GSM

Suster Agustina dan Titik Baliknya

Dahulu Suster Agustina merupakan kepala sekolah yang menganggap bahwa aturan adalah harga mati. Suster Agustin mengenal sekolahnya sebagai sekolah yang kental akan nilai – nilai keagamaan dan hanya berfokus pada aturan. Tetapi semenjak Suster Agustin mengenal GSM, kesadaran akan pendidikan yang memanusiakan manusia pun berubah. Suster Agustin merasa dirinya bersalah karena beliau sempat mengeluarkan anak – anak yang melanggar aturan dikeluarkan dari sekolahnya. Memang sedari dulu Suster Agustin percaya bahwa kedisplinan seorang siswa adalah tolak ukur keberhasilan pendidikan. Tetapi aturan tersebut justru mengekang siswa dan tidak ada nilai kehidupan di sana.

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.