Social emotional Learning (SEL) merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan proses di mana siswa, guru, orang tua dan seluruh pihak yang berperan dalam proses pendidikan memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk mengembangkan identitas yang sehat, mengelola emosi, mencapai tujuan pribadi dan kelompok, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, membangun dan memelihara hubungan yang supportive, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab dan memanusiakan manusia. Berdasarkan hasil penelitian sistem pendidikan yang menerapkan SEL, memiliki banyak manfaat diantaranya adalah siswa memiliki kemampuan untuk mengantisipasi, mengungkapkan perasaannya, dan sadar akan perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain, membentuk karakter, interaksi sosial, dan kemampuan akademik dalam jangka panjang.
Menerapkan hal baru tentu menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah. Sekolah yang masih awal ingin menerapkan SEL dalam kurikulum maka bisa menerapkan metode yang telah dipraktikkan oleh Ibu Anik Sudiartini, M.Pd., di Sekolahnya. Berikut adalah tahap awal yang beliau praktikkan untuk mengaplikasikan SEL di Sekolahnya.
- Mensosialisasikan ke seluruh tenaga pendidik dan kependidikan
Sebagai sesuatu hal yang baru tentu sebagai Kepala Sekolah wajib mensosialisasikan terlebih dahulu tentang apa itu SEL, kenapa SEL, manfaat SEL, dan bagaimana menerapkannya. Sosialisasi ini dilakukan tidak hanya secara formal tetapi juga dalam bentuk non formal ketika ada kesempatan seperti saat mengobrol.
- Memperkuat second layer atau Wakil Kepala Sekolah untuk menerapkan SEL di sekolah
Bu Anik menerapkan SEL setelah mengikuti pelatihan dari GSM di bulan November 2020. Bu Anik sebelumnya juga telah memiliki gebrakan yang luar biasa yaitu mengizinkan siswanya untuk tidak mengikuti UAS sesuai jadwal jika musim panen kangkung tiba. kebijakan tersebut dilakukan untuk melatih soft-skill siswa dan sebagai bekal siswanya. Guna menerapkan kebijakan tersebut Bu Anik juga selalu bekerjasama dengan Wakil Kepala Sekolah dan selalu meyakinkan mereka dengan manfaat dan nilai yang akan didapat oleh siswa.
- Memperkenalkan Piagam Kebaikan kepada siapa pun
Ada satu kisah unik dari Bu Anik ketika mengenalkan bintang kebaikan. Beliau tidak hanya mengenalkan bintang kebaikan pada semua tingkat jenjang pendidikan dari TK sampai SMK/SMA. Bu Anik memberikan bintang kebaikan kepada Kepala Dinas Bondowoso. ketika biasanya Kepala Dinas memberikan penghargaan kepada Guru waktu itu justru Bu Anik yang memberikan sekaligus mengenalkan Bintang kebaikan kepada Kepala Dinas.
- Membuka komunikasi positif dan keterhubungan antara kepala sekolah, guru, staff, dan siswa.
- Kepala sekolah memberikan contoh tentang praktik baik
Bu Anik senantiasa memberikan contoh secara langsung seperti menyapa siswa, bertanya tanpa menjudge dan selalu mengajak untuk merefleksi setiap kejadian baik kepada guru, staff dan siswa.
- Membuka diskusi dengan guru
Diskusi yang dimaksudkan untuk membuka kreativitas guru, membuka wawasan atau mindset guru bahwa Kompetensi dasar (KD) itu bisa dibuat fleksibel dan bisa dimuati SEL di dalamnya serta mendiskusikan tentang praktik baik yang telah guru praktikkan di kelas.
- Sharing praktik baik
Praktik baik yang diterapkan oleh satu guru ditularkan pada guru yang lain sebagai bahan belajar sesama guru.
Manfaat yang didapatkan dengan adanya komunikasi positif di atas adalah
- Guru, staff dan siswa merasa nyaman ketika mereka mendapatkan suatu hal yang baru dan terbuka untuk menerapkannya.
- Mampu menggali potensi yang dimiliki oleh guru, staff dan siswa
- Adanya role model baik bagi guru, staff maupun siswa contoh
Video Manfaat SEL
Sumber:
Shonkoff, J.p., Levit, P., Boyce, W.T., Fox, N.A., . . . Lozoff, B. 2011. Children’s Emotional Development Is Built into the Architecture of Their Brains. National Scientific council on the Developing Child.
0 Comments