GSM

Berubah dari Hal yang Sederhana!

Ketika tiba kembali ke kota asalnya yakni Cirebon, Bu Dewi langsung bergerak untuk menciptakan perubahan yang tentunya bermodalkan bekal yang beliau bawa dari hasil study visit ke Yogyakarta. Langkah pertama yang Bu Dewi lakukan adalah dengan merubah suasana ruang kelas menjadi menarik. Ada pertanyaan yang terlontar ketika Bu Dewi berhasil mewujudkan ruang kelasnya menjadi lebih hidup, “Oh, oleh-oleh dari study visit GSM itu ngecat kelas ya bu?”, pertanyaan tersebut ternyata disambut dengan jawaban penuh bangga oleh Bu Dewi, “Yes, karena menggambar dengan cat di ruang kelas dan lingkungan sekolah adalah bagian dari menciptakan lingkungan positif yang bisa mengunggah imajinasi (daya khayal) dan juga sebagai stimulus sensorik anak-anak secara tidak langsung”.

Sekolah yang Ideal untuk Kesehatan Mental Siswa

Pendidikan merupakan kebutuhan yang esensial bagi semua orang. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang. Bahkan sudah banyak peraturan yang ada di Indonesia yang mengatur mengenai pentingnya pendidikan. Hal ini semakin memperkuat kedudukan atau eksistensi pendidikan bagi kebutuhan yang wajib dipenuhi.Salah satu jalan untuk dapat mengenyam pendidikan ialah dengan mengikuti lembaga formal yang memang bertugas dalam menyediakan pendidikan itu sendiri. Lembaga tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah sekolah. Namun, bagaimana gambaran sekolah kita saat ini?

Menciptakan Ruang Kelas sebagai Tempat Berkespresi dan Berkreasi

ada kesempatan tersebut, Bu Maya mengangkat tema ‘cita-cita dan impian’. Anak-anak diberikan ruang untuk berekspresi dan berkreasi membuat topi impian, selanjutnya topi yang sudah berhasil dibuat diberikan tulisan berupa cita-cita dan impian masa depan. Ternyata, di balik berbagai jawaban yang diberikan oleh setiap anak, yang tentunya berbeda. Banyak kisah unik dan menarik yang berhasil menggelitik hati Bu Maya. Diantaranya, yaitu ada Mbak Qila yang memiliki cita-cita untuk menjadi gamers, namun tidak diberi dukungan oleh ayahnya dengan alasan game hanya akan menganggu proses belajarnya dan profesi menjadi gamers tidak menghasilkan uang. Sementara disisi lain, ada Mbak Lila yang bercita-cita menjadi idol namun lagi-lagi impiannya dilarang oleh ibunya karena menurut ibunya profesi idol adalah suatu pekerjaan yang aneh.

Bekerja dengan Hati, Mendidik dengan Hati

Di akhir, Pak Widodo menyampaikan closing statement yang sangat berkesan, “Ketika anda tidak berubah, artinya anda tidak tumbuh dan ketika anda tidak tumbuh, artinya sekolah anda tidak ada tanda kehidupan. Dan ketika kita mampu membawa perubahan pada anak-anak, percayalah itu bukan sekadar memberikan perubahan. Namun, kita berhasil menyelematkan kehidupan anak-anak, menyelamatkan generasi penerus bangsa”. Ujar Pak Widodo.

Lantas, mengetahui dengan membaca sedikit kisah Pak Widodo ini adakah frasa yang dapat menggambarkan profesi guru selain panggilan hati?

Sekolah yang Dirindukan

Tempo hari yang lalu, Gerakan Sekolah Menyenangkan melaksanakan visitasi ke SD N Pendulan. SD Negeri Pendulan merupakan salah satu SD yang terletak di Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Di sana, para guru GSM bertemu dengan beberapa siswa dan langsung meminta pendapat mereka terkait dengan sekolah mereka saat ini.

Menjadi Pendidik Bukan Pengajar

Menjadi pendidik tidak sama dengan menjadi pengajar. Mengapa dapat dikatakan demikian? Sebab upaya mendidik merupakan suatu proses panjang berkaitan dengan menanamkan karakter baik pada diri anak didik. Sedangkan mengajar merupakan aktivitas mengisi, di mana pengajar hanya menyuguhkan pengetahuan (transfer of knowledge) tanpa adanya value.

Tiga Bagian Besar Sebagai Titik Balik Perjalan Spiritual Pak Rizal

Dalam Festival Sekolah Menyenangkan, pak Rizal selaku founder GSM menyampaikan tiga bagian besar sebagai titik balik dan juga perjalanan spiritualnya yang hingga saat ini terus beliau arungi. Pada bagian pertama, beliau menyebutnya sebagai cermin masa lalu yang kemudian terkoneksi sebagai penemuan titik balik. Kilas balik tersebut, beliau bagikan dalam pidatonya yang terangkum dalam tulisan ini.

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.