GSM

GSM Sebagai Solusi Atas Pendidikan Saat Ini

Pembelajaran yang selama ini berjalan secara konvensional perlahan – lahan berubah menjadi pembelajaran daring atau online. Tentu dalam pembelajaran online ini memiliki kelebihan yaitu lebih efisien dari segi ruang dan waktu. Maraknya kasus pandemi yang ada di seluruh dunia secara tidak langsung mengakibatkan kemajuan yang progresif pada industri di seluruh dunia. Industri yang semula adalah industri 4.0 perlahan – lahan berubah menjadi industri 5.0. Tentu hal ini berakibat panjang pada pendidikan di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia.

Berubah dari Hal yang Sederhana!

Ketika tiba kembali ke kota asalnya yakni Cirebon, Bu Dewi langsung bergerak untuk menciptakan perubahan yang tentunya bermodalkan bekal yang beliau bawa dari hasil study visit ke Yogyakarta. Langkah pertama yang Bu Dewi lakukan adalah dengan merubah suasana ruang kelas menjadi menarik. Ada pertanyaan yang terlontar ketika Bu Dewi berhasil mewujudkan ruang kelasnya menjadi lebih hidup, “Oh, oleh-oleh dari study visit GSM itu ngecat kelas ya bu?”, pertanyaan tersebut ternyata disambut dengan jawaban penuh bangga oleh Bu Dewi, “Yes, karena menggambar dengan cat di ruang kelas dan lingkungan sekolah adalah bagian dari menciptakan lingkungan positif yang bisa mengunggah imajinasi (daya khayal) dan juga sebagai stimulus sensorik anak-anak secara tidak langsung”.

Sekolah yang Ideal untuk Kesehatan Mental Siswa

Pendidikan merupakan kebutuhan yang esensial bagi semua orang. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang. Bahkan sudah banyak peraturan yang ada di Indonesia yang mengatur mengenai pentingnya pendidikan. Hal ini semakin memperkuat kedudukan atau eksistensi pendidikan bagi kebutuhan yang wajib dipenuhi.Salah satu jalan untuk dapat mengenyam pendidikan ialah dengan mengikuti lembaga formal yang memang bertugas dalam menyediakan pendidikan itu sendiri. Lembaga tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah sekolah. Namun, bagaimana gambaran sekolah kita saat ini?

Kesadaran Sebagai Wujud Esensial Seorang Siswa

Beberapa hari yang lalu, melalui media facebook GSM mengungkapkan postingan mengenai betapa baiknya anak didiknya Bu Ratih. Mereka adalah Zahra, Wawa, Syefa, dan Nayra. Mereka berempat membantu ibu gurunya yang tidak lain adalah Bu Ratih untuk peduli dengan lingkungan sekolah termasuk kelas sebagai tempat dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Visitasi Menyenangkan di SD N Rejodani

Tempo hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 Januari 2022 di SD N Rejodani mendapatkan kunjungan dari Boyolali. Rombongan yang datang dari Boyolali tersebut datang untuk melihat bagaimana penerapan nilai – nilai Gerakan Sekolah Menyenangkan yang ada di SD N Rejodani. Rombongan tersebut memulai aktivitasnya dengan melakukan melakukan observasi, dokumentasi, serta wawancara dan pengamatan mendalam mengenai proses belajar mengajar di SD N Rejodani.

Guru Tidak Hanya Menuntasakan Materi Pelajaran

Berangkat dari pengalaman dan kegelisihan tersebut, Bu Ely berbagi kepada rekan-rekan guru di Bondowoso untuk bagaimana merubah iklim sekolah menjadi menyenangkan. Tentu, untuk menciptakan sebuah perubahan perlu adanya upaya yang harus dilakukan. Langkah awal untuk menjemput perubahan itu dimulai dengan merubah paradigma (mindset atau cara berpikir) guru terhadap pendidikan.

Sekolah yang Dirindukan

Tempo hari yang lalu, Gerakan Sekolah Menyenangkan melaksanakan visitasi ke SD N Pendulan. SD Negeri Pendulan merupakan salah satu SD yang terletak di Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Di sana, para guru GSM bertemu dengan beberapa siswa dan langsung meminta pendapat mereka terkait dengan sekolah mereka saat ini.

Mendobrak Mindset Guru

‘Mendobrak Mindset Guru’ satu frasa dengan tiga kata ini tercipta dari hasil refleksi Pak Deny Rochman, beliau merupakan analis kurikulum dan pembelajaran dinas pendidikan Kota Cirebon. Menurutnya, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ingin mengembalikan tiga kodrat manusia. GSM ingin mendobrak mindset guru-guru. Merubah paradigma berfikirnya, merubah ideologinya, bukan metodologinya. Jika para guru sudah mampu dan berhasil merubah mindsetnya seperti paradigma GSM, maka proses belajar mengajar guru akan lebih mudah, terarah dan menyenangkan.

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.