GSM

Komunitas Situbondo-Bondowoso

Profil Komunitas

Perjalanan Bu Anik dalam mengenal Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dimulai pada awal 2020. Bersama Kepala SMA Revitalisasi, Bu Anik menghadiri acara di Yogyakarta dengan tema “Penguatan Ekosistem melalui GSM”. Kegiatan yang diisi oleh Pak Rizal dan Bu Novi selaku founder dan co-founder GSM beserta Pak Ali sebagai pegiat komunitas GSM ini membuat Bu Anik merasa bahwa nilai-nilai yang diajarkan GSM adalah apa yang selama ini dia cari. Dalam acara tersebut, Pak Rizal menyampaikan bahwa pembelajaran tidak hanya untuk mencapai nilai KKM (kriteria ketuntasan belajar), tetapi juga harus memanusiakan manusia dan berpihak kepada anak murid. Bu Anik sangat setuju dengan pandangan ini, terutama karena dia percaya bahwa pendidikan harus memberi ruang bagi anak-anak untuk belajar tidak hanya di dalam kelas.

Dalam acara tersebut, Bu Anik menjadi peserta paling reflektif dan suka berbagi pengalamannya. Dia diundang dalam sesi Zoom oleh Pak Ali, yang terdiri dari hanya empat peserta, dan dianggap sebagai “positive deviant” atau penyimpang positif. Hal ini karena Bu Anik selalu berusaha membuat pembelajaran menjadi menyenangkan bagi murid-muridnya.

Setelah kembali ke Bondowoso, Bu Anik membentuk komunitas GSM sendiri. Dia mensosialisasikan dan meluncurkan komunitas ini dengan bantuan jaringan yang dimilikinya di Dinas Pendidikan, yang memudahkan mengajak guru-guru lain bergabung dalam pergerakan GSM. Pada tahun 2021, setelah pindah ke Situbondo, Bu Anik menggabungkan komunitas di dua daerah tersebut menjadi satu, dengan nama Sibon (Situbondo-Bondowoso).

Sebelum Mengenal GSM (titik balik)

Sebelum mengenal GSM, Bu Anik menghadapi banyak tantangan, terutama dalam membuka mindset para guru dan menerapkan pendidikan yang berpihak pada anak. Pada awalnya, banyak guru yang masih menerapkan metode pengajaran tradisional yang kaku dan berfokus pada transfer pengetahuan saja. Bu Anik yang idealis merasa bahwa murid harus berkompetisi, tetapi dia juga mulai menyadari bahwa pendidikan yang efektif memerlukan pendekatan yang lebih humanis dan penuh kasih sayang.

Di Bondowoso, masih terdapat guru yang konservatif dan sulit diajak berubah. Bu Anik berusaha keras menyebarkan nilai-nilai GSM dan merekrut kader-kader dari berbagai jenjang pendidikan untuk membantu pergerakan komunitas. Meski tidak mudah, Bu Anik terus berusaha menanamkan bahwa pendidikan harus berpihak pada anak dan tidak hanya berfokus pada kurikulum.

Sesudah Mengenal GSM

Setelah mengenal GSM, perubahan signifikan mulai terasa. Pembelajaran yang sebelumnya membosankan, terutama saat daring, kini menjadi lebih menyenangkan dan interaktif. Guru-guru mulai menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan menarik, seperti menambahkan pohon harapan dan zona-zona belajar di kelas. Mereka berkolaborasi untuk menciptakan suasana belajar yang lebih hidup dan menyenangkan.

Mindset guru-guru juga perlahan berubah, meski masih ada beberapa yang masih sulit untuk beradaptasi, terutama guru-guru senior. Bu Anik menyadari bahwa mengubah pola pikir membutuhkan waktu, tetapi dia terus berusaha agar semua guru bisa memahami pentingnya pendidikan yang humanis. Ia pernah mengutip, “Kita kan pendidikan dari masa lalu, hidup di masa sekarang, dan menyiapkan murid-murid masa depan,” maka perlu menekankan pentingnya untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan.

Kerjasama dengan program pemerintah seperti Guru Penggerak juga memberikan dorongan positif. GSM menjadi roda penggerak yang membantu program pemerintah berjalan lebih efektif. Bu Anik merasa sangat bersyukur dipertemukan dengan GSM karena teori dan dasar-dasar ilmu yang diajarkan memperkuat keyakinannya dalam menerapkan pendidikan yang humanis.

Agenda Komunitas

Meskipun komunitas GSM Sibon (Situbondo-Bondowoso) masih menghadapi tantangan dalam hal waktu dan sumber daya, Bu Anik terus berusaha untuk menjalankan berbagai kegiatan. Banyak anggota komunitas yang sudah menjadi Guru Penggerak, Pengajar Praktik, atau fasilitator, sehingga sering kali mereka sibuk dengan tugas-tugas lain. Namun, komunitas tetap mengikuti kegiatan dari GSM Pusat, seperti acara Pendar (Pekan Perubahan dari Akar Rumput), di mana Bu Anik sempat mengisi acara dan mengajak teman-teman lainnya untuk berbagi.

Kegiatan offline seperti “kopdar” masih sulit dilakukan karena keterbatasan waktu. Namun, Bu Anik memiliki target untuk mengadakan agenda berbagi seperti yang dilakukan GSM Pusat. Dia berharap agar GSM terus mendukung dari segi keilmuan dan kegiatan, karena kegiatan akar rumput ini sangat cocok dengan kebutuhan guru-guru.

Bu Anik yakin bahwa dengan dorongan dan jadwal kegiatan yang teratur, komunitas GSM Sibon bisa terus bergerak maju. Meskipun tantangan ada, semangat untuk menciptakan pendidikan yang humanis dan menyenangkan tetap menyala. Bu Anik dan komunitasnya bertekad untuk terus belajar dan menginspirasi, mewujudkan visi pendidikan yang memanusiakan manusia di Situbondo dan Bondowoso.

Bu Anik

Bu Anik

*Jika ingin bergabung atau belajar dengan Komunitas Situbondo-Bondowoso bisa menghubungi leader kami!

Publikasi Artikel

Media Sosial

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.