Pada kesempatan ini, kisah inspiratif datang dari seorang kepala sekolah di sebuah sekolah negeri yang berada di daerah terluar Nusantara, tepatnya di SMK N 1 Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Beliau bernama Pak Samsul Hadi. Hal menarik dari Pak Samsul adalah fakta bahwa beliau belum pernah bertatap muka atau bertemu secara langsung dengan Founder dan Co-Founder GSM, yakni Pak Rizal dan Bu Novi—hanya mengikuti pergerakan dan perkembangan GSM melalui platform media sosial— namun, beliau sudah mampu menggerakan hati dengan beraksi perlahan namun pasti untuk bergerak mengimplementasikan praktik-praktik baik dari konsep GSM.
Perubahan yang menjadi titik balik dari Pak Samsul untuk menciptakan ekosistem sekolah yang bersahabat dan menyenangkan, hingga akhirnya berhasil menuliskan sebuah buku, berawal dari beliau mengikuti workshop GSM di Medan pada tahun 2020. “Setelah mengikuti workshop GSM, saya kembali ke sekolah merefleksikan ilmu dan informasi yang saya dapatkan untuk selanjutnya memperkenalkan GSM (memberikan sosialisasi) kepada rekan-rekan guru”, jelas Pak Samsul dalam wawancara yang dilakukan via telpon pada Senin, 21 Febuari 2022. Lebih lanjut, Pak Samsul juga mengatakan bahwa yang selalu diingat dan melekat dalam hatinya dari konsep yang dihadirkan GSM adalah berani bergerak dengan berbuat sedikit demi sedikit untuk menciptakan perubahan— sebab dari hal sedikit itu lah yang akan membawa pada perubahan besar.
Selanjutnya, Pak Samsul juga menangkap konsep yang menjadi kunci dari alur perubahan GSM, yaitu 4 area perubahan GSM: 1) lingkungan positif, 2) pembelajaran berbasis penalaran yang menyenangkan, 3) Social Emotional Learning (SEL), 4) Keterhubungan sekolah (siswa, orangtua, masyarakat). Di mana, dalam 4 area perubahan GSM ini yang menjadi cikal bakal Pak Samsul memutuskan untuk bergerak menjemput perubahan, untuk bagaimana mengembalikan pendidikan yang memanusiakan manusia, untuk bagaimana menciptakan siswa yang mampu bernalar dan berpikir visioner serta solutif, untuk bagaimana membuat guru-guru belajar berinovasi dan berkerasi dalam proses pembelajaran serta beradaptasi dengan teknologi, untuk bagaimana mengembalikan budaya aprsesasi saling menghargai dari seluruh stakeholder sekolah, untuk bagaimana membuat keterhubungan ekosistem sekolah menjadi suatu gebrakan bersama, yang berkarakter, bersahaja, dan bermartabat, atau Pak Samsul menyingkatnya dengan sebutan ‘bersahabat’. Semua itu dirangkum dan dikemasnya secara apik dalam sebuah buku yang berjudul ‘Manajemen Partisipatif Bersahabat Pusaran Smart School dan Gerakan Sekolah Menyenangkan’.
Dalam buku yang ditulisnya itu, Pak Samsul memberikan gambaran tentang tanggung jawab pelaksana pendidikan di sekolah, untuk mendukung Gerakan Sekolah Menyenangkan, serta menceritakan dan membagikan praktik baik yang sudah beliau implementasikan di sekolah. Lebih lebih, isi dari buku yang Pak Samsul tulis banyak mendapatkan inspirasi yang datang dari teman-teman komunitas GSM, rekan-rekan guru, teman-teman muda, yang membagikan pengalaman menarik melalui dokumentasi berupa foto dan video dengan tagar #GerakAkarRumput dan cerita refleksinya ber-GSM melalui tulisan yang disebarkan di berbagai platform media sosial. “Cerita yang dibagikan melalui tulisan itu, benar-benar menggerakan hati saya, menginspirasi saya untuk berubah. Saya masih teringat jelas kata-kata bu Novi bahwa apapun yang digerakkan dengan hati, maka akan menggerakan hati. Dan itu benar terbukti adanya, dengan membangun komunitas bersahabat!”, kata Pak Samsul.
