Partisipasi anak – anak muda terhadap pembenahan pendidikan di Indonesia tentu diberikan ruang untuk mewadahi pendapat serta menyalurkan berbagai ide mereka. Banyak anak muda yang mulai lantang menyuarakan isu pendidikan untuk kembali pada kodrat pendidikan yang memanusiakan. Berawal dari kegelisahan saat mengamati dunia pendidikan yang juga didasarkan terhadap pengalamannya, salah satu anak muda GSM mempunyai kisahnya, ia adalah Dewi Tamala.
Saat duduk di bangku sekolah, Dewi ingat pengalamannya ketika momen pengambilan rapor telah selesai dan libur sekolah dimulai. Momen tersebut dijadikan ajang untuk membanding – bandingkan peringkat kelas, yaitu siapa yang mendapat nilai tertinggi dan siapa yang terendah. Beberapa anak mungkin akan merasa termotivasi untuk berjuang lebih baik lagi, namun beberapa lainnya mungkin kehilangan motivasi dan malah merasa terpinggirkan.
Dalam refleksinya, Dewi menanyakan “Kalau kita lihat sekarang, apakah sukses hanya berkaitan dengan mereka yang mendapat nilai bagus semasa sekolah? bukan bermaksud bahwa nilai sekolah yang dianggap sebagai hasil akhir itu tidak penting. Namun, penting juga untuk mengikuti proses yang membentuk peserta didik. Kalau kita lihat, banyak sekali yang rela menyontek demi nilai yang bagus. Nah, apakah hal tersebut bisa menjamin?” Seperti itu pengamatannya terhadap pengalaman yang ia dapati saat duduk di bangku sekolah.
Terlebih, Dewi juga merasa bahwa masih banyak masyarakat yang memandang sebelah mata anak – anak yang mempunyai bakat di luar lingkup ilmu Sains. Misalnya, seperti keahlian memasak hingga keahlian atletik. Dengan kata lain, semuanya dianggap remeh karena tidak mempunyai makna atau nilai yang lebih baik dibandingkan kegiatan yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam. Padahal, pendidikan harus menghargai keunikan dan keragaman bakat setiap anak.
Berdasarkan pengalamannya, Dewi memang sudah merasa aneh dan janggal terhadap sistem pendidikan di Indonesia, tetapi terkadang ia sulit untuk menerjemahkan inti masalah dari kegelisahannya tersebut. Namun, dengan mengamati dan ikut terlibat dalam kegiatan GSM. Dewi mulai memahami masalah sebenarnya dari apa yang ia rasakan. Ketertarikannya untuk bergabung dalam berbagai kegiatan GSM juga didasari atas keingintahuannya untuk melihat dan memahami lebih jauh terhadap visi – misi yang dimiliki GSM.
Ia juga mempunyai harapan terhadap pendidikan Indonesia yang lebih baik. Dewi berharap bahwa dengan adanya kemerdekaan belajar yang perlahan menyematkan banyak keceriaan itu tetap berlandaskan akan pentingnya kesadaran diri. Mungkin akan sulit, namun pasti akan membuahkan hasil yang cukup istimewa.
Dewi sepakat bahwa memang masih banyak hal yang harus diperbaharui dalam dunia pendidikan. Maka dari itu, ia masih ingin mengikuti berbagai kegiatan GSM untuk mengenal dan mempelajari lebih banyak mengenai sistem pendidikan yang lebih baik. Terlebih, ia mengatakan bahwa zaman sudah berkembang beriringan dengan teknologi. Sehingga, sangat kurang apabila pendidikan hanya bermodalkan dengan sistem lama dan tidak diperluas lagi.
Melalui berbagai kegiatan GSM yang diikutinya, Dewi mendapatkan berbagai manfaat. Salah satunya saat ia menjadi volunteer Suara Muda GSM. Menurutnya “Benefitnya lumayan banyak menurutku, dari kita meet bareng untuk bikin konten, baca banyak situs terkait pendidikan yang secara gak langsung menambah pengetahuan dan membuka pikiran mengenai pendidikan. Ditambah, narasumber yang diundang juga keren – keren”. Seperti itu dampak baik yang ia ceritakan.
Selain itu, saat ini Dewi bersama dengan sahabat GSM lainnya sedang membantu mempersiapkan acara GSM dalam rangka memperingati sumpah pemuda. Peringatan hari Sumpah Pemuda tersebut tentunya identik dengan semangat perjuangan para kawula muda. Oleh karena itu, ia mengajak banyak anak muda lainnya untuk bergerak dan bergabung bersama sahabat GSM lainnya dalam event anak muda yang akan diselenggarakan secepatnya.
“Indonesia butuh kesadaran mengenai pentingnya peran anak muda terhadap kesadaran yang tinggi dalam bidang pendidikan. Pendidikan sebagai pedoman yang akan terus kita bawa hingga tua. Teruntuk teman – teman semua, mari berpartisipasi dan ikut serta dalam kegiatan memperingati sumpah pemuda yang akan diselenggarakan oleh GSM. Bersama dengan narasumber yang super kece dan ahli di bidangnya. Ayo, teman – teman! Bersama kita membuka mata dan kesadaran mengenai arti pentingnya pendidikan”.
Penulis: luthfiasari sekar
Editor: Hayinah Ipmawati
0 Comments