GSM

Ada banyak kisah menarik dibalik perkenalan guru – guru dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan. Tidak hanya menarik, tetapi juga membawa pengaruh baik. Seperti perkenalan pak Dimas Kurniawan dengan GSM melalui bu Anik Sudiartini yang pada saat itu menjadi kepala sekolah di tempat pak Dimas mengajar, yaitu SMKN 1 Pandji Situbondo. Pak Dimas menceritakan bahwa bu Anik telah menyebarkan virus kebaikan. 

Sebelum pak Dimas mengetahui GSM, sebenarnya beliau sudah mempunyai konsep dan nilai – nilai pengajaran yang berorientasi pada pendekatan terhadap siswa – siswinya. Beliau selalu memberikan motivasi kepada siswa – siswi bahwa pentingnya belajar bukan hanya untuk meraih nilai yang tinggi, melainkan mengoptimalkan proses untuk menghargai perjuangan dan lelahnya belajar. 

Disamping itu, kurikulum pembelajaran terus berkembang dengan kriteria ketuntasan hasil belajar tertentu yang harus tercapai. Pada saat itu, beliau merasa bingung dan kecewa karena murid – muridnya menjadi sangat bergantung pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sehingga, mereka merasa bahwa yang paling dibutuhkan adalah nilai yang tinggi. Bukan proses belajar yang diutamakan. 

Padahal, sejak kecil beliau sering melihat orang tuanya mengajar di sekolah dasar. Pak Dimas melihat bagaimana orang tuanya mengajarkan dengan suasana asik yang dilengkapi permainan. Sehingga, gambaran memori tersebut yang tertanam terhadap pola pembelajaran pak Dimas. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu hal tersebut sudah mulai pudar dari lingkungan sekolah yang sekarang.

Terlebih, ketika beliau mulai berada di kesiswaan. Menurutnya “Saya harus mengesampikan sesuatu yang saya suka dahulu. Dulu saya pikir kalau sudah berada di tim kesiswaan, saya harus keras kepada anak – anak untuk bisa mengontrol mereka. Akan tetapi, setelah bu Anik datang, saya berpikir kembali karena mendapat pencerahan lagi. Ternyata anak – anak manut ke saya, tetapi manutnya seperti robot.” Seperti itu pengalamannya dahulu. 

Semenjak bu Anik hadir di sekolahnya dan menyebarkan virus kebaikan. Pak Dimas merasa “Saya merasa mendapatkan cahaya kembali. Jadi, ini istilahnya yang saya cari selama ini. Saya merasa punya dasar dan dorongan yang kuat untuk membawa kembali anak – anak ke pendidikan yang sebenarnya.” Seperti itu yang dirasakan pak Dimas setelah mengenal lebih jauh tentang GSM. Hal ini juga menjadi alasannya untuk fokus bergerak dengan GSM.   

Melalui bu Anik, pak Dimas diamanahkan untuk menjadi fasilitator dalam workshop GSM di Ngawi. Beliau cukup kaget karena ini adalah kali pertamanya berbagi cerita mengenai pengalaman mengajarnya dalam menerapkan GSM kepada guru – guru lain yang menurutnya mempunyai lebih banyak pengalaman dari dirinya. Ternyata, pak Dimas disambut dengan penuh antusias oleh guru – guru yang hadir saat membagikan praktik baik pembelajarannya. 

“Alhamdulillah dengan kami saling sharing dengan teman – teman guru di sekolah lain, banyak sekali hal yang kami dapat. Jadi istilahnya disamping apa yang telah kami dapat terlebih dahulu daripada mereka, kami juga mendapat banyak hal pembelajaran dari teman – teman di sana. Selain itu, kami juga menambah keluarga, menjaga silaturrahmi.” Ternyata, pengalaman tersebut menyematkan kesan yang positif bagi pak Dimas. 

Sebagai guru olahraga, pak Dimas menerapkan pembelajaran olahraga yang asik dan menyenangkan. Disamping pemanasan yang rutin dilakukan, beliau menambah permainan semasa kecil yang asik. Seperti tikus dan kucing, menangkap ekor ular, atau benteng – bentangan. Permainan seperti ini dilakukan untuk menguatkan semangat siswa – siswinya sebelum masuk ke praktik materi pembelajaran yang diakhiri dengan refleksi kegiatan. 

Di sisi lain, ada beberapa orang yang berbendapat bahwa GSM tidak cocok untuk diterapkan di SMK karena terkesan terlalu kekanak-kanakan. Menurut pak Dimas “Mereka yang berbicara seperti itu belum memahami saja bagaimana dampak positif yang dirasakan dalam proses melaksanakan Gerakan Sekolah Menyenangkan. Sebenarnya saya juga masih kurang ilmunya, tapi Alhamdulillah dampak positifnya sudah terlihat” Seperti itu menurutnya. 

Pak Dimas merasa bahwa dirinya menemukan landasan yang kuat untuk kembali menerapkan pembelajaran dengan ekosistem sekolah yang menyenangkan. Seperti apa yang digagaskan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa pembelajaran harus memerdekakan dan memanusiakan manusia. Semoga semakin banyak dari kita yang mau memulai dan terus bergerak untuk berubah, berbagi, dan berkolaborasi bersama GSM. 

Penulis: Hayinah Ipmawati


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.