GSM

Komunitas Tangerang

Profil Komunitas

Perjalanan Komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di Kabupaten Tangerang dimulai pada tahun 2018. Saat itu, Bu Lia yang masih menjadi calon kepala sekolah, mendengar tentang GSM saat diluncurkan oleh Bupati Tangerang. Meskipun sekolah Bu Lia tidak termasuk dalam beberapa sekolah yang mendapat bimbingan awal dari program GSM yang bekerja sama dengan Sinarmas Land, ia mulai tertarik dengan konsep tersebut. Salah satu program terkenal saat itu adalah “Kurasaki” (Kurangi Sampah Kita), yang menjadi pintu masuk Bu Lia untuk mengenal lebih dalam tentang GSM.

Pada tahun 2019, GSM diluncurkan secara besar-besaran di hadapan seluruh SD dan SMP negeri di Kabupaten Tangerang, dengan kehadiran Pak Rizal sebagai pembicara utama. Meskipun hanya 50 sekolah yang secara resmi dibimbing dan di-SK-kan, Bu Lia bergabung dengan GSM pada akhir tahun 2019. Pada tahun 2020, Program Organisasi Penggerak mulai berjalan, dan Bu Lia menjadi salah satu dari tujuh leader GSM di Tangerang. Program ini menjadi salah satu program unggulan yang di-SK-kan oleh Bupati Tangerang.

Sementara itu, Bu Ijonk bergabung dengan GSM pada tahun 2022 setelah dihubungi oleh leader GSM terkait program sekolah penggerak. Awalnya, Bu Lia merasa tertarik karena visi GSM untuk menciptakan sekolah yang lebih menyenangkan dan inklusif. Sebelum bergabung, Bu Lia sudah sering mengamati dan mencoba menerapkan sendiri nilai-nilai GSM. Meskipun ada kendala dalam pembelajaran daring terutama terkait kemampuan IT guru-guru, semangat untuk bergabung tetap tinggi.

Bu Lia pertama kali tahu tentang GSM dari seorang leader yang menghubunginya terkait program sekolah penggerak. Meski awalnya agak terpaksa karena adanya MOU antara GSM dan Dinas Pendidikan Tangerang, Bu Lia tertarik dengan visi GSM yang berupaya membuat sekolah lebih menyenangkan. Sebelum resmi bergabung, Bu Lia sudah mencoba menerapkan beberapa konsep GSM di sekolahnya. Ketika kesempatan untuk bergabung datang, ia langsung berminat, meski menghadapi kendala dalam adaptasi teknologi saat pembelajaran daring. 

Selama bergabung dengan GSM, beberapa nilai yang ditekankan adalah berpihak kepada murid, memanusiakan manusia, dan menanamkan budaya kasih sayang. GSM bukan hanya tentang menghias sekolah tanpa makna, tetapi tentang gerakan akar rumput yang memanusiakan peserta didik dan menanamkan budaya positif. Harapannya, pada tahun 2024, GSM tidak hanya dipandang sebagai program tetapi sebagai budaya yang tumbuh dan berkembang secara alami, memperkuat rasa kekeluargaan di sekolah.

Sebelum Mengenal GSM (titik balik)

Sebelum mengenal GSM, tidak ada komunitas yang terorganisir di Tangerang. Hanya 50 sekolah yang terpilih saja yang tergabung dalam GSM. Para leader mengalami tantangan besar dalam mengubah pola pikir guru-guru yang masih belajar secara monoton. Cara mengajar yang kaku dan sistem pembelajaran yang membosankan menjadi masalah utama. Guru-guru belum terbiasa menggunakan ice breaking atau metode pembelajaran yang menyenangkan dan menyesuaikan dengan zaman. Akibatnya, semangat belajar siswa dan guru masih rendah, dan lingkungan belajar terasa kurang dinamis

Sesudah Mengenal GSM

Setelah mengenal GSM, terjadi perubahan besar dalam pola pikir dan praktik mengajar di sekolah-sekolah yang tergabung dalam komunitas ini. Mindset guru-guru berubah drastis. GSM bukan sekedar sekolah yang penuh dengan hiasan tanpa makna, tetapi merupakan gerakan akar rumput yang fokus pada memanusiakan peserta didik dan menanamkan budaya positif. Guru-guru belajar untuk menanamkan kegembiraan dalam proses belajar mengajar dan memahami pentingnya memperlakukan siswa dengan kasih sayang dan pengertian.

