Supiori dimulai dengan keresahan Bu Elis akibat metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah tidak sesuai dengan kondisi siswa. Pada saat itu, terdapat suatu lembaga kesejahteraan masyarakat yang mendatangi sekolah dan berupaya melakukan program yang berhubungan dengan literasi atau minat membaca siswa dengan disediakannya pojok baca. Program ini terlaksana dengan harapan terjadi peningkatan minat literasi para siswa di Supiori. Akan tetapi, ekspektasi lembaga tersebut telah memberi tekanan bagi para guru dalam mengeksekusi program tersebut dikarenakan kondisi siswa yang tidak bisa membaca.
Terdapat beberapa dampak positif yang terlihat dari para siswa, khususnya pada siswa kelas 1. Perubahan ini terlihat dari tingkat respons dan reflektif siswa sebagai hasil dari pendekatan Bu Elis kepada siswa kelas 1 yang diajarnya, yaitu dengan cara berinteraksi secara lebih hangat kepada siswa yang memiliki hambatan ataupun kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada saat itu, pelaksanaan GSM pada siswa kelas 1 masih dilakukan Bu Elis seorang diri. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Pak Raffles selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori melakukan kunjungan ke sekolah dan menyadari perkembangan pada pembelajaran di kelas Bu Elis. Pak Raffles meminta agar kelas lainnya juga menerapkan sistem pembelajaran dengan metode GSM. Gerakan ini kemudian memantik perubahan di sekolah-sekolah Supiori hingga saat ini.
Setelah dikenalnya GSM, Pak Raffles selaku Kepala Dinas menggerakkan 25 guru dari komunitas Supiori untuk mengikuti workshop yang dilaksanakan di Hotel Prima Inn, Yogyakarta. Guru-guru dari Supiori yang menghadiri workshop kemudian mengimplementasikan metode pembelajaran sesuai cara GSM di sekolah masing-masing dan berbagai gugus yang ada di Supiori. Workshop berikutnya diadakan dengan mendatangkan Pak Rizal, founder GSM, serta tim internal GSM menuju Papua. Lalu workshop yang ketiga mendatangkan penggerak komunitas GSM dalam rangka penguatan dan sosialisasi GSM pada jenjang SMA. Adapun agenda rutin komunitas Supiori adalah pertemuan antargugus yang masih diusahakan penyelenggaraannya secara lebih konsisten dikarenakan agenda ini beriringan dengan kesibukan para guru dalam melaksanakan program-program Kurikulum Merdeka.
Bu Elis mewakili segenap rekanan guru-guru komunitas Supiori berharap keberadaan komunitas dapat menjadi wadah bagi para guru untuk saling berbagi dan memaknai pergerakan GSM sebagai pendekatan dari hati ke hati antara guru dengan peserta didik dan juga komunitas tanpa adanya unsur paksaan.