GSM

Salah satu guru komunitas GSM di Kabupaten Supiori, tepatnya seorang guru di TK Negeri Paryem bernama Ibu Irma Chintia. Bu Irma membagikan refleksinya dan pengalaman yang dirasakan setelah sekolahnya mengimplementasikan konsep pembelajaran ala GSM.

Tak pernah disangka sebelumnya oleh Bu Irma, bahwa dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional atau Social Emotional Learning (SEL), di mana siswa diberikan ruang dan kesempatan untuk berekspresi, menyalurkan emosi-emosi yang dirasakan melalui berbagai zona yang dibuat dalam ruang kelas menghasilkan dampak positif yang tidak hanya dirasakan oleh siswa sendiri, namun juga guru dan orangtua.

“Langkah pertama yang kami (kepala sekolah dan guru-guru) lakukan untuk mengimplementasikan konsep pembelajaran ala GSM adalah dengan mempersiapkan zona-zona di ruang kelas dan lingkungan sekolah, anak-anak merasa senang dengan perubahan yang kami buat. Terlebih, ketika kami membuat zona kehadiran itu anak termotivasi untuk datang tempat waktu ke sekolah. Mereka semua berebut supaya menjadi urutan pertama datang di sekolah” Kata Bu Irma.

Student well being ini sebenarnya sudah tidak asing lagi di dalam GSM, karena Bu Novi (Co-Founder GSM) dalam berbagai kesempatannya ketika berbagi kerap kali menyinggung terkait well being. Bu Novi mengartikan student well being sebagai sebuah kondisi yang mendukung anak dalam berkembang secara utuh dari sisi fisik, emosi, kognitif, sampai dengan psikomotorik untuk membentuk dirinya sebagai manusia yang bahagia dan produktif sepenuhnya.

Bu Novi juga menjelaskan bahwa dalam upaya meningkatkan well being salah satunya adalah dengan melalui Social Emotional Learning (SEL)yang diwujudkan dengan penciptaan berbagai zona-zona di ruang kelas. Sehingga, proses pembelajaran menjadi aktif dan tidak bersifat satu arah (tunggal). Dengan melalui perubahan layout kelas yang menarik, maka akan tercipta keterkaitan komunikasi dari berbagai arah yang lebih interaktif antara siswa, guru, dan juga orangtua.

Bu Irma juga membagikan hasil refleksi dari orangtua siswa terkait perubahan iklim kelas dan sekolah dengan pembelajaran SEL yang tentunya beragam, ada orangtua yang terkejut ketika anaknya pulang langsung melaksanakan kewajibannya di rumah dan ada orang tua yang merasa bangga karena anaknya bisa mandiri melaksanakan kewajibannya. Adapun cerita paling berkesan yang dirasakan oleh Bu Irma sendiri adalah ketika mengetahui salah satu siswanya tidak memiliki hp untuk merekam video, tetapi ternyata salah satu temannya secara sukarela menawarkan diri untuk membantu merekam video bersama.

Hal tersebut mungkin jika dilihat secara sekilas terlihat kecil, namun bagi Bu Irma dan orangtua serta siswa TK Negeri Paryem perubahan yang kecil tersebut justru menjadi pemantik asa untuk terus semangat berubah dan berkolaborasi menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan. Sebab dari hal kecil tersebut lah yang akan begerak dan bermuara pada dampak besar serta positif yang akan dirasakan oleh semua, baik siswa, guru, dan orangtua.

Berikut dokumentasi kolaborasi antara sekolah dan orangtua di TK Negeri Paryem Kabupaten Supiori, Papua.

Orangtua menuliskan harapan dan menempelkannya di zona harapan orangtua.

Salam, Berubah, Berbagi, Berkolaborasi.

Penulis: Nazula Nur Azizah

Editor: Nida Khairunnisaa


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.