GSM

Dari GSM untuk Siswa SMK

Sabtu, 4 Desember 2021 Gerakan Sekolah Menyenangkan membuat suatu gerakan bersama sahabat muda GSM untuk anak SMK. Berawal dari keresahan siswa SMK yang belum kenal secara utuh dengan dirinya sendiri, belum mengetahui rencana kedepan yang akan dilakukan, hingga bingung “salah jurusan nggak ya?”, maka gerakan sekolah menyenangkan mengadakan Kelas Sekolah Menyenangkan #2 yang dihadiri lebih dari 500 siswa SMK di seluruh Indonesia, dengan total 15 kelas. Kegiatan ini merupakan salah satu kontribusi gerakan sekolah menyenangkan yang bekerjasama dengan ditjen vokasi serta mitras dudi untuk mewujudkan pendidikan yang memanusiakan manusia secara utuh. Jika biasanya, kami bergerak bersama kepala sekolah dan guru, kini kami mulai menyentuh siswa secara langsung.

Bagi Pak Ali GSM Menjawab Tantangan era VUCA

Selama hampir kurang lebih 14 tahun menjadi seorang pendidik, Pak Ali merasakan perubahan yang begitu besar pada kebijakan pendidikan di Indonesia. Namun sayangnya, kebijakan tersebut tidak dibarengi dengan filosofis pendidikan sebagai dasarnya. Pertemuan Pak Ali dengan GSM di tahun 2019 merupakan pertemuan yang dirasa dapat menjawab kegundahan Pak Ali. Pak Ali menganalogikan GSM seperti solusi dari kegundahan yang terjadi dalam kebijakan pendidikan Indonesia saat ini.

Pak Sofyan dan Skenario Pembelajaran GSM

Hal ini menjadi tantangan bagi Pak Sofyan. Pak Sofyan berusaha mencari cara untuk dapat menyadarkan para guru terkait penerapan GSM dalam pembelajaran. Pak Sofyan tentunya tidak bergerak sendiri, beliau bersama Bu Rini dan juga Bu Anik selaku kepala sekolah bersama-sama menyusun cara untuk mengajak para guru di SMKN 1 Pandji Situbondo. Akhirnya, selaku wakil kepala kurikulum, Pak Sofyan membuat sebuah skenario pembelajaran. Pak Sofyan memahami standar-standar yang harus ada dalam pembelajaran di kelas, pemahaman ini dimanfaatkannya untuk membantu para guru membuat pembelajaran yang menerapkan GSM di dalamnya, namun capaian serta kurikulum yang ada tetap terpenuhi.

Hadirnya Cak Ali di Ruang Kelas dan Ruang Kebatinan Siswa

Hal yang disadari Cak Ali adalah Pak Agus tidak hanya hadir di ruang kelas, namun juga hadir di ruang kebatinan siswanya. Bagi Cak Ali, hadir di ruang kebatinan siswa merucakan hal yang jarang sekali ia temui di guru-guru. Padahal ketika guru mampu untuk hadir di ruang kebatinan siswa, dapat meningkatkan prestasi hingga menumbuhkan keinginan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat pada diri siswa. Bersama GSM, Cak Ali menemukan Pak Agus lainnya dari banyak sekolah di seluruh Indonesia. Cak Ali terharu bisa menemukan gerakan yang menuntun kodrat manusia yang bermanfaat dan menjadi manusia yang seutuhnya. Perjalanan spiritual menjadi guru yang dimiliki oleh Cak Ali sejak ia sekolah menjadi semakin lengkap ketika bertemu dengan GSM.

Ice Breaking Menjadi Momen Pertama Pak Faiz Mengenal GSM

Menurutnya, “Tentu saja kalau hanya dengan Ice Breaking, saya perlu memutar otak untuk mendapatkan inspirasi Ice Breaking yang menarik lainnya.” Seperti itu jelasnya. Setelahnya, beliau mendapat penjelasan bahwa kegiatan tersebut hanya sebagai kegiatan yang dilakukan di awal atau di sela – sela pembelajaran supaya anak – anak merasa tidak bosan. Sejak saat itu, beliau terus tertarik dengan GSM dan menerapkan pembelajaran yang menyenangkan.

Pak Abing: Mencari Hal yang Menyusahkan Sebelum Menyenangkan

Pengalaman menjadi guru yang dimiliki oleh Pak Abing semakin lengkap ketika bertemu dengan GSM. Pertama kali mengikuti diklat GSM, satu hal yang muncul di kepala Pak Abing, yaitu GSM kepanjangan dari Gerakan Sekolah Menyusahkan. Pak Abing merasa kesulitan untuk memahami apa yang dimaksud dengan “Menyenangkan”, baginya sebelum ia dapat merasakan hal menyenangkan perlu adanya hal menyusahkan terlebih dahulu.

Penguatan Kembali Pembelajaran Asyik Pak Dimas Melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan

Ada banyak kisah menarik dibalik perkenalan guru – guru dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan. Tidak hanya menarik, tetapi juga membawa pengaruh baik. Seperti perkenalan pak Dimas Kurniawan dengan GSM melalui bu Anik Sudiartini yang pada saat itu menjadi kepala sekolah di tempat pak Dimas mengajar, yaitu SMKN 1 Pandji Situbondo. Pak Dimas menceritakan bahwa bu Anik telah menyebarkan virus kebaikan.

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.