pembelajaranmenyenangkan
Siapa yang tidak mengetahui bahwa dunia pendidikan kita sangat kental dengan yang namanya kompetisi? Hal ini sangat jelas sekali terlihat pada perilaku siswa – siswi kita, sebagai contoh misalnya persaingan antar teman sekelas dalam hal mendapatkan nilai terbaik atau tentang siapa yang menjadi Juara I dan Juara II. Bahkan pola pikir mengenai kompetisi ini tidak […]
Untuk sebagian guru atau bahkan mayoritas guru dalam melakukan proses pembelajaran IPA mungkin tidak sedikit yang masih terpaku dan terbatas pada pola pembelajaran di ruang-ruang kelas. Padahal sejatinya IPA itu sendiri merupakan mata pelajaran yang melibatkan lingkungan sekitar dalam proses belajarnya, mengaitkan permasalahan terdekat dengan kehidupan sehari-hari anak, dan bagaimana membuat anak didik menjadi active learning untuk dapat bereksplorasi melakukan dan meningkatkan keterampilan sains yang meliputi beberapa proses seperti mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasin sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yang dibutuhkan.
Berangkat dari temuan data dan permasalahan nyata yang dialami tersebut, Pak Aji Wibowo, beliau merupakan guru dari SD N Panasan Kabupaten Sleman sekaligus guru yang aktif terlibat dalam komunitas GSM menghadirkan pembelajaran numerasi yang menyenangkan dengan menggunakan pianika, di mana dalam bermain alat musik tersebut secara langsung dan tidak langsung pun secara sadar dan tidak sadar melatih membantu meningkatkan daya numerasi siswa.
Pada hakikatnya belajar adalah suatu proses perubahan, baik tingkah laku, sikap, dan pengetahuan. Menurut Pak Amin, belajar akan lebih bermakna jika anak didik mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan seluruh indranya, daripada sekadar mendengarkan guru (ceramah).
ada kesempatan tersebut, Bu Maya mengangkat tema ‘cita-cita dan impian’. Anak-anak diberikan ruang untuk berekspresi dan berkreasi membuat topi impian, selanjutnya topi yang sudah berhasil dibuat diberikan tulisan berupa cita-cita dan impian masa depan. Ternyata, di balik berbagai jawaban yang diberikan oleh setiap anak, yang tentunya berbeda. Banyak kisah unik dan menarik yang berhasil menggelitik hati Bu Maya. Diantaranya, yaitu ada Mbak Qila yang memiliki cita-cita untuk menjadi gamers, namun tidak diberi dukungan oleh ayahnya dengan alasan game hanya akan menganggu proses belajarnya dan profesi menjadi gamers tidak menghasilkan uang. Sementara disisi lain, ada Mbak Lila yang bercita-cita menjadi idol namun lagi-lagi impiannya dilarang oleh ibunya karena menurut ibunya profesi idol adalah suatu pekerjaan yang aneh.
Beban administratif juga dirasakan oleh Pak Diyarko yang merupakan salah satu guru SMK yang tergabung dalam GSM. Beliau mengajar mata pelajaran sketsa pada jurusan Animasi. Meskipun tetap terbelenggu oleh tugas administratif, pak Diyarko memilih untuk mewujudkan cita-citanya menjadi guru yang merdeka dan memerdekakan anak didiknya. Pak Diyarko tidak takut untuk membuat terobosan-terobosan dalam pembelajaran yang kiranya dapat memanusiakan dan menyenangkan anak didiknya. Beliau menginisiasi kolaborasi Challenge Basic Drawing antar mata pelajaran dengan guru lainnya untuk meringankan bobot tugas yang diberikan bagi peserta didik, serta sebagai salah satu cara mengatasi kejenuhan siswa – siswi nya.