GSM

Pendidikan yang Berhamba pada Anak

Pendidikan yang menghamba pada anak menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menghadirkan model dan metode belajar yang menggali motivasi untuk membangun habit anak menjadi pembelajar sejati, selalu ingin tahu terhadap informasi dan pengetahaun, suka dan senang membaca. Pembelajaran yang seperti ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan di era mendatang seperti kreativitas, inovatif, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, daya nalar yang tinggi, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan.

Sekolah yang Dirindukan

Tempo hari yang lalu, Gerakan Sekolah Menyenangkan melaksanakan visitasi ke SD N Pendulan. SD Negeri Pendulan merupakan salah satu SD yang terletak di Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Di sana, para guru GSM bertemu dengan beberapa siswa dan langsung meminta pendapat mereka terkait dengan sekolah mereka saat ini.

Mendobrak Mindset Guru

‘Mendobrak Mindset Guru’ satu frasa dengan tiga kata ini tercipta dari hasil refleksi Pak Deny Rochman, beliau merupakan analis kurikulum dan pembelajaran dinas pendidikan Kota Cirebon. Menurutnya, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ingin mengembalikan tiga kodrat manusia. GSM ingin mendobrak mindset guru-guru. Merubah paradigma berfikirnya, merubah ideologinya, bukan metodologinya. Jika para guru sudah mampu dan berhasil merubah mindsetnya seperti paradigma GSM, maka proses belajar mengajar guru akan lebih mudah, terarah dan menyenangkan.

Pendidikan Indonesia Perlu Perubahan!

Saat ini, kebanyakan dari kita tidak menyadari bahwa generasi saat ini hanya dibentuk sebagai generasi yang irrelevant. Generasi yang irrelevant merupakan sebutan bagi generasi yang tidak mempunyai skill dan bakat yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja di masa depan. Hadirnya generasi ini merupakan konsekuensi dari intensitas dan ketergantungan manusia akan kecerdasan buatan.

Biaya Mandiri, GSM Cirebon untuk Negeri

Perjalanan Kota Cirebon – Yogyakarta menggunakan bis bukan perjalanan yang singkat dan nyaman. Para guru harus tidur di bis dalam keadaan sempit-sempitan, tentu rasa lelah yang mereka rasakan. Bahkan, ketika sampai di Yogyakarta, mereka tidak sempat mampir ke hotel untuk beristirahat sejenak. Para guru langsung berkunjung ke sekolah tujuan. Untungnya rasa lelah itu terbayarkan setelah turun dari bis.

Inspirasi: Saatnya Anak Muda Bergerak!

Ketertarikan Kak Rei akan GSM terlihat dari dirinya yang merasa bahwa gerakan ini sangat sesuai dengan passionnya. Kak Rei memiliki passion untuk bagaimana caranya agar dapat membuat anak – anak itu belajar namun juga menyenangkan. Tentu dari GSM itulah Kak Rei belajar bahwa GSM sangat mengedepankan nilai – nilai memanusiakan manusia dan memerdekakan anak – anak dari belenggu pendidikan yang feodalistik. Melihat bahwa minat dan bakat anak adalah sesuatu yang sangat penting.

Refleksi: Semangat Perubahan Guru

Hasilnya, dengan menyabarkan virus kebaikan tersebut Bu Penni sukses mengajak guru-guru untuk berubah. Keberhasilan tersebut dibuktikan dengan perubahan pada mindset atau pola pikir guru yang ditandai dengan selalu ingin memperbaiki dan mengembangkan diri, memiliki keinginan untuk belajar berbagai keterampilan baru, tanggap dan adaptif terhadap setiap perubahan yang ada. Dari mindset guru yang telah berubah, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan buah hasil pemikirannya dalam praktik pembelajaran di ruang-ruang kelas sesuai dengan kreativitas yang dimiliki guru dan kebutuhan setiap siswa. Berikut adalah refleksi yang disampaikan melalui tulisan oleh guru-guru yang melakukan perubahan dalam pembelajaran:

GSM Menembus Madrasah!

Gerakan Sekolah Menyenangkan terus melebarkan sayapnya ke seluruh negeri Indonesia demi mengubah pendidikan yang bersifat feodalistik menjadi pendidikan dengan ekosistem yang menyenangkan bagi anak. Bahkan kini, GSM melalui Pak Ali dan kawan – kawan berhasil menerobos batas dari sekolah ke madrasah demi berbagi praktik – praktik baik dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan oleh Pak Ali karena Pak Ali ingin melihat adanya transformasi pendidikan yang baik kepada Indonesia dan tentunya dirasakan oleh semua jenjang pendidikan di Indonesia termasuk Madrasah.

Cambukan untuk Menggerakkan

Lika-liku perjalanan pak Ali, guru penyimpang positif GSM dalam menyuarakan nilai-nilai GSM ke seluruh penjuru Indonesia tentunya tidak semulus yang dibayangkan. Ingatan yang kurang membahagiakan tentang cemoohan, bullyan, hingga makian yang pak Ali terima diawal rasanya teringat kembali, saat setelah sekian lama pak Ali bergerak bersama GSM di jenjang SMK, kini terjun menerobos arus kebiasaan untuk berbagi ke jenjang yang berbeda yaitu jenjang madrasah.

Tiga Bagian Besar Sebagai Titik Balik Perjalan Spiritual Pak Rizal

Dalam Festival Sekolah Menyenangkan, pak Rizal selaku founder GSM menyampaikan tiga bagian besar sebagai titik balik dan juga perjalanan spiritualnya yang hingga saat ini terus beliau arungi. Pada bagian pertama, beliau menyebutnya sebagai cermin masa lalu yang kemudian terkoneksi sebagai penemuan titik balik. Kilas balik tersebut, beliau bagikan dalam pidatonya yang terangkum dalam tulisan ini.

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.