GSM

Dalam dunia pendidikan kita saat ini tak terlepas dari beberapa kegiatan sentral yang dilakukan oleh guru di dalam kelas yaitu mengajar, mendidik, membimbing, dan melatih. Mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan yang sangat berkaitan dengan proses transfer knowledge. Sementara itu, membimbing dapat diartikan sebagai proses pembinaan dan motivasi. Kemudian melatih dapat diartikan sebagai proses transfer knowledge yang berbentuk keterampilan atau skill. Dan terakhir mendidik dapat diartikan sebagai proses menuntun kodrat anak agar berkembang untuk mencapai kebahagiaan setinggi – tingginya., memberikan kebermanfaatan untuk dirinya dan lingkungan masyarakat, bangsa, dan negaranya. Namun, dalam hal ini Pak Diyarko menilai lebih ingin mendidik anak – anaknya sesuai dengan kelebihan yang mereka miliki. Pak Diyarko menilai bahwa seluruh manusia memiliki kodrat untuk mengetahui, mengembangkan imajinasi mereka, dan dihargai sesuai dengan keunikan masing – masing. Oleh karena itu, Pak Diyarko selalu berusaha bagaimana caranya dalam pembelajaran dirinya selalu memegang prinsip bahwa berhamba pada anak adalah hal yang utama. Pak Diyarko juga mengatakan hendaknya sekolah dapat memberikan ruang yang khusus bagi pengembangan passion dalam diri anak.

Passion adalah daya tarik dengan frekuensi yang terbilang besar sehingga dapat mendorong seseorang untuk dapat melakukan hal tersebut. Hal ini dikarenakan mereka melakukannya karena ada alasan disukai atau dianggap penting. Tetapi, jika sekolah sudah memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan bakatnya tentu saja masih belum cukup. Menurut Pak Diyarko, passion tidak hanya sekedar mengembangkan minat kita atau bakat kita tetapi bagaimana agar anak dapat mencapai versi terbaiknya. Tentunya untuk mencapai versi terbaik dari diri anak ini menurut Pak Diyarko adalah dengan diberikan tantangan atau challenge agar anak memiliki daya usaha yang keras sehingga hal ini akan berakibat pada peningkatan potensi yang dimiliki oleh masing – masing anak. 

Menurut Pak Diyarko, masih saja ditemukan beberapa sekolah yang belum mampu menginisiasikan pembelajaran yang berhamba pada anak. Sehingga hal ini disinyalir akan menjadi penyebab anak didik kita menjadi kesulitan berkembang. Ditambah dengan sistem pengajaran yang memang terkadang membuat guru harus mengikuti sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hal ini menambah mindset bahwa pembelajaran yang diberikan harus seragam sehingga guru tidak mampu berfokus pada 3 kodrat manusia. Padahal yang sebenarnya adalah pendidikan harus mampu mengembangkan 3 kodrat manusia itu.

Oleh karena itu, Pak Diyarko menerapkan yang namanya one day one project. Karena menurut Pak Diyarko, dirinya harus merdeka dalam menerjemahkan kurikulum itu dengan memberikan porsi materi yang berbeda-beda dari setiap anak didik. Lebih manusiawi ketika anak didik yang tidak memiliki passion di bidang gambar, tidak dipaksakan harus menguasai gambar, namun sebagai gantinya diberikan tantangan yang lebih sesuai dengan passionnya misalnya di bidang modeling 3D dan sebagainya. Semua ini ditujukan untuk bagaimana caranya agar anak dapat menemukan versi terbaiknya. Selain itu, Pak Diyarko juga mencari peluang agar bagaimana caranya SMK dan industri bisa saling connect agar dapat mengembangkan kemampuan anak. 

Selain itu, Pak Diyarko juga membagikan pengalamannya terkait dengan salah satu anak didiknya yang berhasil mengembangkan potensi yang dimilikinya sekaligus berhasil connect dengan industri sebagai salah satu cara menjadi versi terbaik dari anak didiknya. Dirinya adalah Nafisa Aliya yang merupakan salah satu siswi dari Pak Diyarko Kelas X Jurusan Animasi di SMK Negeri 11 Semarang. Nafisa merupakan siswi yang semenjak semester 1 sudah diketahui oleh Pak Diyarko telah memiliki passion di bidang ilustrasi. Tentu dengan beragam latihan baik dari tugas yang diberikan oleh Pak Diyarko berhasil membuat Nafisa meningkatkan skillnya dalam ilustrasi. Peluang pun semakin terlihat ketika Pak Diyarko memposting hasil karya yang dibuat oleh Nafisa sehingga memberikan kesempatan kepada anak didiknya tersebut untuk mengikuti seleksi project di bidang industri. Hal ini dikarenakan pihak industri merespon dengan sangat baik setiap hasil karya yang diposting oleh Nafisa.

Berbagai seleksi pun diikuti oleh Nafisa untuk bisa diterima masuk ke dalam project industri tersebut. Pada seleksi tahap I, Nafisa berhasil lolos dan menyelesaikan ilustrasi dalam waktu 4 jam. Namun, pada hari pertama seleksi tahap 1 itu tidak hanya satu kali seleksi saja tetapi dilakukan seleksi berikutnya dengan tantangan untuk merapikan (line art) dan melakukan inking. Hal ini berhasil menjadikannya sebagai gambar yang paling bagus. Walaupun menjadikannya sebagai gambar yang bagus, Nafisa harus melewati seleksi yang terakhir untuk diterima di project ilustrasi tersebut.

Gambar 1. Hasil Karya Nafisa pada seleksi tahap I

Pada seleksi tahap kedua ini, Nafisa mendapatkan tantangan membuat dengan tema militer. Rasa dag dig dug saya rasakan, apakah Nafisa mampu melalui tahap ini, karena ia belum sama sekali membuat gambar dengan tema militer. Malam setelah pukul 19.00 Nafisa mendapat tantangan untuk membuat itu dan harus menyelesaikan selama 2 jam. Pagi harinya baru mendapat pengumuman, ternyata hasilnya belum masuk standar. Namun nasib baik masih berpihak pada Nafisa, ia diberikan kesempatan untuk membuat kembali selama 2 jam, dengan hasil yang semakin membaik dan dinyatakan lolos untuk masuk project industri.

Gambar 2. Hasil Karya Nafisa pada seleksi tahap II

Menurut Pak Diyarko, beliau mendengar cerita dari ibunya Nafisa bahwa Nafisa adalah anak yang manja namun dengan tantangan yang berat sesuai dengan passionnya justru membuat Nafisa semakin kuat. Ibarat baja, akan menjadi senjata yang tajam dan kuat harus dibakar dengan suhu yang tinggi, ditempa secara terus menerus. Pada akhirnya Pak Diyarko berhasil mengantarkan muridnya untuk menemukan versi terbaiknya. Oleh karena itu, Pak Diyarko adalah contoh nyata dari guru yang mampu memiliki pola pikir dengan berfokus pada anak. Hal ini merupakan kemampuan yang harus dikembangkan guru dalam era kurikulum baru ini agar guru kurikulum baru ini dapat berjalan dengan sukses.

Salam Berubah, Berbagi, dan Berkolaborasi

Penulis: I Putu Wisnu Saputra


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.