GSM

Melihat Praktik Pembelajaran Menyenangkan di SMK N 3 Sorong

Awal kisah SMK N 3 Sorong memutuskan untuk berjalan bersama GSM adalah pihak dari SMK N 3 Sorong tidak sengaja untuk mengikuti visitasi menyenangkan ke beberapa sekolah yang memang sudah diketahui lebih dulu bergabung dan menerapkan nilai – nilai GSM. Sekolah – sekolah tersebut di antaranya adalah SD N 2 Rejodani serta SMP N 2 Rejodani. Memang ketiga instansi tersebut berbeda jenjang tetapi pada akhirnya SMK N 3 Sorong berhasil mengadaptasi dan memodifikasi konsep GSM dari beberapa sekolah yang dikunjungi tadi.

Cross Teaching: Belajar Anti Garing!

”Memaknai GSM jangan sampai terjebak pada metodologi atau contoh-contoh, ketika bapak ibu guru memaknai GSM sebagai sebuah jalan baru bagi pendidikan, maka bapak ibu guru akan mampu menciptakan sendiri metode-metode apapun yang menjadi ciri khas bapak ibu sendiri. Kerana apa? Metodologi itu akan using, akan terus ada metodologi baru”. Lebih lanjut, Pak Ali juga menyatakan bahwa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan dua hal yaitu, kebermaknaan dan kebermanfaatan.

Sekolah yang Ideal untuk Kesehatan Mental Siswa

Pendidikan merupakan kebutuhan yang esensial bagi semua orang. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang. Bahkan sudah banyak peraturan yang ada di Indonesia yang mengatur mengenai pentingnya pendidikan. Hal ini semakin memperkuat kedudukan atau eksistensi pendidikan bagi kebutuhan yang wajib dipenuhi.Salah satu jalan untuk dapat mengenyam pendidikan ialah dengan mengikuti lembaga formal yang memang bertugas dalam menyediakan pendidikan itu sendiri. Lembaga tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah sekolah. Namun, bagaimana gambaran sekolah kita saat ini?

Kesadaran Sebagai Wujud Esensial Seorang Siswa

Beberapa hari yang lalu, melalui media facebook GSM mengungkapkan postingan mengenai betapa baiknya anak didiknya Bu Ratih. Mereka adalah Zahra, Wawa, Syefa, dan Nayra. Mereka berempat membantu ibu gurunya yang tidak lain adalah Bu Ratih untuk peduli dengan lingkungan sekolah termasuk kelas sebagai tempat dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Belajar & Berbagi Menyenangkan Melalui Cross Teaching

Beberapa hari yang lalu, salah satu sekolah yang menerapkan nilai – nilai GSM yaitu Sekolah Tahfidz Ibnu Mas’ud melakukan cross teaching kepada TK An Nahl yang ada di Karawci, Tangerang. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa cross teaching merupakan salah satu praktik pengajaran atau bimbingan yang biasanya dilakukan antar siswa di mana komposisinya terdapat siswa yang lebih tua dan siswa yang lebih muda. Biasanya siswa yang lebih tua akan membagikan pengalamannya seputar pembelajaran yang telah diterimanya kepada siswa yang lebih muda.

Visitasi Menyenangkan di SD N Rejodani

Tempo hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 Januari 2022 di SD N Rejodani mendapatkan kunjungan dari Boyolali. Rombongan yang datang dari Boyolali tersebut datang untuk melihat bagaimana penerapan nilai – nilai Gerakan Sekolah Menyenangkan yang ada di SD N Rejodani. Rombongan tersebut memulai aktivitasnya dengan melakukan melakukan observasi, dokumentasi, serta wawancara dan pengamatan mendalam mengenai proses belajar mengajar di SD N Rejodani.

Guru Tidak Hanya Menuntasakan Materi Pelajaran

Berangkat dari pengalaman dan kegelisihan tersebut, Bu Ely berbagi kepada rekan-rekan guru di Bondowoso untuk bagaimana merubah iklim sekolah menjadi menyenangkan. Tentu, untuk menciptakan sebuah perubahan perlu adanya upaya yang harus dilakukan. Langkah awal untuk menjemput perubahan itu dimulai dengan merubah paradigma (mindset atau cara berpikir) guru terhadap pendidikan.

Mendobrak Mindset Guru

‘Mendobrak Mindset Guru’ satu frasa dengan tiga kata ini tercipta dari hasil refleksi Pak Deny Rochman, beliau merupakan analis kurikulum dan pembelajaran dinas pendidikan Kota Cirebon. Menurutnya, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ingin mengembalikan tiga kodrat manusia. GSM ingin mendobrak mindset guru-guru. Merubah paradigma berfikirnya, merubah ideologinya, bukan metodologinya. Jika para guru sudah mampu dan berhasil merubah mindsetnya seperti paradigma GSM, maka proses belajar mengajar guru akan lebih mudah, terarah dan menyenangkan.

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.