GSM

Praktik pembelajaran dengan konsep GSM ini ternyata sudah sampai pada wilayah timur Indonesia, yakni Papua tepatnya di Kabupaten Supiori. Di sana, ada salah satu sekolah dasar yang menerapkan konsep GSM dengan school well-being.

Apa itu school well-being?

School well-being merupakan sebuah konsep yang dikembangkan oleh Konu dan Rimpela berdasarkan teori well-being yang dikemukakan oleh Allardt. Allardt menjelaskan bahwa well-being merupakan suatu kondisi ketika kebutuhan-kebutuhan dasar dari seseorang dapat dipenuhi dengan baik. Artinya, jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, implementasi school wellbeing ini memberikan pelayanan dan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa serta memberikan ruang untuk siswa berekspresi dan bereskplorasi mengeluarkan potensi yang dimiliki.

Di Kabupaten Supiori, ada salah satu sekolah dasar yang menerapkan konsep school well-being. Hal ini jelas terlihat dari bagaimana sekolah mampu menciptakan iklim yang menyenangkan, membuat siswa senang belajar, aktif dan partisipatif menjalin kolaborasi antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan orang tua, dan sekolah dengan orang tua, serta bagaimana cara sekolah mampu memberikan kesempatan yang sama pada semua siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk mendapatkan pemenuhan diri.

Berikut dokumentasi keterlibatan siswa dalam membuat zona kehadiran:

 

Tidak hanya itu, sekolah juga mampu menjalin kerja sama dan membangun hubungan yang baik kepada orang tua siswa. Dibuktikan dengan ketika sekolah mengadakan sosialisasi implementasi praktik pembelajaran dengan konsep GSM, orang tua sangat menyambut dengan antusias dan menyikapi dengan positif.

 

Tentunya ujung tombak perubahan pendidikan sejatinya ada di tangan guru, bagaimana guru mampu untuk merubah suatu pola lama yang tertinggal berubah menjadi pola baru yang mengikuti perkembangan zaman. Hanya guru yang ikhlas mendidik dengan hati dan berani lah yang mampu mendobrak sebuah tradisi lama. Dan itu berhasil dilakukan oleh guru-guru SD di Kabupaten Supiori.

Seorang guru yang mau terus belajar dan menjadikan perubahan adalah sebuah tantangan untuk selalu tumbuh dan berkembang demi menciptakan generasi-generasi penerus bangsa yang utuh dan penuh sebagai manusia serta mampu memaksimalkan segala potensi diri yang dimiliki.

Impementasi konsep school well-being nyatanya tidak hanya bisa dilakukan di luar negeri, negara-negara maju dan hebat, tetapi di pelosok Papua sudah membuktikannya. Tidak hanya berbeda dari penampilan luar, namun ada dampak yang dirasakan dari penerapan school well-being tersebut, yaitu siswa menajdi senang belajar, semangat untuk datang ke sekolah, dan merasa penuh saat mengikuti pembelajaran, lebih-lebih orang tua juga memiliki peranan untuk selalu terlibat dan berkontribusi aktif dengan sekolah.

Salam, Berubah, Berbagi, Berkolaborasi.

Penulis: Nazula Nur Azizah

Editor: Nida Khairunnisaa


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.