Mengingat pelajaran dari Founder GSM, Pak Rizal, mengenai “Start From Why”. Suatu hal yang menjadi dasar bagi kita melakukan sesuatu dan akan menjadi ringan jika kita mengetahui WHY-nya. Kita juga diajarkan di GSM tentang First Principle Thinking, yaitu agar ketika melakukan sesuatu itu kita akan paham llandasan berpikirnya, dan tidak hanya sekadar ikut-ikutan dan latah, atau bahkan kebingungan tak tentu arah.
Dalam hidup ini, kita belajar bahwa jika WHY kita lakukan dengan sesuatu sungguh kuat, maka HOW-nya akan menjadi serangkaian langkah yang mudah dilaksanakan.
WHY adalah api yang membakar semangat, pendorong tak tergoyahkan di tengah badai ketidakpastian. Jika tantangan yang muncul hanya sebatas ujian yang akan terlewati dengan kekuatan batin itu karena kita punya WHY-nya.
WHY memberikan arah, dan HOW adalah peta yang membimbing. Jadi, biarkanlah WHY menjadi bintang yang menerangi perjalanan, menjadikan HOW sebagai perjalanan yang indah dan mungkin.
Contoh-contoh start from why agar memudahkan untuk melakukan how-nya:
- Mengapa saya memilih profesi guru, dan apa yang membuat saya memiliki passion dalam mendidik?
- Mengapa penting bagi saya untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan saya sebagai seorang guru?
- Mengapa nilai-nilai dan prinsip pendidikan saya penting dalam membentuk karakter siswa?
- Mengapa refleksi terhadap pengalaman mengajar saya dapat menjadi kunci untuk perbaikan dan pertumbuhan profesional?
- Mengapa penting bagi saya untuk selalu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan sesama pendidik demi meningkatkan kualitas pembelajaran?
Lalu selain itu, kita juga sering kali menemui anak-anak yang terlambat di kelas kita. Dengan pendekatan dialog dan pertanyaan berdaya di teknik coaching (materi yang pernah saya dapat di GSM) kemungkinan menjadi pilihan sederhana untuk membantu mencari jalan keluar dari konsekuensi anak-anak yang terlambat tadi.
Berikut ini adalah contoh percakapan coaching yang dapat kita gunakan untuk membantu anak-anak memahami dan menyadari kesalahan mereka terkait keterlambatan masuk sekolah.
Untuk catatan, tidak semua kejadian dapat ideal pada kondisi percakapan di bawah. Ini hanya sekadar contoh, bagaimana alur dan teknik dalam merespons dan bertanya kepada anak didik kita.
Guru: Selamat pagi, anak-anak. Hari ini saya ingin berbicara dengan kalian tentang keterlambatan masuk sekolah yang beberapa dari kalian alami. Mari kita bahas bersama mengapa ini penting dan apa dampaknya.
Anak 1: Iya, Bu.
Guru: Pertama-tama, bagaimana perasaan kalian ketika harus menunggu teman-teman yang terlambat sebelum kita bisa memulai pelajaran?
Anak 2: Saya jadi agak kesal, Bu, karena harus menunggu lama.
Guru: Saya mengerti perasaan kalian. Kita semua ingin memulai pelajaran dengan lancar tanpa harus menunggu. Sekarang, mari kita pikirkan apa yang bisa menyebabkan keterlambatan masuk sekolah. Ada yang bisa berbagi pengalaman atau pemikiran?
Anak 3: Kadang-kadang saya terlambat karena kesulitan bangun pagi, Bu.
Guru: Terima kasih telah berbagi. Sekarang, mari kita pikirkan bersama dampak dari keterlambatan ini. Bagaimana keterlambatan masuk sekolah bisa memengaruhi pembelajaran kalian?
Anak 1: Mungkin kita kehilangan waktu untuk belajar lebih banyak, Bu.
Guru: Betul, waktu yang hilang bisa menjadi peluang untuk memahami pelajaran lebih baik. Bagaimana kalau kita mencari solusi bersama-sama untuk mengatasi masalah ini? Apakah kalian memiliki ide atau saran?
Anak 2: Saya mungkin bisa mencoba bangun lebih awal, Bu.
Guru: Itu adalah ide yang bagus! Bangun lebih awal bisa membantu memastikan kita semua hadir di kelas tepat waktu. Apakah ada yang memiliki ide lain atau ingin menambahkan sesuatu?
Anak 3: Mungkin kita bisa saling mengingatkan satu sama lain agar tidak terlambat, Bu.
Guru: Bagus sekali! Dengan saling mengingatkan, kita bisa saling mendukung untuk tetap disiplin. Saya mengapresiasi partisipasi dan kerja sama kalian. Apakah kalian bersedia mencoba ide-ide ini dan melihat apakah mereka membantu?
Anak 1: Ya, Bu. Saya akan mencoba lebih keras.
Guru: Terima kasih, itu sangat dihargai. Ingatlah bahwa tujuan kita adalah menciptakan lingkungan belajar yang baik untuk kita semua. Jika ada masalah atau hal lain yang ingin kalian diskusikan, pintu kelas saya selalu terbuka. Mari bersama-sama berusaha untuk lebih baik lagi.
Penulis: Ali Shodikin (Leader Komunitas GSM Jateng)
0 Comments