GSM

Saya mencoba mengulik tentang gelombang tirani aplikasi yang sedang menghantam dunia pendidikan kita.

Dalam maraknya aplikasi pendidikan di Indonesia, semakin banyak teman-teman guru yang merasakan tekanan dan keterasingan dari esensi hakiki pendidikan. Meskipun aplikasi-aplikasi tersebut dihadirkan sebagai upaya adaptasi terhadap perkembangan zaman, sayangnya, konsekuensinya sering kali menyisihkan aspek krusial dari pendidikan, yaitu membangun relasi antarmanusia sebagai pembelajar. 

Esensi pendidikan sejatinya terletak pada dimensi manusiawi, di mana interaksi langsung antara guru dan siswa menjadi landasan utama pembelajaran. Sayangnya, dominasi aplikasi cenderung meredupkan keberadaan hubungan personal dalam proses belajar-mengajar.

Teman-teman guru, sebagai garda terdepan dalam pendidikan, merasa semakin “terjajah” dengan integrasi beragam aplikasi yang mendikte tuntutan kinerja. Peningkatan beban kerja dan fokus pada teknologi dapat mengaburkan peran sentral guru sebagai pendidik dan pembimbing. Ketergantungan pada aplikasi juga menciptakan ketidakseimbangan, di mana aspek-aspek kelembagaan lebih diutamakan daripada penciptaan lingkungan belajar yang memadukan kehangatan manusiawi. Akibatnya, atmosfer pembelajaran sering kali terasa steril, dan guru-guru merindukan kedalaman hubungan yang lebih dulu mereka bangun dengan siswa sebelum terjerembab dalam lautan aplikasi.

Dalam memahami dampak tirani aplikasi di dunia pendidikan, perlu diakui bahwa integrasi teknologi haruslah bersinergi dengan esensi manusiawi. Proses pembelajaran yang seimbang membutuhkan pendekatan holistik yang tidak hanya mengedepankan kemajuan teknologi, tetapi juga memelihara hubungan personal yang mendalam antara guru dan siswa. Dengan begitu, pendidikan tetap memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi ciri hakiki dari peradaban pendidikan yang sejati.

Seperti apa yang disampaikan Pak Rizal sebagai founder GSM, “Pendidikan kita itu bukan sekadar konsep, tetapi pada implementasi di lapangan, bagaimana cara guru-guru dapat memberikan praktik baik secara nyata yg berdampak pada anak serta memberikan pendidikan karakter untuk menciptakan lingkungan yang manusiawi”. 

Penulis: Ali Shodikin (Leader Komunitas GSM Jateng)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.