Siapa yang tidak mengetahui bahwa dunia pendidikan kita sangat kental dengan yang namanya kompetisi? Hal ini sangat jelas sekali terlihat pada perilaku siswa – siswi kita, sebagai contoh misalnya persaingan antar teman sekelas dalam hal mendapatkan nilai terbaik atau tentang siapa yang menjadi Juara I dan Juara II. Bahkan pola pikir mengenai kompetisi ini tidak hanya dimiliki oleh para siswa saja tetapi juga dimiliki oleh guru bahkan orang tua itu sendiri. Misalnya banyak orang tua yang menuntut anaknya untuk menjadi yang terbaik dari anak – anak yang lain. Bahkan dalam kasus terkadang ditemukan guru – guru yang saling bersaing dalam mendorong siswa – siswinya mencapai prestasi.
Memang pada dasarnya berkompetisi itu merupakan sesuatu yang tidak salah. Bahkan dengan adanya sikap kompetitif ini secara tidak sadar dapat mendorong peserta didik berusaha mengoptimalkan potensi diri mereka. Namun, apakah kompetisi itu relevan dengan pendidikan masa kini? Tidak selalu, karena sifat kompetisi ini erat kaitannya dengan tradisi lama pendidikan kita.
Era Industri 5.0 yang ditandai dengan hadirnya kecerdasan buatan membuat keadaan manusia semakin terancam. Untuk meminimalisir dampak hadirnya kecerdasan buatan inilah maka ditekankan pendidikan yang lebih berfokus pada kolaborasi. Pendidikan yang berfokus pada kolaborasi akan memberikan manfaat berupa tumbuhnya rasa social emotional learning siswa untuk berkembang menggali potensi dirinya dan menemukan versi terbaiknya sendiri.
Seperti yang sudah dilakukan oleh Guru Penyimpang Positif GSM yang satu ini.

Antara Pak Diyarko dan Bu Oka sama sama sepakat untuk lebih menekankan pada pendidikan yang berfokus pada kolaborasi. Hal ini mereka pelajari dari GSM karen GSM selalu meminta agar guru – guru lebih mempraktikkan pembelajaran yang berbasis kolaborasi ketimbang kompetisi. Guru – guru harus mampu menjadi arang yang mampu menjadi api besar agar praktik perubahan pendidikan bisa terimbas ke diri siswa untuk lebih berkolaborasi dibanding kompetisi.
Setelah ini pun, Pak Diyarko, Bu Oka, dan GSM berharap kepada guru – guru yang ada di seluruh Indonesia bisa menekankan pendidikan yang lebih berfokus pada kolaborasi sebagai solusi untuk menghadapi era industri 5.0 agar siswa menemukan potensi dirinya dan menjadi versi terbaik mereka.
Salam Berubah, Berbagi, dan Berkolaborasi
Penulis: I Putu Wisnu Saputra
Editor: Nida Khairunnisaa
0 Comments