GSM

GSM punya caranya tersendiri untuk menyebarluaskan gagasannya. Berbekal dari niat yang mulia serta kesediaan untuk berjuang demi pendidikan Indonesia yang lebih baik, para pegiat GSM, sekarang sudah dapat melancong dan bergerak secara mandiri untuk menjadi pewarta gagasan GSM.

Salah satu bentuk pemantiknya adalah sebuah pertemuan yang diadakan di Omah GSM, Yogyakarta pada tanggal 28 – 29 Desember 2024. Terlaksana sebuah pertemuan yang dihadiri oleh sekitar delapan belas orang pegiat GSM, termasuk di antaranya hadir pula Muhammad Nur Rizal dan Novi Poespita Candra selaku Founder dan Co-Founder. 

Pertemuan akhir tahun di Omah GSM tersebut merupakan hasil dari inisiatif mandiri para pegiat GSM yang ingin mengisi kembali energi mereka sebagai aktivis pergerakan pendidikan, langsung dari sumber utamanya, yakni Rizal dan Novi. 

Terdapat satu narasi besar yang menjadi tema diskusi pada kegiatan tersebut, serta menjelma arang semangat yang disampaikan langsung oleh Rizal.

“Pada faktanya, Indonesia masih terjajah, dan akan berpuluh-puluh tahun terjajah. Siapa yang bisa menjaga Indonesia? Hanya diri kita sendiri. Kita harus menjadi orang yang berdaulat. Indonesia butuh Bapak atau Ibu, yakni para guru, para pegiat, yang punya keresahan dan kemauan untuk bergerak, sadar untuk berubah, dan mengajak orang lain untuk berubah. Indonesia butuh mereka, orang-orang yang berdaulat untuk menyebarkan virus-virus kedaulatannya,” pesan Rizal.

Tidak disangka, pertemuan yang dihadiri sekitar sembilan belas pegiat dari berbagai macam daerah tersebut dapat berdampak luar biasa terhadap semangat mereka dalam menduplikasi dialog tentang visi dan misi perubahan pendidikan yang dianut oleh GSM.

Utamanya, para guru dianjurkan untuk menjadi diri sendiri dalam menyebarluaskan gagasan GSM. Tak perlu membandingkan kualitas cara pendekatan dengan orang lain yang terpenting tetap menggunakan falsafah berpikir dan tujuan yang sama. Perkataan Rizal menyoal hal tersebut berhasil memicu kepercayaan diri tiap anggota GSM.

“Silahkan bergerak dengan cara sendiri. Karena saya meyakini, kebenaran tunggal untuk menuju pada kebaikan itu tinggal di setiap guru, sehingga dengan gaya bahasa apapun asalkan filsafat itu menempel pada diri kita maka setiap paparan akan diterima dengan baik,” ungkap Rizal yang percaya akan kedaulatan dari tiap guru.

“Yang kami ciptakan di GSM adalah ekosistem yang mampu membuat masing-masing individu di dalamnya sadar dan mau bergerak untuk mengubah keadaan bagi masa depan bangsa Indonesia, melalui pendidikan,” tambah Rizal.

Budaya di GSM untuk terbuka atas diskusi dan berpikir kritis juga terpancar sepanjang kegiatan. Para guru tidak menelan setiap perkataan dari sesama anggota bahkan juga dari Rizal ataupun Novi secara mentah-mentah. Sering juga dipertanyakan oleh para guru apabila masih ada keraguan yang tersisa. Semua karena GSM mampu menjadi rumah yang nyaman dan aman bagi setiap orang yang ada di dalamnya.

Hari pertama ditutup secara formal pada pukul sebelas malam dengan beberapa guru yang masih meneruskan diskusi hingga dini hari. Bahkan di hari kedua, ketika pagi menjelang, suara-suara dari para guru sudah mulai menggema sejak sebelum waktu sarapan, yaitu sedari pukul lima pagi. Tak terasa, lima jam mereka habiskan untuk berdiskusi. Susunan acara yang telah dibuat beserta dengan waktu detilnya tidak diindahkan karena ternyata para pegiat kelewat asyik dalam berbincang. Semangat ini bersumber dari keikhlasan yang datang dari diri masing-masing pegiat, tanpa paksaan ataupun tuntutan.

Setelah rangkaian acara usai, mereka harus kembali kepada perjuangannya masing-masing. Meski berasal dari berbagai daerah yang berbeda, tetapi masih dengan visi akan masa depan yang searah.

Kata para Pegiat

Untuk menggambarkan atmosfer yang tercipta selama beraktivitas dalam dua hari di Omah GSM, dicantumkan beberapa refleksi yang datang dari para pegiat paska mengikuti kegiatan.

