GSM

“Alhamdulillah Pak Diyarko, karya anak wedok jadi kaos buat kado ultah ayahnya. Matur sembah nuwun sanget (terima kasih sekali), ini juga atas bimbingan Pak Di”, ungkap Ibu dari Sabrina Atika melalui WhatsApp. Pesan tersebut sebagai ungkapan terima kasih dan rasa bangga terhadap karya anaknya yang sekaligus diterapkan dalam sebuah kaos untuk kado ulang tahun.  Kado ulang tahun berupa kaos tersebut merupakan hasil desain gambar dari Sabrina Atika yang masih duduk di kelas X Animasi . Produk tersebut salah satu hasil dari kegiatan one day one project sebagai salah satu program yang dilaksanakan di jurusan Animasi SMK N 11 Semarang. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari project based learning yang dilakukan dengan kolaborasi antara mata pelajaran sketsa, dasar-dasar seni rupa, dasar kreativitas dan simulasi komunikasi digital. Untuk membuat desain gambar tersebut diperlukan sketsa awal, proses line art, coloring, sampai proses mencetak di kaos.

Di dalam pengembangan sekolah masa depan, kegiatan project based learning merupakan salah satu kegiatan pada area membangun pembelajaran penalaran dan kesadaran. Dalam area ini sekolah perlu mengembangkan pembelajaran metakognisi, memantik rasa ingin tahu, mengembangkan daya imajinasi, membangun budaya dialektika, menciptakan ruang-ruang refleksi.

Secara riil, one day one project selalu melibatkan siswa untuk merancang pembelajaran yang akan dilakukan selama satu semester. Dalam satu semester siswa selalu diajak untuk membuat daftar project selama satu minggunya, sehingga mempermudah project-project yang akan dibuat setiap harinya. Project-project tersebut disesuaikan dengan passionnya masing-masing. Seperti halnya dengan Sabrina Atika yang lebih cenderung menekuni ilustrasi 2D, maka kegiatan one day one projectnya membuat desain ilustrasi karakter yang semakin meningkat. Project based learning yang diharapkan di SMK adalah mampu mengatasi permasalahan di masyarakat, misalnya mengerjakan project-project industri. Namun pada level ini tidak semua siswa bisa masuk di project industri karena tingginya kualitas yang diharapkan dari industri, sehingga hanya beberapa siswa di kelas X yang mampu pada level ini. Untuk itu, kegiatan one day one project yang dilakukan sebatas untuk latihan mengasah diri dalam rangka peningkatan level dan untuk membiasakan budaya kerja yang ada di industri.

Orientasi berikutnya dari kegiatan one day one project selain melatih diri agar bisa naik level, kegiatan ini melatih berwirausaha. Oleh karena itu kolaborasi dengan mata pelajaran Simulasi Komunikasi Digital, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pemasarannya. Setiap karya yang dibuat setiap harinya diposting di instagram dan melakukan berbagai cara untuk memperluas jangkauan. Instagram tersebut sebagai salah satu alat promosi karya dan membangun branding diri. Di dalam proses pembelajarannya juga diberikan tantangan untuk mengaplikasikan karya gambar ataupun modeling sebagai marchendese dengan harapan dapat dijual. Tantangan ini untuk melatih kewirausahaan sejak dini. Meskipun Sabrina belum sampai proses menjual hasil desainya, namun karya yang dibuatnya memberikan kebermanfaatan untuk dirinya. Ia mampu mengungkapkan rasa terima kasih kepada ayahnya melalui karya yang diaplikasikan dalam bentuk kado ulang tahun.

Spanduk, Hasil Desain Reynaldi (Siswa Kelas X Animasi SMK N 11 Semarang)

“Hasil karya Aldy sudah terpasang Pak”, ungkap ayahnya Reynaldi sambil mengirim karya spanduk yang digunakan untuk promosi usaha yang dimiliki. Karya Reynaldi (siswa kelas X Animasi) juga memberikan manfaat terhadap orang tuanya dalam mempromosikan usahanya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan one day one project, selain melatih skill dalam bidang gambar, modeling 3D, animate 2D/3D, siswa dilatih untuk selalu peka terhadap lingkungannya. Meskipun belum sampai pada level menjual karya, namun setidaknya karya tersebut dapat bermanfaat untuk keluarga maupun orang lain.

Kegiatan one day one project ini dapat berjalan dengan baik dibutuhkan komunikasi atau jalinan yang erat dari guru dengan orang tua siswa. Di dalam group WhatsApp orang tua selalu dijalin komunikasi yang intens, seperti selalu melaporkan hasil karya minimal 3 kali dalam seminggu, memberikan ruang-ruang diskusi agar orang tua juga memberikan penghargaan terhadap anaknya. Salah satu cara adalah memesan karya minimal terhadap anaknya sendiri. Seperti yang dilakukan orang tua Reynaldi, ia memesan spanduk dari hasil desain anaknya. Semoga menginspirasi.

Categories: Suara Guru

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.