Ketika sesi workshop GSM yang diisi oleh Pak Rizal (Founder GSM), terdapat sisipan materi mengenai finite games vs infinite games. Dalam kehidupan ini, kita selalu terlibat dalam dua jenis permainan yang mendasar, yaitu permainan terbatas (finite games) dan permainan tak terbatas (infinite games). Permainan terbatas memiliki awal, akhir, dan aturan yang jelas, seperti pertandingan olahraga atau ujian. Sementara permainan tak terbatas tidak memiliki batasan waktu atau aturan yang tetap, mereka adalah perjalanan tanpa akhir, seperti perjalanan dalam mencari makna hidup.
Pendidikan seharusnya adalah permainan tak terbatas. Sayangnya, terlalu sering kita jatuh dalam perangkap untuk memperlakukan pendidikan sebagai permainan terbatas, yaitu diukur dengan nilai, gelar, atau prestasi. Pengukuran dilakukan dengan seberapa banyak lulusan yang terserap di dunia kerja yang membuka usaha. Padahal, esensi sejati dari pendidikan melebihi batasan-batasan tersebut.
Pendidikan seharusnya adalah perjalanan tak berujung menuju pemahaman, pertumbuhan pribadi, dan kontribusi positif kepada masyarakat, khoirunnas anfa’uhum linnas. Dalam permainan tak terbatas, fokus bukanlah pada kemenangan segera atau kegagalan langsung. Pendidikan yang benar-benar berarti adalah proses pembelajaran yang menginspirasi rasa ingin tahu, kreativitas, dan keinginan untuk terus berkembang dengan segala perbedaan.
Guru bukan hanya penyampai informasi, melainkan penuntun yang membantu siswa menjelajahi kompleksitas pengetahuan. Pendidikan sebagai infinite games membuka pintu menuju pemahaman yang mendalam, bukan hanya pemahaman faktual, tetapi juga pemahaman akan diri sendiri dan dunia sekitar. Pembelajaran yg mendorong siswa untuk berpikir kritis, merumuskan pertanyaan yang mendalam, dan menjawab tantangan dengan penuh keberanian.
Mengapa pendidikan harusnya menjadi infinite games?
Karena dunia terus berubah. Pendidikan yang berfokus pada permainan terbatas mungkin memberikan keberhasilan sementara dan jangka pendek, tetapi tidak menciptakan pemimpin masa depan yang mampu menavigasi kompleksitas, menemukan solusi kreatif, dan menjalani kehidupan dengan etika dan kepemimpinan sejati.
Jadi, mari kita buka ruang untuk permainan tak terbatas dalam pendidikan kita. Mari kita ciptakan lingkungan tempat setiap siswa merasa didorong untuk terus belajar, tumbuh, dan berkontribusi pada perjalanan panjang menuju kecerdasan tertinggi yaitu nilai kebijaksanaan. Sebab dalam infinite games tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar dan berkembang, yang akhirnya seperti fitrahnya manusia dilahirkan di dunia sebagai Khalifatu Fil Ardhi (penanggung jawab kehidupan di bumi).
Penulis: Ali Shodikin (Leader Komunitas GSM Jateng)
0 Comments