GSM

Mendengar istilah GSM atau Gerakan Sekolah Menyenangkan untuk pertama kalinya ketika saya sedang menempuh pendidikan Mapro Psikologi di UGM membuat saya penasaran mengapa ada kata ‘menyenangkan’ di dalamnya dan hal-hal apa saja yang sedang dilakukan oleh GSM ini untuk pendidikan di Indonesia. Kemudian, ada kesempatan untuk dapat bergabung sebagai volunteer GSM dan menurut saya itu adalah langkah yang tepat untuk belajar lebih bagaimana peran GSM untuk pendidikan Indonesia. Ternyata, gerakan yang digagas oleh Bapak M. Nur Rizal dan Ibu Novi Poespita Candra ini berkeinginan mewujudkan pendidikan yang ramah anak dan positif di penjuru Indonesia.

Saya menyadari bahwa pendidikan di Indonesia selama ini lebih mementingkan penilaian secara akademis, hanya fokus kepada yang terpintar daripada mementingkan bagaimana caranya agar anak-anak dapat enjoy dan bahagia selama menjalani proses pembelajaran di sekolah, tanpa merasa dibanding-bandingkan dengan temannya sendiri. Anak-anak juga lebih difokuskan kepada teori, kurangnya pengaplikasian sehingga ilmu yang diberikan pun tidak tuntas dan anak-anak masih mengawang-awang. Hadirnya GSM memberikan udara segar bagi pendidikan di Indonesia, guru-guru yang tadinya mungkin galak hingga membuat anak-anak takut untuk kembali ke sekolah perlahan berubah menjadi sosok yang dirindukan oleh anak-anak. Sekolah yang tadinya mungkin enggan untuk dirindukan anak-anak, sekarang menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak untuk terus belajar dan berkembang.

Beberapa hal yang dilakukan GSM untuk mewujudkan pendidikan yang menyenangkan adalah menjadikan lingkungan sekolah menjadi sangat ramah anak seperti ruang kelas yang sangat colorfull serta menghadirkan beberapa zona seperti zona kreasi, zona harapan, dan lain-lain. Di zona harapan, anak-anak belajar untuk menuliskan dengan percaya diri apa saja yang diharapkan, lalu zona kreasi untuk menampilkan semua karya anak-anak tanpa terkecuali sehingga anak-anak pun lebih merasa dihargai dan nantinya tidak ragu untuk terus berkreasi. Tidak lupa untuk membuat anak terus mengeksplorasi keingintahuannya dan memantik untuk dapat berpikir kritis dengan permasalahan yang dihadapi.

Selain itu, setelah bergabung menjadi volunteer, saya banyak belajar bagaimana guru-guru disini sangat hebat ketekunan dan kesabarannya dalam menyusun rancangan pembelajaran yang menyenangkan tanpa meninggalkan esensi dari pelajaran itu sendiri. Berjuang untuk memerdekakan anak-anak didiknya agar dapat belajar tanpa merasakan adanya tekanan dan menjadi anak-anak yang lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Bagi saya, sangat membahagiakan tentunya melihat anak-anak akhirnya dapat menikmati proses pembelajaran yang ada tanpa terbebani dan malah ingin mencoba terus hal-hal baru yang diberikan oleh guru-gurunya.

Tentunya selain guru, keterlibatan orang tua dalam mewujudkan pendidikan yang menyenangkan ini juga sangatlah penting. Jangan hanya berhenti ketika disekolah, tetapi ketika dirumah anak-anak juga dapat terus menjalani proses pembelajaran yang menyenangkan ini. Pembelajaran seperti membantu orang tua dirumah dilakukan agar anak memiliki kesadaran rasa empati, peduli, tidak cuek ketika orang tua sedang memerlukan bantuan. Bukan hanya anak membantu orang tua, tetapi orang tua juga dapat membantu anak dalam menyelesaikan project yang diberikan sehingga dapat lebih membangun komunikasi yang positif antara anak dan orang tua.

Menurut saya, hadirnya GSM telah berhasil secara perlahan membawa angin segar bagi sistem pendidikan di Indonesia yang terkesan menjenuhkan bagi anak dan hanya fokus meningkatkan angka di raport hingga berdampak menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar anak. Secara perlahan tapi pasti, GSM berhasil menanamkan nilai-nilai yang tidak kalah penting, seperti jiwa sosial atau kepekaan sosial, life skill, cara berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan, percaya diri, tidak ragu untuk terus berkreasi terhadap ilmu pengetahuan, dan lain lain. Tentunya hal tersebut dapat membuat anak-anak sangat menikmati proses pembelajaran di sekolah tanpa merasa terbebani secara psikologis (jenuh, stress), terus berprestasi, dan belajar menghargai satu sama lain. Tidak lupa guru-guru yang sangat hebat dan sabar dalam mewujudkan lingkungan belajar yang positif bagi anak, tanpa mereka mungkin pembelajaran yang positif tidak akan terwujud. Harapan saya semoga sistem pendidikan yang dicanangkan GSM dapat merata di sekolah seluruh Indonesia, sehingga semua anak dapat merasakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Sesuai dengan kutipan GSM “Sekolah adalah tempat menyenangkan untuk bermain dan belajar’.

Chintya Lucy L,

Volunteer GSM


2 Comments

Vinny Baenaraja Pelupessy · May 31, 2021 at 4:36 am

Alhamdulillah …. Setelah mbaca artikel ini saya berkeinginan untuk juga bisa bergabung dg kelompok GSM, karena saya juga sedang terus belajar bagaimana caranya membuat sekolah menjadi tempat belajar yg menyenangkan tanpa ada perbedaan didalamnya (inklusif)

    admin_gsm · July 30, 2021 at 6:55 am

    semangat kak! mari berubah, berbagi dan kolaborasi bersama GSM

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.