GSM

Seperti yang kita ketahui bahwa Rancangan Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) akan segera masuk ke dalam sebuah Program Legislasi Nasional atau Prolegnas pada bulan Mei tahun 2022. Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan proses penyusunan RUU Sisdiknas ini dikarenakan untuk membuat arah dan paradigma pendidikan menjadi jelas serta memapankan pandangan akan pendidikan Indonesia itu sendiri.

Selain itu, salah satu pemerhati pendidikan bahkan Founder dari Gerakan Sekolah Menyenangkan yaitu Muhammad Nur Rizal atau yang biasa disapa dengan Pak Rizal memberikan pernyataan terkait dengan RUU Sisdiknas 2022 ini. Menurut Pak Rizal sendiri, eksistensi dari RUU Sisdiknas ini sangatlah penting karena disinyalir dapat meredam kondisi – kondisi yang dapat menciptakan gangguan dalam sistem pendidikan kita khususnya di era disrupsi ini. Tentu saja selain itu, Pak Rizal mengharapkan agar perubahan RUU ini tidak hanya condong kepada fasilitas atau infrastrukturnya saja tetapi juga harus menakar kepada pengembangan manusia itu sendiri.

Oleh karena itu, Pak Rizal memberikan pernyataan agar RUU Sisdiknas ini juga berfokus pada terbangunnya budaya sekolah atau kultur sekolah bahkan bila perlu budaya masyarakat juga harus terbangun. Budaya ini ialah budaya yang berfokus pada pengembangan masyarakat literasi agar SDM semakin berkualitas dan memiliki social emotional learning yang baik dalam menghadapi kemajuan teknologi baik di masa kini sampai di masa depan nantinya.

Selain itu, Pak Rizal juga memaparkan terkait dengan kebijakan politik pendidikan yang juga mesti direformasi untuk disesuaikan kepada paradigma yang lebih personalized learning. Kemudian, Pak Rizal juga menimpali agar RUU Sisdiknas ini masuk ke dalam pengalaman belajar siswa agar siswa memiliki rasa ingin tahu inggi dalam belajar. Pak Rizal juga menyampaikan bahwa perubahan RUU ini terkesan begitu terbaru – buru sehingga Pak Rizal menyarankan agar pemerintah menimbangkan kembali beberapa hal seperti partisipasi publik, akuntabilitas, serta mempertimbangkan prosedur ilmiah. Dan apabila hal ini tidak dilakukan, maka akan menyebabkan yang namanya lemahnya urgensi perubahan UU Sisdiknas.

Selain itu, Pak Rizal juga memandang bahwa RUU Sisdiknas harus berfokus pada pemberdayaan manusia. Seluruh civitas yang ada dalam lingkup sekolah baik itu murid, guru, dan lain sebagainya harus dipandang sebagai subjek dan bukan objek. Hal ini dikarenakan jika manusia berdaya, maka dia bisa akan menjaga eksistensi dirinya dari dominasi dunia robot atau kecerdasan buatan. 

Pak Rizal juga memaparkan bahwa perlu adanya reformasi pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yaitu LPTK agar dapat menghasilkan guru – guru yang mumpuni. Guru – guru yang mumpuni adalah guru – guru yang berhamba pada anak atau dengan kata lain ialah guru yang berfokus pada ekosistem yang lebih memanusiakan. 

Salam Berubah, Berbagi, dan Berkolaborasi 

Penulis: I Putu Wisnu Saputra

Editor: Nida Khairunnisaa


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.