‘Mendobrak Mindset Guru’ satu frasa dengan tiga kata ini tercipta dari hasil refleksi Pak Deny Rochman, beliau merupakan analis kurikulum dan pembelajaran dinas pendidikan Kota Cirebon. Menurutnya, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ingin mengembalikan tiga kodrat manusia. GSM ingin mendobrak mindset guru-guru. Merubah paradigma berfikirnya, merubah ideologinya, bukan metodologinya. Jika para guru sudah mampu dan berhasil merubah mindsetnya seperti paradigma GSM, maka proses belajar mengajar guru akan lebih mudah, terarah dan menyenangkan.

Dalam kegiatan study visit ke Yogyakarta Pak Deny bersama kepala sekolah dan guru-guru SD dan SMP Kota Cirebon berkesempatan untuk belajar lebih dekat tentang konsep dan manajemen GSM langsung bersama Founder dan Co-Founder GSM, yakni Pak Muhammad Nur Rizal, Ph.D dan Bu Novi Candra, Ph.D. Dari hasil pertemuan dan diskusi tersebut, Pak Deny dapat memetik sebuah pelajaran dari Pak Rizal dan Bu Novi bahwa ada tiga kodrat manusia yang tak boleh dilupakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Tiga kodrat manusia yang dimiliki anak antara lain bahwa sifat dasar manusia adalah rasa ingin tahu yang tinggi. Kedua, manusia selalu ingin berimajinasi (berkhayal; fantasi). Ketiga, memberikan kesempatan kepada anak dalam mengembangkan potensinya secara adil. Jika kodrat ini sudah terinternalisasi dalam setiap guru, maka apapun kurikulumnya, model sekolahnya, kebijakan pendidikannya maka tujuan pembelajaran akan tercapai.
Tidak hanya itu, Pak Deny dan kawan-kawan juga berkesempatan untuk berkunjung ke dua sekolah yang sudah lebih dulu menerapkan ekosistem pembelajaran ala GSM. Dua sekolah itu adalah SD N Rejodani dan SD N Pendulan yang berada di Kabupaten Sleman. Pak Deny sangat terkesima ketika melihat ruang-ruang kelas memiliki karakter. Setiap sudut dan lorong sekolah dipenuhi goresan, gambar dan tulisan berkarakter yang memiliki makna mendalam.
Dua sekolah tersebut menurut Pak Deny betul-betul mencerminkan sekolah yang menyenangkan. Sebab tiga kodrat yang disampaikan oleh Pak Rizal dan Bu Novi suskes diimplementasikan pada ekosistem sekolah. Berbagai goresan, gambar dan tulisan warna warni dalam kelas merupakan bentuk upaya guna merangsang rasa ingin tahu anak. Jika rasa ingin tahu pada anak meningkat, maka anak akan terus belajar, belajar dan belajar. Tanpa perlu ada paksaan dan tekanan. Selain itu, juga sebagai ruang untuk anak menyalurkan dan mengasah daya imajinasi yang dimilikinya, berkreasi dan berinovasi sesuai dengan kreativitas setiap anak.
Pak Deny juga sempat memberikan refleksi melalui tulisan, “Sejatinya anak-anak sejak lahir memang sudah berbeda, termasuk dalam potensi dirinya. Maka biarkan anak-anak berkembang sesuai talentanya masing-masing. Jangan biarkan anak ditarget pada satu pilihan tertentu. Seperti ikan, jika kita suruh ia untuk memanjat pohon, maka sepanjang hidupnya ia akan merasa bodoh (tidak mampu). Begitu juga monyet, jika kita suruh ia menyelam, maka sepanjang hidupnya ia merasa bodoh (tidak mampu)”. Karenanya mendobrak mindset guru-guru untuk pendidikan yang memanusiakan dan menyenangkan dapat diawali dengan berubah bersama GSM.
Simak cerita visual pak Deny di link youtube berikut ini:
Salam, Berubah, Berbagi, Berkolaborasi.
Penulis: Nazula Nur Azizah
Editor: Hayinah Ipmawati
0 Comments