GSM

Untuk sebagian guru atau bahkan mayoritas guru dalam melakukan proses pembelajaran IPA mungkin tidak sedikit yang masih terpaku dan terbatas pada pola pembelajaran di ruang-ruang  kelas. Padahal sejatinya IPA itu sendiri merupakan mata pelajaran yang melibatkan lingkungan sekitar dalam proses belajarnya, mengaitkan permasalahan terdekat dengan kehidupan sehari-hari anak, dan bagaimana membuat anak didik menjadi active learning untuk dapat bereksplorasi melakukan dan meningkatkan keterampilan sains yang meliputi beberapa proses seperti mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasin sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yang dibutuhkan.

Bu Dhian adalah salah satu contoh guru yang tidak termasuk dari kaum mayoritas tersebut. Artinya, Bu Dhian merupakan guru yang membelajarkan IPA dengan menyuguhkan sebuah metode baru yang berbeda. Bu Dhian membuat belajar IPA menjadi menyenangkan dengan mengajak anak didiknya belajar di luar kelas, di tempat terbuka, di halaman sekolah.

Setelah melihat gambar-gambar di atas, pasti terbesit di pikiran kita pertanyaan berupa:

Apa yang anak-anak sedang lakukan dengan duduk melingkar di lapangan seperti itu?”

Baik, akan dijelaskan secara rinci oleh Bu Dhian. Bu Dhian menyatakan bahwa dirinya memang memberikan sebuah challenge kepada anak didiknya, “jadi, ini kami sedang melakukan praktik literasi. Saat di kelas, kami membahas tentang perpindahan panas yang meliputi, konveksi, konduksi, dan radiasi. Selain itu, kami juga membahas tentang perubahan wujud benda yang meliputi mencair, membeku, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal. Namun, belajar kami tidak seperti biasa, kali ini anak-anak diminta membuat peta pikir (mind mapping) dengan model hexagonal thingking untuk menuliskan kata-kata kunci saat belajar bersama (berdiskusi). Setelah dilihat hasilnya, ternyata hampir satu kelas menulis kata kunci yang sama. Akhirnya sembilan kata kunci yang hampir semua ditulis oleh anak yaitu konveksi, konduksi, radiasi, membeku, mencair, menguap, mengembun, menyublim, mengkristal, saya jadikan untuk tantangan selanjutnya”, jelas Bu Dhian dengan runtut.

Kemudian, pertanyaan kembali datang, “Lalu, apa Bu Dhian tantangan selanjutnya yang dilakukan anak-anak?”.

Bu Dhian menjawab, “Selanjutnya, untuk mengetahui pemahaman mereka tentang bahasan yang baru saja diskusikan bersama, saya ajak anak-anak keluar dan melingkar membentuk kelompok. Mereka akan membuat cerita dengan menghubungkan dan menggabungkan kesembilan kata kunci yang sudah kita sepakati sebelumnya. Membuat cerita berkelompok, tantangan tersendiri tentunya. Mereka menggunakan metode ‘circle making story’ yang biasa kami lakukan di kelas”.

Dengan menghubungkan sekaligus menggabungkan seluruh kata kunci yang sudah disepakati di awal untuk selanjutnya dijadikan sebuah cerita yang panjang. Tentu, membutuhkan berbagai keterampilan yang tidak hanya mampu berpikir kritis, tetapi juga mangasah kreativitas, inovatif, melatih penalaran, dan juga bagaimana anak mampu bekerja sama, berkolaborasi, berdialog, berdiskusi, bertukar ide-ide, berkomunikasi untuk saling memberi tanggapan (feedback).

Sungguh, dari praktik pembelajaran IPA yang Bu Dhian bagikan kita bisa mendapatkan pelajaran baru. Di mana proses pembelajaran tidak hanya dapat dimaknai dan ditangkap oleh anak-anak kebermaknaannya secara konsep materi, melainkan juga membuat dan menciptakan proses belajar mengajar menjadi aktivitas yang menyenangkan. Tentunya, pembelajaran yang menyenangkan ini akan membuat proses belajar anak jauh lebih bermakna karena anak merasakan senang dalam belajar, sehingga kebermaknaan belajar atas temuan dan pengalaman bisa langsung dirasakan oleh siswa. Dan itulah pembelajaran yang baik.

Terima kasih banyak Bu Dhian Yulia Krishantari, guru SD Negeri Pangukan Sleman, yang telah berbagi praktik baiknya. Semoga cerita dan pengalaman Bu Dhian ini menjadi suntikan semangat untuk kita semua menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan terbaik versi kita sendiri.

Salam, Berubah, Berbagi, Berkolaborasi!

Penulis: Nazula Nur Azizah

Editor: Nida Khairunnisaa


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.