GSM

Ketulusan Hati Membawa Bu Anik Tiba di Maluku

Bu Anik merupakan seseorang yang merealisasikan visi GSM dengan terus bergerak dengan hati yang tulus menarasikan perubahan paradigma pendidikan melalui workshop di sekolah-sekolah. Bu Anik tidak ingin berubah sendirian, Bu Anik bertekad untuk merubah eksositem sekolah dengan praktik pembelajaran yang menyenangkan ini dapat dilaksanakan di seluruh pelosok negeri, tidak hanya terbatas pada Pulau Jawa saja.

Melihat Praktik Pembelajaran Menyenangkan di SMK N 3 Sorong

Awal kisah SMK N 3 Sorong memutuskan untuk berjalan bersama GSM adalah pihak dari SMK N 3 Sorong tidak sengaja untuk mengikuti visitasi menyenangkan ke beberapa sekolah yang memang sudah diketahui lebih dulu bergabung dan menerapkan nilai – nilai GSM. Sekolah – sekolah tersebut di antaranya adalah SD N 2 Rejodani serta SMP N 2 Rejodani. Memang ketiga instansi tersebut berbeda jenjang tetapi pada akhirnya SMK N 3 Sorong berhasil mengadaptasi dan memodifikasi konsep GSM dari beberapa sekolah yang dikunjungi tadi.

Cross Teaching: Belajar Anti Garing!

”Memaknai GSM jangan sampai terjebak pada metodologi atau contoh-contoh, ketika bapak ibu guru memaknai GSM sebagai sebuah jalan baru bagi pendidikan, maka bapak ibu guru akan mampu menciptakan sendiri metode-metode apapun yang menjadi ciri khas bapak ibu sendiri. Kerana apa? Metodologi itu akan using, akan terus ada metodologi baru”. Lebih lanjut, Pak Ali juga menyatakan bahwa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan dua hal yaitu, kebermaknaan dan kebermanfaatan.

Berbagi dan Menginspirasi Melalui Narasi Bu Oka

Seperti yang kita ketahui bersama saat ini bahwa Gerakan Sekolah Menyenangkan tumbuh dari pengalaman yang dialami oleh Mas Rizal dan Bu Novi ketika menempuh studi doktoral di luar negeri. Pengalaman itu berupa pendidikan Australia yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, GSM menjadi inisiasi dari Mas Rizal dan Bu Novi untuk mengubah mekanisme pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Berlatih Numerasi dengan Pianika Ala Pak Aji

Berangkat dari temuan data dan permasalahan nyata yang dialami tersebut, Pak Aji Wibowo, beliau merupakan guru dari SD N Panasan Kabupaten Sleman sekaligus guru yang aktif terlibat dalam komunitas GSM menghadirkan pembelajaran numerasi yang menyenangkan dengan menggunakan pianika, di mana dalam bermain alat musik tersebut secara langsung dan tidak langsung pun secara sadar dan tidak sadar melatih membantu meningkatkan daya numerasi siswa.

Membangkitkan Well Being Siswa dengan SEL

“Langkah pertama yang kami (kepala sekolah dan guru-guru) lakukan untuk mengimplementasikan konsep pembelajaran ala GSM adalah dengan mempersiapkan zona-zona di ruang kelas dan lingkungan sekolah, anak-anak merasa senang dengan perubahan yang kami buat. Terlebih, ketika kami membuat zona kehadiran itu anak termotivasi untuk datang tempat waktu ke sekolah. Mereka semua berebut supaya menjadi urutan pertama datang di sekolah” Kata Bu Irma.

GSM Sebagai Solusi Atas Pendidikan Saat Ini

Pembelajaran yang selama ini berjalan secara konvensional perlahan – lahan berubah menjadi pembelajaran daring atau online. Tentu dalam pembelajaran online ini memiliki kelebihan yaitu lebih efisien dari segi ruang dan waktu. Maraknya kasus pandemi yang ada di seluruh dunia secara tidak langsung mengakibatkan kemajuan yang progresif pada industri di seluruh dunia. Industri yang semula adalah industri 4.0 perlahan – lahan berubah menjadi industri 5.0. Tentu hal ini berakibat panjang pada pendidikan di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia.

Berubah dari Hal yang Sederhana!

Ketika tiba kembali ke kota asalnya yakni Cirebon, Bu Dewi langsung bergerak untuk menciptakan perubahan yang tentunya bermodalkan bekal yang beliau bawa dari hasil study visit ke Yogyakarta. Langkah pertama yang Bu Dewi lakukan adalah dengan merubah suasana ruang kelas menjadi menarik. Ada pertanyaan yang terlontar ketika Bu Dewi berhasil mewujudkan ruang kelasnya menjadi lebih hidup, “Oh, oleh-oleh dari study visit GSM itu ngecat kelas ya bu?”, pertanyaan tersebut ternyata disambut dengan jawaban penuh bangga oleh Bu Dewi, “Yes, karena menggambar dengan cat di ruang kelas dan lingkungan sekolah adalah bagian dari menciptakan lingkungan positif yang bisa mengunggah imajinasi (daya khayal) dan juga sebagai stimulus sensorik anak-anak secara tidak langsung”.

Sekolah yang Ideal untuk Kesehatan Mental Siswa

Pendidikan merupakan kebutuhan yang esensial bagi semua orang. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang. Bahkan sudah banyak peraturan yang ada di Indonesia yang mengatur mengenai pentingnya pendidikan. Hal ini semakin memperkuat kedudukan atau eksistensi pendidikan bagi kebutuhan yang wajib dipenuhi.Salah satu jalan untuk dapat mengenyam pendidikan ialah dengan mengikuti lembaga formal yang memang bertugas dalam menyediakan pendidikan itu sendiri. Lembaga tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah sekolah. Namun, bagaimana gambaran sekolah kita saat ini?

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.