Harapannya, pada tahun 2024, GSM tidak hanya dipandang sebagai program lagi tetapi menjadi budaya yang tumbuh dari akar rumput, mempercepat pertumbuhan dan memperkuat rasa kekeluargaan di sekolah-sekolah.

Dampak positif yang dirasakan oleh komunitas setelah bergabung dengan GSM sangat signifikan:

  • Orang Tua: Orang tua melihat perubahan positif pada anak-anak mereka. Siswa yang tadinya malas ke sekolah menjadi lebih rajin, dan yang sering terlambat sekarang lebih disiplin. Orang tua juga dilibatkan dalam kegiatan sekolah seperti pembagian rapot dan refleksi bersama, menumbuhkan rasa kekeluargaan
  • Siswa: Siswa merasa lebih nyaman dan menganggap sekolah sebagai rumah kedua. Mereka lebih bersemangat dalam belajar dan menunjukkan perilaku yang lebih sopan dan ramah.
  • Guru: Guru-guru lebih proaktif dalam mengimplementasikan metode pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung siswa untuk betah di sekolah. Mereka juga lebih sadar akan pentingnya kedisiplinan tanpa tekanan.
  • Birokrasi: Dukungan dari dinas pendidikan sangat kuat, dengan adanya ruang GSM yang memfasilitasi kegiatan komunitas.

Guru, siswa, dan orang tua merasa sekolah sebagai rumah kedua, nyaman, bisa saling bercengkerama dan bercanda bersama. Murid-murid tidak sungkan untuk menyapa kepala sekolah.

Agenda Komunitas

Komunitas GSM Tangerang memiliki agenda yang beragam untuk mendukung dan mengembangkan visi mereka:

  • Pelatihan Daring dan Luring: Pada tahun 2020, pelatihan dilakukan secara daring. Di tahun 2022, launching perdana secara luring di Cordova, diikuti dengan berbagai kegiatan yang didukung oleh ibu Kasi Kurikulum. Kegiatan seperti studi tiru ke Jogja, pelatihan mendongeng, dan pertemuan-pertemuan dengan leader kota Tangerang Selatan menjadi bagian dari agenda komunitas.
  • Cross Kunjungan dan Penguatan Kecamatan: Melakukan cross kunjungan ke Tangerang Selatan dan didatangi oleh komunitas dari Cirebon. Penguatan dilakukan di setiap kecamatan untuk memastikan perkembangan komunitas.

Agenda-agenda yang dilakukan oleh komunitas juga banyak melibatkan pihak lain seperti dinas pendidikan yang melibatkan sekolah-sekolah untuk melaksanakan agenda GSM. Hal ini memberikan fasilitas yang baik tetapi juga menimbulkan tantangan, karena komunitas menjadi kurang mandiri dan terlalu bergantung pada dinas. Biasanya yang bergerak hanya leader-leader saja jika tidak melibatkan dinas. Oleh karena itu, komunitas berencana untuk menggaungkan GSM ke seluruh sekolah agar setidaknya mengenal konsep ini.

Cara komunitas menyelenggarakan setiap agendanya adalah dengan dinas mengumpulkan para leader, menjelaskan terkait agendanya. Para leader kemudian disebar ke lima titik, masing-masing mencakup beberapa kecamatan (sekitar 5-6 kecamatan). Sekolah yang sudah mengenal GSM diberi materi dan pengenalan lebih dalam, sementara sekolah yang belum mengerti diajarkan tentang mindset GSM yang sebenarnya, bukan sekedar hiasan tanpa makna.

Penentuan agenda biasanya merupakan kolaborasi antara komunitas, dinas, dan sekolah-sekolah terkait, memastikan bahwa setiap kegiatan berjalan dengan efektif dan mendukung tujuan utama GSM.

Dengan segala upaya dan komitmen, komunitas GSM di Kabupaten Tangerang terus berusaha menghidupkan semangat GSM dan menyebarkan nilai-nilai positif ke seluruh sekolah di wilayah tersebut. Harapannya, gerakan ini tidak hanya menjadi program sesaat tetapi menjadi budaya yang mengakar kuat di dunia pendidikan.

Yayah

*Jika ingin bergabung atau belajar dengan Komunitas Tangerang bisa menghubungi leader kami!

Publikasi Artikel

Media Sosial

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.