Pak Samsul juga menyatakan bahwa yang membuat dirinya jatuh hati, suka, tertarik dan akhirnya tergerak untuk mengimplementasikan konsep GSM adalah karena menurutnya GSM merupakan sebuah gerakan perubahan yang betul-betul hadir dari bawah, yang berangkat dan bermula dari akar rumput. Jadi, menurut beliau dengan gerakan yang berasal dari akar rumput ini, rekan-rekan guru, praktisi dan para pelaksana pendidikan memiliki kesadaran penuh yang tergerak dari hatinya sendiri. Sehingga perubahan yang tercipta, lebih fleksibel dan tentunya relevan dalam situasi dan kondisi serta keadaan di lapangan.
Adapun dampak positif yang dirasakan Pak Samsul dalam mengimplementasikan GSM ini adalah adanya progress positif dari siswa. Siswa yang sebelumnya tidak merasa nyaman dan senang berada di sekolah, sekarang menjadi ingin lebih berlama-lama di sekolah. Siswa juga sudah mulai aktif mengikuti berbagai ekstrakulikuler. “Saya ini selalu mengadakan Forum Group Discussion (FGD) dan melakukan evaluasi. Setiap hari Senin saya rutin membuka forum dialog dan berdiskusi dengan rekan-rekan guru untuk memperbaiki dan meningkatkan (mengevaluasi) apa yang sudah dijalankan, intinya selalu bergerak berubah”, ujar Pak Samsul.
Pak Samsul juga bercerita, bahwa di sekolahnya ada program smart school akibat dari adanya pandemi yang megharuskan pembelajaran jarak jauh dan sekarang blended leaning. Smart school yang dimaksud dan dipraktikkan di SMK N 1 Singkep yaitu berbasis IT yang mengedepankan muatan lokal, di mana siswa dapat bermain seraya belajar. Pak Samsul juga mengatakan bahwa branding sekolahnya adalah inovasi teknologi dan tepat guna, artinya sekolah memiliki visi misi untuk menciptakan siswa yang mampu berbuat dan berpikir, menciptakan berbagai inovasi dan solusi, bukan hanya sekadar prestasi.
Diakhir sesi wawancara, Pak Samsul menjelaskan bahwa tantangan, kendala dan hambatan itu akan selalu ada dan menyertai setiap langkah pergerakkan. Itu semua hal biasa yang lazim ditemui, namun kehadiranya tidak perlu dijadikan penghalang untuk berhenti bergerak. “Saya percaya, semua tantangan bisa teratasi dan itu menjadi PR untuk saya mampu merangkul semua. Saya pun yakin, dalam menularkan (praktik-praktik baik bersama yang sudah lebih dulu dilakukan), tidak boleh memaksa bagi orang yang belum percaya. Pesan saya, jangan banyak bicara, tetapi beraksi dan bergerak, biar orang yang melihat dan merasakan, lalu pada akhirnya terinspirasi dan meniru. Semua perihal proses dan waktu”,begitu kata Pak Samsul.
Mudah-mudahan kisah inspiratif Pak Samsul dari SMK N 1 Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau ini mampu menjadi suntikan semangat dan bekal amunisi dalam berubah dan bergerak, dan semoga pengalaman Pak Samsul ini dapat menggerakan hati bagi siapapun yang membaca, serta menjadikan kita sebagai arang yang mampu menularkan cahaya dan memberikan kehangatan bagi semua untuk terus menerus memberikan kehidupan yang menerangkan.
Salam, Berubah, Berbagi, Berkolaborasi!
Penulis: Nazula Nur Azizah
Editor: Nida Khairunnisaa
0 Comments