GSM

Tanggapan Bu Dian Terhadap Kelas Sekolah Menyenangkan #3

“Event luar biasa menurut saya. Baru dua kali SMK kita (SMK PP Negeri 1 Tegalampel Bondowoso) ikut sejak Sabtu yang lalu. Seminggu yang lalu hanya lima anak yang ikut. Kali ini ada enam belas anak yang ikut. Kita bersama memantau perkembangan mereka. Tidak memaksa ikut, apalagi ini hari libur mereka. Sehingga, bebas mau melakukan pembelajaran daring kelas menyenangkan dari mana saja. Kami para guru juga menyediakan Wi-Fi gratis di rumah untuk anak – anak yang tidak mempunyai paketan. Saya sebagai waka kesiswaan menginformasikan kegiatan ini sebagai jembatan layang bagi anak – anak untuk berkembang sesuai dengan kodratnya. Kita memberikan ruang belajar bagi anak dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun juga. Semoga dengan kelas menyenangkan ini mereka bisa menjadi anak – anak dengan kemampuan Social Emotional Learning yang bagus dan dapat meraih potensi terpendam mereka yang mungkin masih terselubung dan belum terbuka. Sehingga, nantinya mereka akan sukses di masa yang akan datang.”

Perjuangan Bu Erni dengan GSM demi Pendidikan Indonesia yang Lebih Baik!

Menurut Bu Erni, tugas mulia seorang Guru adalah bagaimana agar guru mampu memberikan pembelajaran yang baik kepada peserta didiknya, mampu untuk mengantarkan peserta didiknya ke arah yang jelas, serta mampu mengawasi anak didiknya agar berjalan di jalan yang benar. Tetapi, mengingat banyaknya anak didiknya yang masih menyimpang. Beliau masih harus berusaha untuk mengarahkan tenaganya demi anak didiknya yang lebih baik.

Bagi Pak Ali GSM Menjawab Tantangan era VUCA

Selama hampir kurang lebih 14 tahun menjadi seorang pendidik, Pak Ali merasakan perubahan yang begitu besar pada kebijakan pendidikan di Indonesia. Namun sayangnya, kebijakan tersebut tidak dibarengi dengan filosofis pendidikan sebagai dasarnya. Pertemuan Pak Ali dengan GSM di tahun 2019 merupakan pertemuan yang dirasa dapat menjawab kegundahan Pak Ali. Pak Ali menganalogikan GSM seperti solusi dari kegundahan yang terjadi dalam kebijakan pendidikan Indonesia saat ini.

Pak Sofyan dan Skenario Pembelajaran GSM

Hal ini menjadi tantangan bagi Pak Sofyan. Pak Sofyan berusaha mencari cara untuk dapat menyadarkan para guru terkait penerapan GSM dalam pembelajaran. Pak Sofyan tentunya tidak bergerak sendiri, beliau bersama Bu Rini dan juga Bu Anik selaku kepala sekolah bersama-sama menyusun cara untuk mengajak para guru di SMKN 1 Pandji Situbondo. Akhirnya, selaku wakil kepala kurikulum, Pak Sofyan membuat sebuah skenario pembelajaran. Pak Sofyan memahami standar-standar yang harus ada dalam pembelajaran di kelas, pemahaman ini dimanfaatkannya untuk membantu para guru membuat pembelajaran yang menerapkan GSM di dalamnya, namun capaian serta kurikulum yang ada tetap terpenuhi.

Hadirnya Cak Ali di Ruang Kelas dan Ruang Kebatinan Siswa

Hal yang disadari Cak Ali adalah Pak Agus tidak hanya hadir di ruang kelas, namun juga hadir di ruang kebatinan siswanya. Bagi Cak Ali, hadir di ruang kebatinan siswa merucakan hal yang jarang sekali ia temui di guru-guru. Padahal ketika guru mampu untuk hadir di ruang kebatinan siswa, dapat meningkatkan prestasi hingga menumbuhkan keinginan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat pada diri siswa. Bersama GSM, Cak Ali menemukan Pak Agus lainnya dari banyak sekolah di seluruh Indonesia. Cak Ali terharu bisa menemukan gerakan yang menuntun kodrat manusia yang bermanfaat dan menjadi manusia yang seutuhnya. Perjalanan spiritual menjadi guru yang dimiliki oleh Cak Ali sejak ia sekolah menjadi semakin lengkap ketika bertemu dengan GSM.

Ice Breaking Menjadi Momen Pertama Pak Faiz Mengenal GSM

Menurutnya, “Tentu saja kalau hanya dengan Ice Breaking, saya perlu memutar otak untuk mendapatkan inspirasi Ice Breaking yang menarik lainnya.” Seperti itu jelasnya. Setelahnya, beliau mendapat penjelasan bahwa kegiatan tersebut hanya sebagai kegiatan yang dilakukan di awal atau di sela – sela pembelajaran supaya anak – anak merasa tidak bosan. Sejak saat itu, beliau terus tertarik dengan GSM dan menerapkan pembelajaran yang menyenangkan.

Sekolah Menengah Kejuruan dan Kompetensi Abad Ke-21

Beberapa waktu yang lalu tim GSM mendapat kesempatan untuk berbincang langsung dengan Bapak Saryadi, Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras Dudi). Beliau memberikan pandangannya mengenai pendidikan vokasi yang ada di Indonesia dengan kompetensi yang dibutuhkan siswa – siswi terhadap perkembangan dunia di Abad ke-21. Pak Saryadi juga melihat pandangan masyarakat mengenai siswa – siswi SMK yang dianggap mempunyai kemampuan akademik yang kurang baik dibandingkan siswa – siswi SMA, namun, beliau menanggapi hal tersebut dengan jauh lebih positif.

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.