Kepala sekolah adalah pihak yang paling berperan penting dalam menciptakan perubahan di lingkungan sekolahnya. Keberhasilan perubahan tersebut tentunya akan sangat bergantung pada cara kepala sekolah memimpin warga sekolahnya. Salah satu bentuk kepemimpinan yang diusung GSM adalah kepemimpinan transformatif. Pada dasarnya, konsep kepemimpinan ini bertujuan untuk membawa perubahan tidak hanya pada sistem sosial, namun juga pada individu yang dipimpin. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan lebih berorientasi pada peningkatan motivasi, penanaman moral, dan perubahan perilaku anggota. Pemimpin yang transformatif akan menjadi role model dan inspirasi bagi para pengikutnya, memahami kelebihan dan kekurangan setiap anggotanya, dan mampu mendorong para anggotanya untuk mengembangkan dirinya. Selain itu, pemimpin yang transformatif juga tidak hanya berorientasi pada pencapaian misi bersama, namun juga memastikan bahwa tiap anggotanya memiliki spirit yang sama untuk mencapai misi tersebut.
Salah satu kepala sekolah yang berhasil melakukan transformasi pada sekolahnya dengan menerapkan framework GSM adalah Bu Kuruna, kepala sekolah SD N Karangmojo 2. Beliau berhasil mengubah lingkungan sekolahnya menjadi lebih positif, aman, dan nyaman tidak hanya untuk siswa namun juga untuk guru-gurunya. Lalu bagaimana sebenarnya cara Bu Kuruna mengubah sekolahnya? Salah satu yang dilakukan Bu Kuruna adalah menerapkan kepemimpinan transformatif . Berikut 3 langkah yang dilakukan Bu Kuruna dalam menerapkan kepemimpinan transformatif untuk memulai perubahan ala GSM di SD N Karangmojo 2 :
- Memulai perubahan dari diri sendiri
Sebelum mengerahkan guru-guru, Bu Kuruna mengawali perubahan dari diri sendiri. Beliau berusaha mempelajari terlebih dahulu seperti apa penerapan konsep pembelajaran yang ditawarkan Gerakan Sekolah Menyenangkan. Setelah meyakini nilai-nilai GSM sebagai hal yang positif dan menerima konsep tersebut sebagai hal yang penting untuk dilakukan, Bu Kuruna mulai berusaha menyebarkan konsep tersebut pada guru-gurunya.
- Menyalurkan spirit perubahan pada guru dan orangtua siswa melalui perubahan mindset
Bu Kuruna mulai mengajak bapak ibu guru dan orangtua siswa untuk berubah bersama. Beliau mengawalinya dengan mensosialisasikan konsep GSM pada guru dan orangtua sekaligus merubah mindset mereka dalam melihat bagaimana pendidikan seharusnya berjalan. Bu Kuruna tidak sekedar meminta seluruh warga sekolah untuk berubah, namun juga menjelaskan latar belakang dan alasan dibalik pentingnya perubahan itu. Berikut hal-hal yang disampaikan Bu Kuruna pada orangtua dan guru untuk mendorong mereka agar bersedia berubah bersama :
- Orangtua diberi gambaran jelas tentang arah perubahan sekolahnya
Bu Kuruna menjelaskan pada orangtua siswa bahwa nantinya pembelajaran akan dibawakan pada suasana yang menyenangkan, menghargai keberagaman dan perbedaan unik siswa, serta berfokus pada rasa aman dan nyaman siswa sehingga mereka betah berada di sekolah seperti saat berada di rumah.
- Guru didorong untuk keluar dari zona nyaman
Guru-guru di SD N Karangmojo 2 juga didorong untuk mau keluar dari zona nyaman. Bu Kuruna menyebut zona ini sebagai zona 3D (datang, duduk, diam). Guru dimotivasi untuk lebih berpartisipasi aktif dan menyampaikan gagasannya dalam melakukan inovasi pembelajaran agar tercipta ekosistem belajar yang positif dan menyenangkan bagi siswa.
- Refleksi peran penting guru dalam mengemban tugas mulia mendidik siswa
Salah satu upaya perubahan mindset yang dilakukan Bu Kuruna adalah mengingatkan kembali pada guru bahwa mendidik adalah tugas mulia. Tidak semua orang punya kesempatan dalam profesi ini, butuh keahlian khusus agar pembelajaran sampai pada siswa dalam keadaan senang dan bisa diterima. Bu Kuruna berusaha menyadarkan para guru bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini telah mendiskriminasikan hak-hak anak dimana mereka yang kurang beruntung dalam segi kognitif tidak diberikan perhatian. Disinilah Bu Kuruna mengajak para guru untuk merubah mindset nya agar apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab mereka sebagai guru dapat tercapai dan menjadi berkah.
- Refleksi pentingnya menghargai keistimewaan tiap siswa alih-alih berusaha menyetarakannya
Salah satu hal penting yang juga disampaikan Bu Kuruna dalam merubah mindset guru adalah pentingnya menghargai anak sebagai individu yang spesial. Beliau mengingatkan bahwa selama ini guru masih sering berorientasi pada nilai dan kemampuan kognitif siswa sehingga lupa bahwa siswa memiliki keunikan dan potensinya masing-masing yang juga penting untuk dihargai dan diasah. Oleh sebab itu, Bu Kuruna mendorong para guru untuk keluar dari kungkungan paradigma yang cenderung menyetarakan dan kurang menghargai perbedaan siswa.
- Mengimplementasikan perubahan dengan mencontohkan
Setelah berhasil menginternalisasi nilai-nilai GSM dan merubah mindset para guru, Bu Kuruna mulai mendorong para guru untuk mau belajar bersama, berkolaborasi, dan saling berbagi pengetahuan untuk mulai menerapkan konsep GSM dalam pembelajaran. Bu Kuruna juga tak lupa mencontohkan perilaku-perilaku positif pada para guru. Salah satu contohnya, dalam rangka menumbuhkan budaya yang saling mengapresiasi, Bu Kuruna selalu memberi motivasi pada guru saat briefing hari Senin dan tak lupa memberikan apresiasi pada guru maupun orangtua yang menunjukkan partisipasi aktifnya dalam menerapkan GSM. Selain mencontohkan, Bu Kuruna juga selalu aktif memberikan supervisi bagi guru-gurunya.
Langkah-langkah yang dilakukan Bu Kuruna di atas dapat menjadi inspirasi bagi para kepala sekolah yang hendak memulai transformasi di sekolahnya dengan menerapkan konsep GSM. Hal yang perlu menjadi perhatian bahwa perubahan tersebut perlu dilakukan secara mendasar lewat perubahan mindset atau paradigma berpikir baru kemudian diimplementasikan dalam sebuah rencana aksi yang terarah dan tersupervisi.
Ket : Foto Bu Kuruna dan tim guru SD N Karangmojo 2
Ditulis oleh : Luthfiasari Sekar Fatimah
Sumber : https://www.langston.edu/sites/default/files/basic-content-files/TransformationalLeadership.pdf
Sumber foto : Dokumentasi pribadi Bu Kuruna
0 Comments