GSM

Sebagai seorang kepala sekolah di SMKN 1 Kemusu, bu Dyah merupakan sosok pemimpin yang terbuka terhadap masukan, dan menerapkan kepemimpinan yang humanis. Beliau selalu mempertimbangkan berbagai saran dari teman – temannya sebelum membuat suatu keputusan. Bu Dyah juga membangun komunikasi yang baik terhadap para guru, wali murid, dan siswa – siswinya. Sehingga, dapat tercipta kepercayaan atas satu sama lain. 

Beliau mengatakan kepada teman – teman guru lainnya untuk tidak ragu mendiskusikan berbagai hal atau masalah dengannya. Terutama ketika ada muridnya yang mempunyai suatu masalah. Beliau akan melakukan pendekatan terhadap murid dan juga wali muridnya. Menurutnya, hal tersebut memang sangat dibutuhkan untuk bisa lebih memahami karakter muridnya dan membangun koneksi yang baik antara murid, wali murid, dan pihak sekolah. 

Bu Dyah juga senang berkeliling ke setiap kelas di sekolahnya untuk melihat siswa – siswinya dan guru yang mengajar. Terkadang, beliau meminta izin dengan guru kelas untuk bergantian dengan dirinya mengajarkan langsung para muridnya.  Hal tersebut beliau lakukan di sela – sela kesibukan tugas beliau yang cukup padat. Menurutnya, teman – teman guru dan  para muridnya menjadi motivasi beliau untuk bersemangat dalam mengemban tugasnya. 

Beliau selalu menjalin kebersamaan yang ada antara dirinya dengan warga sekolah. Hal ini beliau implementasikan melalui kehadirannya setiap kali aktivitas pagi di sekolahnya dimulai. Biasanya, sekolah bu Dyah selalu menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum kelas pagi dimulai. Beliau tidak lupa untuk bergabung dan mengikuti serangkaian kegiatan yang ada. Menurutnya, seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan yang baik bagi yang lainnya. 

Bu Dyah juga menerapkan Social Emotional Learning pada kepemimpinannya. Beliau mengatakan bahwa SEL ini menjadi sebuah andalan bagi dirinya sebagai caranya untuk mengajak teman – temannya mau berubah dan bergerak bersama ke arah yang lebih baik. Berbekal dari SEL beliau membagikan kepada guru lainnya melalui pendekatan tentang arti pentingnya siswa – siswi, serta makna pentingnya kehidupan dan keluarga. 

Sama halnya dengan siswa – siswinya. Beliau memberikan kelas motivasi kepada siswa – siswi yang mendapati kesulitan atau masalah terhadap proses belajarnya. Di hadapan anak didiknya, bu Dyah melakukan pendekatan dengan membagikan arti penting masa depannya, gambaran kehidupan mereka, serta makna kehadiran orang tua terhadap kehidupan siswa – siswinya. Dengan begitu, beliau mampu menyentuh dan mengolah rasa para anak didiknya. 

Menurutnya, pendekatan dengan sisi emosional ini sangat penting untuk menggugah kembali semangat para guru dan siswa – siswinya. Layaknya sebuah tanaman yang layu karena sedikit air dan sinar matahari beliau menganalogikan Social Emotional Learning sebagai “SEL ini saya gunakan sesekali pada kondisi tertentu untuk menyirami kembali semangat yang mulai layu” seperti itu menurutnya. 

Sebagai seorang kepala sekolah, beliau merasa bahwa dirinya harus menjadi teladan dan contoh yang baik bagi guru – guru dan siswa – siswinya. Menurutnya, seorang pemimpin yang baik ialah pemimpin yang tidak bersifat arogan terhadap apa pun yang ia lakukan. Bu Dyah menggambarkan sosok kepemimpinan yang ada dalam dirinya sebagai sebuah payung yang dibungkus dengan gambaran hati. 

Bu Dyah menjelaskan “Kenapa payung? Saya ingin menjadi pemimpin seperti ibaratnya payung tersebut. Saya ingin melindungi orang – orang yang ada di sekitar saya, menjadi tempat peneduh bagi mereka, tetapi semua itu harus dibungkus dengan rasa cinta, rasa kasih sayang. Bagi saya, siapa pun yang saya pimpin adalah teman – teman saya dan saya tidak menginginkan satupun kehilangan mereka” Seperti itu gambaran kepemimpinan dari dalam diri bu Dyah. 

Melalui keseluruhan gambaran kepemimpinan yang bu Dyah sampaikan. Dapat dikatakan bahwa bu Dyah merupakan sosok pemimpin yang selalu menghangatkan hati para guru dan siswa – siswinya. Beliau sangat terbuka dan mengutamakan kekeluargaan dalam mengemban tugasnya sebagai seorang pemimpin di SMKN 1 Kemusu, Jawa Tengah. Semoga cerita bu Dyah mengenai kepemimpinannya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. 

Salam, berubah, berbagi, berkolaborasi! 

Penulis: luthfiasari sekar

Editor: Hayinah Ipmawati


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.