GSM

Komunitas Yogyakarta

Profil Komunitas

“Saya mendekati mereka dengan cinta,” ucap Emilia G., seorang guru matematika SMPN 1 Sambaliung sekaligus leader komunitas GSM Berau, Kalimantan Utara (Kaltara). Komunitas GSM Berau terbentuk pada tahun 2020, setelah Bu Lily, koordinator nasional GSM, datang untuk kedua kalinya. Tidak butuh waktu lama untuk mengumpulkan anggota dan membentuk kelompok. Emil sebagai salah satu pengajar pertama yang menerapkan prinsip GSM, dipercayai untuk menjadi leader komunitas. Emilia menganggap GSM merupakan perjalanan panggilan hatinya sebagai guru. Dedikasinya dalam mengajar terbukti melalui pengadaan berbagai kegiatan menarik berbasis prinsip GSM. Kegiatan yang diadakan terbukti membawa perubahan positif yang tidak hanya membawa manfaat bagi anak, tetapi juga kegembiraan bagi orang tua. Komunitas GSM Kaltara, melalui agenda-agendanya, berhasil mengumpulkan guru-guru dengan semangat yang sama untuk membawa perubahan bagi pendidikan di Berau, Kalimantan Utara. Seperti kata Emil, besar harapan agar komunitas GSM Berau dapat dimaknai pula oleh para guru-guru anggota sebagai pengisi daya untuk berbuat baik.

Sebelum Mengenal GSM (titik balik)

Pada saat itu, kondisi di sekolah Bu Warti bisa dibilang “pinggiran”. Hubungan antara murid dan guru kurang harmonis, dan lingkungan belajar kurang kondusif. Siswa seringkali tidak dapat menjaga sikap di kelas, kurang sopan santun terhadap guru, dan kelas menjadi tempat yang membosankan dengan sistem pembelajaran yang monoton.

Kehidupan sekolah sebelum mengenal GSM penuh dengan tantangan seperti siswa yang sulit diatur, Murid-murid tidak dapat menjaga sikap ketika guru sudah masuk kelas. Lalu, guru-guru yang kadang kala kehilangan kesabarannya karena siswa yang “ngeyel”, dan lingkungan kelas yang terasa monoton dan sistem pembelajaran yang tidak interaktif. Melihat situasi ini, GSM menawarkan sebuah ladang perubahan yang menarik bagi Bu Warti dan sekolahnya.

Sesudah Mengenal GSM

Dengan semangat perubahan yang dibawa GSM, sekolah Bu Warti mulai bertransformasi menjadi tempat yang lebih menyenangkan, aman, nyaman, dan inklusif. Orang tua juga memainkan peran besar dalam proses ini. Mereka terlibat aktif dalam berbagai acara sekolah, membantu menciptakan lingkungan yang lebih positif. Misalnya, partisipasi orang tua dalam menghias ruang kelas menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata yang meningkatkan suasana belajar. Manfaat yang terlihat sejauh ini adalah lingkungan positif yang menunjang semangat belajar siswa ke sekolah. Pembentukan karakter juga secara perlahan mulai membaik dengan kesabaran guru untuk terus mendampingi para siswa. 

Agenda Komunitas

Di tingkat kota Yogyakarta, Bu Warti mengakui bahwa sulit mengadakan kegiatan komunitas secara besar-besaran karena kesibukan masing-masing guru dan jadwal kegiatan yang saling bertabrakan antar sekolah yang ada. Namun, di skala yang lebih kecil, seperti di sekolah Bu Warti sendiri, agenda-agenda yang terinspirasi oleh GSM telah diimplementasikan melalui model pembelajaran yang dipilih. Kelas-kelas yang berhasil menerapkan konsep pembelajaran menyenangkan berbagi praktik baik dengan kelas-kelas lain, menjadi acuan untuk perubahan.

Komunitas GSM Yogyakarta berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan berbagi praktik baik, meskipun masih dalam sekup kecil. Mereka berharap dapat mengadakan kegiatan berbagi praktik baik dengan konsep yang lebih terstruktur dan menyeluruh di masa depan, memastikan bahwa semangat GSM dapat dirasakan lebih luas dan memberikan manfaat maksimal bagi siswa dan guru di Yogyakarta.

Suwarti

*Jika ingin bergabung atau belajar dengan Komunitas Yogyakarta bisa menghubungi leader kami!

Publikasi Artikel

Media Sosial

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.