GSM

Program ‘Merdeka Belajar’ sudah diluncurkan, namun praktiknya masih belum tampak. Menghadapi tantangan ini, perubahan akar rumput yang dimulai Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) bisa menjadi solusi.

Sudah lebih dari sebulan sejak Kementerian Pendidikan Nasional mempublikasikan kebijakan ‘Merdeka Belajar’. Sebuah gebrakan yang secara konsep sangat cocok untuk menyelesaikan masalah pendidikan Indonesia. Menerapkan asesmen sebagai pengganti USBN, meniadakan Ujian Nasional, menyederhanakan RPP, dan merevisi kebijakan zonasi tampak sebagai strategi yang kontekstual.

Adapun konsep yang matang tersebut masih belum terlihat wujudnya dalam penerapan di level praktis. Mengubah kebijakan memang tidak mudah dengan adanya birokrasi yang berlapis-lapis. Apalagi kebijakan ini mengharuskan eselon pemerintah untuk menggeser kultur standardisasi yang sudah bertahan selama berpuluh-puluh tahun di Indonesia.

Menurut Muhammad Nur Rizal, pendiri GSM, perubahan paradigma lewat gerakan akar rumput mampu menjadi jalan tengah. “Apa yang dibutuhkan Indonesia saat ini sebenarnya bukan sekadar perubahan birokrasi, tapi perubahan paradigma pendidikan. Perubahan ini mengarah pada perubahan mindset guru, serta kultur sekolah yang merdeka untuk bereksperimen baik dalam pembelajaran, maupun pengelolaan perubahan sekolah,” ujarnya.

“Perubahan semacam ini hanya akan terjadi jika dilakukan lewat gerakan akar rumput bersama guru-guru, sebab stakeholder di lapanganlah yang paling memahami dan menguasai kondisi di ujung pendidikan kita, sekolah. Lebih lanjut, GSM mengakomodasi semangat pergerakan guru-guru ini dengan framework yang mudah diterapkan dan mampu menciptakan perubahan nyata,” tandas pria yang juga merupakan Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada itu.

GSM  sebagai platform gerakan akar rumput di bidang pendidikan telah dan akan terus mengubah paradigma para stakeholder pendidikan yang merupakan peran strategis. Selama ini, ekosistem sekolah menyenangkan hanya didapatkan oleh segelintir orang yang memiliki privilese. GSM mengusahakan kualitas pendidikan yang merata dan berjuang untuk memangkas tajamnya ketimpangan antara sekolah favorit dan pinggiran. Pendidikan berkualitas seharusnya menjadi hak semua anak dan sekolah di Indonesia.

Categories: Inspirasi GSM

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.