GSM

Cross Teaching: Belajar Anti Garing!

”Memaknai GSM jangan sampai terjebak pada metodologi atau contoh-contoh, ketika bapak ibu guru memaknai GSM sebagai sebuah jalan baru bagi pendidikan, maka bapak ibu guru akan mampu menciptakan sendiri metode-metode apapun yang menjadi ciri khas bapak ibu sendiri. Kerana apa? Metodologi itu akan using, akan terus ada metodologi baru”. Lebih lanjut, Pak Ali juga menyatakan bahwa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan dua hal yaitu, kebermaknaan dan kebermanfaatan.

Berbagi dan Menginspirasi Melalui Narasi Bu Oka

Seperti yang kita ketahui bersama saat ini bahwa Gerakan Sekolah Menyenangkan tumbuh dari pengalaman yang dialami oleh Mas Rizal dan Bu Novi ketika menempuh studi doktoral di luar negeri. Pengalaman itu berupa pendidikan Australia yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, GSM menjadi inisiasi dari Mas Rizal dan Bu Novi untuk mengubah mekanisme pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Berlatih Numerasi dengan Pianika Ala Pak Aji

Berangkat dari temuan data dan permasalahan nyata yang dialami tersebut, Pak Aji Wibowo, beliau merupakan guru dari SD N Panasan Kabupaten Sleman sekaligus guru yang aktif terlibat dalam komunitas GSM menghadirkan pembelajaran numerasi yang menyenangkan dengan menggunakan pianika, di mana dalam bermain alat musik tersebut secara langsung dan tidak langsung pun secara sadar dan tidak sadar melatih membantu meningkatkan daya numerasi siswa.

Membangkitkan Well Being Siswa dengan SEL

“Langkah pertama yang kami (kepala sekolah dan guru-guru) lakukan untuk mengimplementasikan konsep pembelajaran ala GSM adalah dengan mempersiapkan zona-zona di ruang kelas dan lingkungan sekolah, anak-anak merasa senang dengan perubahan yang kami buat. Terlebih, ketika kami membuat zona kehadiran itu anak termotivasi untuk datang tempat waktu ke sekolah. Mereka semua berebut supaya menjadi urutan pertama datang di sekolah” Kata Bu Irma.

GSM Sebagai Solusi Atas Pendidikan Saat Ini

Pembelajaran yang selama ini berjalan secara konvensional perlahan – lahan berubah menjadi pembelajaran daring atau online. Tentu dalam pembelajaran online ini memiliki kelebihan yaitu lebih efisien dari segi ruang dan waktu. Maraknya kasus pandemi yang ada di seluruh dunia secara tidak langsung mengakibatkan kemajuan yang progresif pada industri di seluruh dunia. Industri yang semula adalah industri 4.0 perlahan – lahan berubah menjadi industri 5.0. Tentu hal ini berakibat panjang pada pendidikan di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia.

Berubah dari Hal yang Sederhana!

Ketika tiba kembali ke kota asalnya yakni Cirebon, Bu Dewi langsung bergerak untuk menciptakan perubahan yang tentunya bermodalkan bekal yang beliau bawa dari hasil study visit ke Yogyakarta. Langkah pertama yang Bu Dewi lakukan adalah dengan merubah suasana ruang kelas menjadi menarik. Ada pertanyaan yang terlontar ketika Bu Dewi berhasil mewujudkan ruang kelasnya menjadi lebih hidup, “Oh, oleh-oleh dari study visit GSM itu ngecat kelas ya bu?”, pertanyaan tersebut ternyata disambut dengan jawaban penuh bangga oleh Bu Dewi, “Yes, karena menggambar dengan cat di ruang kelas dan lingkungan sekolah adalah bagian dari menciptakan lingkungan positif yang bisa mengunggah imajinasi (daya khayal) dan juga sebagai stimulus sensorik anak-anak secara tidak langsung”.

Kesadaran Sebagai Wujud Esensial Seorang Siswa

Beberapa hari yang lalu, melalui media facebook GSM mengungkapkan postingan mengenai betapa baiknya anak didiknya Bu Ratih. Mereka adalah Zahra, Wawa, Syefa, dan Nayra. Mereka berempat membantu ibu gurunya yang tidak lain adalah Bu Ratih untuk peduli dengan lingkungan sekolah termasuk kelas sebagai tempat dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Menciptakan Ruang Kelas sebagai Tempat Berkespresi dan Berkreasi

ada kesempatan tersebut, Bu Maya mengangkat tema ‘cita-cita dan impian’. Anak-anak diberikan ruang untuk berekspresi dan berkreasi membuat topi impian, selanjutnya topi yang sudah berhasil dibuat diberikan tulisan berupa cita-cita dan impian masa depan. Ternyata, di balik berbagai jawaban yang diberikan oleh setiap anak, yang tentunya berbeda. Banyak kisah unik dan menarik yang berhasil menggelitik hati Bu Maya. Diantaranya, yaitu ada Mbak Qila yang memiliki cita-cita untuk menjadi gamers, namun tidak diberi dukungan oleh ayahnya dengan alasan game hanya akan menganggu proses belajarnya dan profesi menjadi gamers tidak menghasilkan uang. Sementara disisi lain, ada Mbak Lila yang bercita-cita menjadi idol namun lagi-lagi impiannya dilarang oleh ibunya karena menurut ibunya profesi idol adalah suatu pekerjaan yang aneh.

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.