“Rumah GSM adalah rumah kita. Rumah yang menguatkan saat lelah, menumbuhkan saat redup, dan mengingatkan bahwa kita tidak sendiri. Di sini, kami adalah keluarga. Bukan keluarga karena sedarah, tetapi karena cita-cita yang sama,” tutur Pak Ali, salah seorang pegiat GSM yang hadir dalam pertemuan ini.

“Ternyata guru-guru yang sudah lebih lama mengabdi juga masih bisa berdiskusi secara intelektual dan melibatkan filsafat, ya. Ngga cuma anak muda yang punya idealisme tinggi saja. Saya juga terinspirasi dari Ibu Rini yang berhasil bertransformasi dari yang dulunya bersifat galak, kemudian menjadi guru yang lebih memanusiakan,” tegas Rivai disusul oleh ekspresi haru dari Ibu Rini karena teringat akan periode perubahannya menjadi guru yang meraki.

Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) selalu berhasil menjadi ekosistem yang hangat dan memantik semangat belajar bagi para pegiatnya. Hal ini tergambarkan dari perkataan yang datang dari Kang Ido (GSM Pangandaran) dan Pak Dafid (GSM Jepara).

Kang Ido mengatakan bahwa, “Rumah GSM benar-benar rumah tempat kami untuk pulang. Rumah tempat kami mengisi energi. Rumah tempat mengawali berbagai energi ke seluruh pelosok negeri, dan juga rumah tempat kami melepas rindu dengan keluarga besar GSM.”

Di sisi lain, Pak Dafid mensyukuri bagaimana GSM mampu menjadi lingkungan yang secara terbuka menerima keunikan masing-masing pegiatnya. Ia mengatakan kalau orang-orang di GSM justru menghargai keabsurdan dan kenyelenehan yang ada pada dirinya. Tentu karena itu yang menjadi atribut menarik dari Pak Dafid selain sebagai guru yang berprinsip kuat dan humoris.

“Dua hari kemarin disadarkan bahwa aku belum tahu apa-apa. Ada beban yang harus dipilih untuk persiapan diri menuju keseimbangan. Diajarkan tentang penderitaan yang harus dihadapi dengan trial and error sebagai konsekuensi memilih beban,” tambah Pak Dafid yang merasa dirinya terus diasah oleh GSM.

Lebih luar biasa lagi, energi besar yang bercampur di Omah GSM pada dua hari itu turut dirasakan oleh para pegiat yang belum sempat untuk hadir, salah satunya datang dari Pak Jarudin, pegiat GSM Brebes.

“Ada dua hal yang terekam berdasarkan obrolan penghujung tahun di Omah GSM, yaitu tentang ‘Khasanah Pengalaman’, bahwa belajar tidak hanya sebagai pengetahuan, tetapi bagaimana pengalaman setiap manusia dalam merasakannya secara berbeda-beda yang menjadi penting. Lalu, adanya ‘Cas Energi’, yaitu semangat belajar yang seperti gelombang ombak naik turun. Hadir di komunitas GSM menambah gelombang energi yang makin menggelora,” pungkas Jarudin.

“Membaca dan menyimak potongan obrolan GSM membuat saya menangis. Itu sebagai pertanda bahwa GSM berhasil menjadi aura positif bagi guru-guru Indonesia lewat pengalaman perjalanan spiritual terbaiknya,” tambahnya.

Pegiat Berdampak

Beberapa hari berselang sejak pertemuan tersebut, ada guru-guru yang langsung menjadi penyiar kabar mengenai gagasan, nilai, dan filsafat yang ditanamkan oleh GSM ke daerahnya masing-masing. Contohnya adalah Pak Aziz yang langsung mengajak GSM Kebumen untuk berkumpul dan lanjut mendiskusikan perbaikan pendidikan di Indonesia, Pak Ali yang mencanangkan kembali Ngobras (Ngobrol bareng Komunitas) di GSM Tanah Laut, dan adanya kegiatan Ngolam Susu (Ngobrol Malam Suka-suka) yang diadakan oleh Pak Riyanto dan Pak Nuredi untuk GSM Pekalongan Raya.

Mereka menjalankan apa yang sudah didiskusikan, yaitu memperbanyak kegiatan yang mewadahi pertukaran gagasan mengenai filsafat pendidikan yang didasarkan pada prinsip memanusiakan murid yang mereka ajar. Bahwa bukan GSM yang mengubah mereka, tetapi wadah yang disediakan oleh GSM seperti pertemuan di Omah GSM tadi yang menjadi kekhasan untuk membuat tiap pegiatnya sadar, berpikir, dan berubah atas kemauan dari diri sendiri.

GSM adalah rumah pergerakan, tempat bagi setiap insan yang punya keresahan dan ingin mengambil peran menciptakan perubahan nyata bagi masa depan Indonesia melalui pendidikan. Rumah bertemunya energi mulia yang patut dirawat bersama-sama. Semuanya, berawal dari Omah GSM.

Penulis: Dimas Adytya Putranto

Editor: Viska Erma Mustika

Categories: Informasi

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.