Komunitas Sragen telah terbentuk dan menjadi bagian dalam GSM dari tahun 2022. Bu Rara dengan nama lengkap Raden Rara Yogianti Dwi Rahayu Wismaningrum adalah guru mata pelajaran Biologi di SMAN 1 Gemolong Sragen sekaligus leader Komunitas GSM Sragen. Pada awalnya, Bu Rara mengenal GSM karena informasi workshop yang beliau dapat dari guru lainnya. Bu Rara memang sudah menjadi guru penggerak yang dengan sendirinya ingin menghidupkan suasana menyenangkan pada pembelajaran di kelas. Ketika mendengar kata “menyenangkan” dalam informasi workshop yang beliau dengar, itu cukup menggelitik dan menarik hati beliau untuk ikut dan bergabung dalam Komunitas GSM Jawa Tengah. Pada saat itu juga, beliau memang sedang membutuhkan “senjata” untuk menghidupkan kelas Biologi di sekolahnya. Setelah banyak mengenal GSM melalui website dan workshop yang dihadirinya, beliau merasa bahwa inilah yang selama ini dicari. Pada akhirnya, di tahun 2021 Bu Rara memutuskan untuk bergabung dengan Komunitas GSM Jawa Tengah. Beliau menerapkan praktik-praktik pembelajaran dengan ilmu yang dia dapat dari GSM. Kemudian di tahun 2022 beliau diangkat menjadi leader dan mendirikan Komunitas GSM Sragen. Saat ini anggotanya sudah mencapai lebih dari 200 guru bahkan komunitas ini dimasukkan ke dalam platform Merdeka Belajar. Hadirnya komunitas ini menjadi harapan besar bagi Bu Rara, dan guru-guru yang tergabung dengan komunitas dapat meningkatkan kreativitasnya dalam membangun konektivitas dengan siswa. Sebagai bentuk implementasinya, Bu Rara membuat konektivitas antara guru dan siswa di luar jam pembelajaran yang beliau namai LTS “Loves Teacher and Student”. Kegiatan ini sebagai bentuk nyata bahwa guru harus membangun hubungan baik dengan muridnya bahkan di luar akademis. Beliau berharap agar dukungan dari GSM semakin meningkat untuk meningkatkan model pembelajaran yang menyenangkan, dan nantinya akan diimplementasikan oleh semua guru di Kabupaten Sragen.
Bu Rara, guru yang dengan sendirinya ingin mempersiapkan diri sebelum mengajar di kelas. Beliau selalu berpikir bagaimana caranya supaya pembelajaran di kelas itu “hidup”. Beliau tidak akan membiarkan dirinya “kosong” ketika memulai pembelajaran di kelas. Role Playing, menjadi salah satu metode ajar yang diterapkan oleh Bu Rara untuk membagikan materi di kelas dan itu berhasil terealisasikan. Ini memang menjadi harapan baik bagi GSM karena Bu Rara telah menjadi guru yang mengimplementasikan tujuan yang sama dengan GSM, yaitu “Sekolah yang Menyenangkan”. Di sisi lain, hal ini juga menjadi tantangan baru, karena tidak semua guru mempunyai pola pikir yang sama. Tidak jarang Bu Rara menjadi bahan lirikan guru-guru lainnya karena metode mengajarnya yang dirasa aneh dan telah keluar dari jalurnya, bahkan Bu Rara sempat dilaporkan karena hal itu. Hal inilah yang menjadi awal permasalahan kenapa GSM dibutuhkan, tentunya untuk menyadarkan guru-guru lainnya agar mempunyai pemikiran yang sama dengan Bu Rara, yaitu seseorang yang selalu ingin menghidupkan suasana belajar-mengajar menjadi lebih menyenangkan.
Setelah mengenal GSM dan ikut dalam workshop untuk pertama kalinya, Bu Rara merasa bahwa GSM inilah yang selama ini beliau cari. Dari sana Bu Rara menyadari satu hal, bahwa selama ini dirinya belum fokus untuk anak-anak, beliau hanya terus berinovasi untuk dirinya sendiri, untuk branding sendiri, kepentingan lomba, dan sebagainya. Beliau sadar bahwa itu sebenarnya kurang tepat, hingga akhirnya beliau memutuskan untuk ikut komunitas GSM dan mulai ditawarkan terkait sharing praktik kepada guru-guru lainnya. Dengan ilmu-ilmu yang didapat dari GSM, beliau tidak hanya berfokus pada dirinya sendiri. Beliau menerapkan model-model pembelajaran yang dilakukan sebelumnya dengan penyesuaian ilmu GSM, hasilnya suasana kelas menjadi lebih menyenangkan. Beliau mengajak teman-teman guru lainnya yang mempunyai keinginan juga tetapi tidak memaksa dan hanya fokus pada kelas-kelasnya saja. Satu hal yang kemudian di rasakan oleh Bu Rara setelah mengenal GSM adalah ternyata murid itu sendiri yang banyak memberikan ide dan inspirasi, serta metode pembelajaran dan model seperti apa yang cocok digunakan baginya. Jam pembelajaran tidak akan terasa lama ketika guru berada di tengah-tengah mereka, ini semua terjadi ketika Bu Rara menerapkan ilmu-ilmu dari GSM bahkan hanya sebatas posisi tempat duduk sekalipun. Hasilnya murid merasa lebih nyaman dan meyakini bahwa gurunya juga dapat menjadi teman bercerita baginya, sama halnya seperti yang dirasakan oleh Bu Rara saat ini. Murid tidak akan merasa malu mengatakan ketika ada materi yang dirasa belum dipahami. Pembelajaran akan lebih terasa akrab tetapi tetap dalam batas kesopanan. Bu Rara dan teman-teman guru lainnya merasa bahwa hal yang dilakukan setelah mengenal GSM ini harus dilakukan sejak dulu, beliau merasa bahwa guru itu seharusnya cukup menjadi fasilitator untuk menghidupkan ekspresi anak-anak. Guru harus mampu mengingatkan dan juga diingatkan. Berkat kreativitas Bu Rara dalam merancang model pembelajaran GSM dan menerapkan dalam pembelajaran di kelas, beliau dinobatkan sebagai guru ter-kreatif berdasarkan poling yang dibuat oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolahnya. Dengan bekal GSM, guru-guru mempunyai strategi tersendiri bagaimanapun kurikulumnya dan siapapun menterinya.