Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) menggelar acara Sinau Dari Luar dengan topik bahasan Social and Emotional Learning (SEL) pada Kamis (5/11) lalu. Kegiatan ini ditujukan untuk bertukar informasi dan pengetahuan tentang praktik pembelajaran menyenangkan dari negara-negara lainnya dengan harapan pengetahuan tersebut dapat menjadi referensi untuk diadopsi dan dimodifikasi sesuai kultur dan kondisi pendidikan Indonesia. Topik dipilih karena berangkat dari kekhawatiran bahwa wellbeing siswa yang kurang diperhatikan di masa pandemi ini. Hasil survey oleh tim GSM menunjukkan bahwa dari 1861 responden yang terdiri dari orang tua jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA, 35% berpendapat kendala pembelajaran online terletak pada koneksi internet yang kurang stabil, 32% mengalami kendala karena anak kurang memahami materi pelajaran dan 31% terkendala pada tambahan biaya untuk akses internet (31%). Data ini menunjukkan bahwa PJJ tidak hanya memberikan tekanan kepada siswa, tetapi juga kepada orang tua.
“Padahal, situasi pandemi sendiri telah memberikan tekanan pada siswa,” ungkap Elive, team leader acara sekaligus sukarelawan GSM. Elive melanjutkan bahwa melalui kegiatan ini, diharapkan agar masyarakat semakin sadar bahwa pentingnya untuk menjaga wellbeing siswa terutama di masa pandemi serta memperkaya informasi terkait pembelajaran SEL.
Emma Muth, seorang Distance Education Specialist di Alexander Dawson School di Las Vegas, Nevada, menjelaskan bahwa SEL secara umum merupakan proses yang dapat diterapkan dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap seorang manusia sehingga untuk menjadi pribadi yang sehat dan positif. Dalam pendidikan, SEL dapat dijadikan pendekatan mengajar oleh para guru agar memandang siswanya tidak hanya dari sisi akademis saja, tetapi juga memandang siswa secara keseluruhan sebagai seorang manusia, yaitu seseorang yang turut memiliki emosi serta pengalaman baik dan buruk. Dengan begitu, apabila pendekatan ini diterapkan terutama ketika pandemi, emosi negatif anak dapat tersampaikan dan dapat diakomodasi menjadi perilaku yang positif.
Emma mengungkapkan bahwa upaya untuk menerapkan SEL dalam pembelajaran di sekolah dengan memperhatikan 4 elemen utama, yaitu membuat instruksi belajar yang mampu memancing siswa untuk berefleksi dan berinteraksi, melibatkan pendapat dan aspirasi siswa dalam keputusan-keputusan di kelas maupun sekolah, menciptakan disiplin yang membangun, yaitu disiplin yang nirkekerasan dan disertai dengan alasan bagi perilaku, serta menggandeng orang tua dan komunitas untuk memperluas pertumbuhan SEL di luar sekolah. Empat elemen ini mampu membantu guru-guru untuk menemukan kegiatan pembelajaran ala SEL di sekolah maupun PJJ.
Empat elemen utama ini tergambar dalam praktik pembelajaran SEL yang telah diterapkan oleh Bu Dinda Chairunnisa Jalih di MI Al Husna, Tangerang Selatan. Selama kegiatan pandemi ini, Bu Dinda berbagi cerita tentang kegiatan yang dilakukan oleh MI Al-Husna, seperti kegiatan Jum’at Refleksi. Kegiatan ini berisi sharing antara murid dengan guru tentang hal atau perasaan yang dialaminya di rumah maupun selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini penting dilakukan karena di masa pandemi emosi anak berubah-ubah. Sehingga, mengajak anak untuk bercerita mampu melepaskan emosi negatifnya serta menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak.
Selain itu, kegiatan Ice Breaking menjadi selingan yang harus diterapkan dalam kegiatan belajar untuk mencegah kebosanan dan menjaga keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Contoh Ice Breaking yang dilakukan antara lain bernyanyi bersama, mengikuti gerakan yang diperagakan Bu Dinda, atau menjawab kuis.
Menurut Bu Dinda, metode pembelajaran dengan menggunakan aplikasi kuis seperti Quizizz menjadi strategi penyampaian yang lebih menyenangkan selama pandemi sehingga mampu mencegah kebosanan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Beliau menekankan bahwa Quizizz bukan hanya permainan, melainkan salah satu metode pembelajaran yang di dalamnya berisi tentang konten pembelajaran yang akan disampaikan. Dengan menggunakan Quizizz ini, Bu Dinda merasakan peningkatan antusias dari muridnya dalam pembelajaran.
Bu Dinda juga menekankan bahwa sebelum konsep SEL ini diterapkan dalam pembelajaran, pemahaman terhadap orang tua dan wali murid melalui sosialisasi terlebih dahulu dilakukan agar sekolah dapat berjalan bersama-sama dengan orang tua dalam menerapkan SEL ini baik di sekolah maupun di rumah.
0 Comments